Buah-Buah Pertobatan dalam Pekerjaan dan Pelayanan

2
822 views
Ilustrasi -- Pertobatan (Ist)

KEHIDUPAN manusia, bukan berada di surga yang tanpa cacat, melainkan nyata di dunia. Dunia menawari aneka kekuasaan, kekayaan, dan kenikmatan.

Godaan itu, sudah pasti secara manusiawi merupakan tawaran menggiurkan. Akan tetapi perlu disadari, bahwa di balik tawaran-tawaran tersebut, manusia sesungguhnya sedang dikelilingi kuasa kegelapan, yang sewaktu-waktu dapat menghancurkan seperti “serigala” di antara kawanan “domba”.

Sungguh dosa mengelilingi, dan dapat melemahkan dimensi kekuatan manusia. Sang Putera, melalui kasih karunia-Nya yang besar, memberikan penegasan agar manusia bangkit dari keterpurukan.

Sejalan dengan itu, Rasul Yakobus secara eksplisit mengatakan, “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa, dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati.” (Yak 4:8).

Ilustrasi – Main catur untuk bisa mawas diri (ist)

Melatih kepekaan rohani

Tuhan melalui misteri inkarnasi berusaha menyelamatkan manusia secara langsung. Dia begitu aktif bertindak, dan dari pihak “kefanaan” manusia perlu datang ke hadapan-Nya. Sapaan Tuhan merupakan undangan kehadiran agar manusia kembali kepada-Nya.

Tuhan Allah tidak hanya jauh, melampaui segalanya, tetapi juga begitu amat dekat di dalam diri manusia. Rasul Paulus mengatakan, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor 3:16).

Manusia patut bersyukur, dan merasakan kebahagiaan ketika dalam dirinya ada kedekatan dengan yang ilahi. Kedekatan dengan Tuhan, membuat kepekaan rohaniah manusia terlatih membaca aneka isyarat kesucian.

Kepekaan rohaniah demikian, mampu menggali kedalaman spiritualitas yang begitu nyata.

Peziarahan manusia, meski tidak mudah dan berliku, Tuhan dengan cara-Nya yang khas berupaya memberikan berkat-Nya. Mereka yang direndahkan akan ditinggikan pada waktunya. Mereka yang merasa gagal akan mendapatkan keberhasilan pada saatnya.

Ilustrasi – Bertobat. (Ist)

Pertobatan

Orang yang bertobat, dalam dirinya muncul semangat kerendahan hati. Keadaan merasa tidak pantas, tetapi diampuni, dan dikasihi Tuhan membuat orang menjadi sadar diri akan segala kerapuhan yang dimiliki.

Oleh karenanya, semangat kerendahan hati dalam tindakan perlu terus diupayakan. Api kerendahan hati jangan sampai terpadamkan oleh ego dan kesombongan manusia.

Tuhan melindungi orang yang rendah hati dari rasa malu, dan memberikan berkat yang melimpah. Meski kadang sulit memahami rencana Tuhan, namun pola kasih-Nya tetap dirasakan sebagai anugerah yang melimpah.

Dalam panduan kehendak-Nya manusia dituntun pada jalan kebenaran.

Kesombongan jadikan manusia “mandul”

Pater Mathias Wolff SJ (1779-1857), imam Jesuit pendiri Kongregasi Suster Jesus Maria Joseph (SJMJ), antara lain pernah mengatakan bahwa kesombongan menjadikan rahmat bekerja tidak efektif.

Kesombongan, dan ketamakan membuat si bungsu hilang, menjual harta miliknya, lalu mabuk dengan kesenangan duniawi, berpesta pora, dan kehilangan arah orientasi hidupnya, hingga akhirnya jatuh miskin lalu menyesal, dan mau kembali ke rumah sang Bapa.

Kisah kembalinya si anak bungsu yang hilang, karena dosa dan kesalahan menjadi momentum penting pemaknaan akan kerahiman Allah. Si bungsu yang hilang, ditemukan kembali oleh Bapa.

Pater Matthias Wolf SJ, pendiri Kongregasi Suster Jesus Maria Joseph (SJMJ)

Dalam analisis Tympas (2017) umat Kristiani dapat memahami saat si bungsu yang hilang menerima kegagalan dan mengakui dosa, mencari rekonsiliasi dengan Bapa.

Transformasi demikian mengarah pada pola pikir baru yang selaras dengan kasih Tuhan; membina hubungan spiritual yang mengatasi keterasingan; dan keputusasaan.

Pertobatan dan pengakuan saling terkait, penting untuk memulihkan ikatan yang rusak dengan Tuhan setelah pertobatan esensial, memungkinkan partisipasi dalam kasih karunia-Nya.

Realitas historis menunjukkan bahwa orang menyesal, bertobat, mohon ampun, segera setelahnya merasa diteguhkan, dikuatkan, dan akhirnya merasakan sukacita belas kasih Tuhan.

Manusia memang mengalami pasang surut, jatuh bangun, dan berliku-liku. Akan tetapi, jika manusia membiarkan diri dibimbing oleh Roh Kristus, mereka akan kembali menemukan jalan kebenaran pada saat jatuh terpuruk dalam lebah kegelapan.

