Bingung Hadapi Generasi “Now” Millennial? Memilih Satu dari Dua Opsi: Paycheck vs. Purpose (3)

0
546 views
Cripingan Merto bersama Krisna di Jakarta 6 Desember 2017. (Mathias Hariyadi)

KITA mulai dulu dengan semacam perbandingan etos kerja dan sistem tata nilai hidup antara Generasi Sepuh vs. Generasi Millenial “Zaman Now”.

Dulu, kata Krisna, orang suka dan terobsesi oleh ambisi hidup ingin mengejar apa yang sering disebut dengan terminologi ‘paycheck’.

Orang habis-habisan bekerja demi meraih prestasi. Dan prestasi itu akhirnya dinominalkan dalam bentuk seberapa banyak orang berkerja di kantor atau di mana pun lalu bisa membawa pulang sejumlah uang tertentu.

Cripingan Merto bersama Krisna di Jakarta 6 Desember 2017. (Mathias Hariyadi)

Paycheck vs. Purpose

Kali ini, kata Krisna,  Generasi Millenial sudah tidak lagi suka berorientasi pada ‘paycheck’. Lebih dari itu, Generasi Millenial  “Zaman Now” kini lebih suka mengadopsi paham hidup yang mau kita istilahkan sebagai ‘purpose’.

Bagi Generasi Millenial ini, paycheck kini bukanlah yang utama dan sangat penting dalam kesehariannya bekerja, melainkan apakah pekerjaan itu merespon  purpose — mengejar nilai kehidupan.

Nah, kalau tata nilai hidup sudah bergeser mengisi kepala Generasi Millenial, maka konsep mereka tentang apa itu majikan atau bos di kantor juga akan berubah.

Bekerja bukan semata-mata mengejar paycheck, melainkan menyukainya karena satu-dua motivasi hidup tertentu: sebuah purpose. (Ilustrasi/Ist)

Bagi Generasi Millenial “Zaman Now”, pemilik atau pemimpin perusahaan diharapkan bukan berperilaku sebagai ‘majikan’ atau ‘bos’, tetapi dipersepsikan agar bisa juga mampu menata diri sebagai leader. Bukan sekedar boss yang suka memerintah sana-sini dan paling rajin ngedumel manakala keinginannya tidak kesampaian.

Generasi sebelumnya suka sekali menyasar kelemahan anak buahnya dan menunjuk-nunjuk atas apa yang perlu segera diperbaiki. Sekarang ini, pola kepemimpinan seperti itu sudah sangat usang.

Baca juga: Bingung Hadapi Generasi “Now” Millenial? Mulai Saja dengan Kosep VUCA dan FAANG (2)

Generasi Millenial “Zaman Now’ ini membutuhkan model ‘terapi’ pendekatan berbeda. Alih-alih menunjukkan weaknesses alias kelemahan mereka,  Generasi Millenial ini membutuhkan ‘sentuhan’ yang lebih positif yakni dengan menonjolkan strength atau kekuatannya.

Mengapa demikian?

Generasi Millenial “Zaman Now” ini sudah sedari kecil dan di dalam keluarga modern sudah sangat mengakrabi ragam kehidupan yang jelas-jelas berbeda dibanding Generasi Sepuh. Anak-anak muda “Zaman Now” ini sejak mereka kecil sudah akrab dan telanjur suka hati dengan berbagai pujian dan bentuk penghargaan yang layak mereka terima.

Hal itu bisa dilihat dari model pendidikan sekarang ini yang lebih menekankan penghargaan terhadap keunikan setiap murid; selalu dicari cara memberi apresiasi atas prestasi setiap anak, seberapa kecil pun.

Misalnya ada kategori siswa teladan pekan ini, karena ia selalu bisa hadir tepat waktu; siswa paling rapi dll. (Berlanjut)

Additional report & Editor: Mathias Hariyadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here