Bersabar dalam Pencobaan

0
293 views
Ilustrasi - Ist

PENCOBAAN hidup menguji manusia. Makin bersungguh-sungguh menjalani hidup secara baik dan benar, makin besar tantangannya. Karena itu, orang yang mengabdi Tuhan tidak lepas dari pencobaan (Sirakh 2: 1).

Orang yang ingin melayani Tuhan mesti melakukannya secara tulus, teguh, dan dengan kesetiaan. Sumber kekuatannya ialah fokus pada kehendak Tuhan dan konsisten.

Selanjutnya, dia mesti tinggal dekat dengan Tuhan. Dialah yang memberi kekuatan dan tidak akan melupakan orang-orang benar. Lari dari masalah tidak akan menyelesaikannya. Malah kadang lebih memperburuk situasi.

Orang diajak untuk takut kepada Tuhan (Sirakh 2: 8). Takut berarti memasrahkan diri seutuhnya kepada Tuhan yang sanggup melakukan segala yang melampaui perhitungan dan kemampuan manusia.

Akhirnya, mereka mesti siap juga menerima penghinaan (Sirakh 2: 5). Bagi mereka yang dekat dengan Tuhan, penghinaan itu murni pengalaman eksternal yang tidak dapat merampas martabatnya sebagai manusia.

Banyak orang yang dihina dan direndahkan karena berbuat baik dan benar akhirnya dijunjung tinggi (Filipi 2: 8-9). Tuhan Yesus telah bersedia menanggung salib dan direndahkan (Markus 9: 31).

“Siapa gerangan percaya pada Tuhan lalu dikecewakan, siapa bertekun dalam ketakutan kepada-Nya dan telah ditinggalkan, atau siapa berseru kepada-Nya lalu tidak dihiraukan oleh-Nya?” (Sirakh 2: 10).

Bacaan hari ini (Sirakh 2: 1-11) menggarisbawahi pengalaman hidup orang benar yang mengabdi Tuhan.

Mereka menghadapi banyak tantangan dan pencobaan. Mereka diajak bersabar dalam pencobaan, karena Tuhan mengganjar mereka yang tekun setia hingga akhir.

“Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan, dan Ia akan bertindak.” (Mazmur 37: 5).

Selasa, 21 Februari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here