Jatuh, bangkit, dan berbuah

Ada beberapa pengalaman manusia, yang jatuh, dan kemudian berbuah, dan melanjutkan karya misi pengutusan.

Nabi Yunus dimuntahkan di pantai, by Antonius Wierix, 1555-1604

Pertama, kisah Yunus.

Pengalaman Yunus adalah realitas yang bisa terjadi pada siapa saja. Seseorang bisa jadi merasa enggan dengan panggilan perutusan, dan kemudian melarikan diri dari Tuhan. Menghindar, karena di dalam dirinya ada ketakutan, dan juga ketidakmampuan. Tuhan memanggil manusia karena di dalam diri ciptaan ada potensi. Akan tetapi, justru dari pihak manusia, sering kali meragukan kemampuan diri sendiri.

Yunus menyadari kekeliruan atas pilihan atas keputusan yang diambil, ketika diamuk oleh badai di tengah laut. Pengakuan Yunus sebagai penyebab prahara, membuat dia mengambil sikap tegas untuk berani memikul tanggung jawab, dan resiko yang dialami. Kesadaran diri dalam “pertobatan” Yunus, membuat dirinya bersedia melanjutkan tugas misi yang diemban.

Ilustrasi – Patung pertobatan Saulus menjadi Paulus di kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta. (Titch TV/Mathias Hariyadi)

Kedua, kisah Saulus menjadi Paulus.

Pertobatan Paulus dalam banyak segi menyadarkan banyak orang percaya bahwa Allah berkehendak kuat penuh belas kasih, agar umat manusia dapat diselamatkan. Hal itu masuk akal mengingat manusia adalah milik-Nya.

Betapa pun hina manusia karena dosa dan kesalahan, Allah tetap menunjukkan belas kasih-Nya agar kita kembali kepada Dia yang mengasihi. Oleh karenanya, bertobat, dan mengikuti kehendak Tuhan merupakan cara terbaik menapaki kembali jalan yang sudah ditunjuk oleh-Nya.

Petrus menyangkal Yesus by gerrit-van-honthorst

Ketiga, kisah Petrus yang menyangkal Yesus sebanyak tiga kali.

Petrus bertobat, setelah mendengar ayam jago berkokok seperti yang telah di-nubuat-kan Yesus.

Pertobatan Petrus, mengubah dirinya yang awalnya diwarnai ketakutan menjadi keberanian untuk bersaksi mewartakan kabar gembira.

Petrus dipilih Tuhan untuk menjadi rasul-Nya, bahkan dia diberikan tanggungjawab untuk menggembalakan domba-domba-Nya.

Yesus mengajak Petrus berubah, beralih dari eros ke kasih agape, menjadi pribadi yang hidup dalam Roh.

Menuju kesadaran transformatif

Pertobatan sungguh mengubah, bahkan dapat menyadarkan seseorang untuk menjadi pemimpin bagi diri sendiri maupun sesama.

Pertobatan, mengambil alih kelemahan, ketakutan menjadi kekuatan, sekaligus keberanian.

Dalam analisis Caldwell (2011) para pemimpin modern perlu memahami dan memanfaatkan aspek pertobatan yang melibatkan kesediaan untuk secara konsisten memperjuangkan kebenaran lebih mendalam dan memenuhi tanggung jawab kepada orang lain.

Para pemimpin masa depan hendaknya mencontohkan dedikasi pada keunggulan dan pencarian kebenaran, dasar pertobatan, peningkatan berkelanjutan, dan perilaku etis.

Ilustrasi: Tetap melangkah maju. (Ist)

Caldwell mengutip gagasan Cameron (2003), Covey (2004) bahwa hanya melalui pengejaran prinsip-prinsip luhur para pemimpin dan organisasi dapat membangun identitas mereka dan berkembang secara efektif dalam ekonomi global kontemporer

Sebagai catatan akhir, pertobatan dalam realitas sesungguhnya berbuah.

Buah-buah yang dapat dirasakan langsung oleh orang bertobat adalah transformasi diri menjadi pribadi yang lebih berbudi luhur, berkarakter, dan berkualitas.

Orang yang terbuka pada pertobatan bersedia belajar mengembangkan diri secara magis. Lewat semangat magis, mereka bersaksi lewat pikiran, perkataan, dan perbuatan demi semakin besar-Nya kemuliaan Allah.

Pemimpin yang bertobat, dengan kesungguhan hati memberikan pelayanan berkualitas kepada sesama.

Semoga semakin banyak orang bertobat, dan menjadi pemimpin sekaligus pelayan yang berani menyuarakan kebaikan luhur melalui pekerjaan dan pelayanan nyata di dalam hidup keseharian.

Baca juga: Sangat Penting dan Stategis Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Pendampingan Murid

2 COMMENTS

  1. Sepertinya pertobatan itu dilalui setiap hari, nyatanya keangkuhan dan kesombongan diri yang justru menguasai diri kita. Artikel ini semakin memperkuat terlebih memahamkan arti pertobatan dan buah-buah yang Tuhan berikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here