Home BERITA Dalam Ketidakcukupan, Tuhan Nyatakan Kasih Karunia-Nya

Dalam Ketidakcukupan, Tuhan Nyatakan Kasih Karunia-Nya

0
2,145 views
Ilustrasi: Jangan kau tolak kasih karunia Tuhan Yesus

Jumat, 2 Mei 2025

Kis 5:34-42
Mzm 27:1,4,13-14
Yoh 6:1-15

SERING kali dalam hidup, kita dihadapkan pada situasi yang membuat kita merasa kecil dan tidak berdaya.

Kita merasa tidak cukup kuat untuk menanggung beban, tidak cukup pintar untuk menemukan solusi, tidak cukup baik untuk layak dikasihi, atau tidak cukup punya sumber daya untuk menjawab kebutuhan yang mendesak.

Rasa “tidak cukup” itu bisa menjadi tembok yang menghalangi langkah, mengikis semangat, dan memadamkan harapan.

Dalam kelemahan kita, Tuhan hadir. Bukan untuk menuntut kita menjadi sempurna, tetapi untuk mengisi kekurangan kita dengan kasih dan kuasa-Nya.

Tuhan tidak menunggu kita sampai kita merasa cukup baru Ia mau bekerja. Justru dalam ketidakcukupan itulah Dia menyatakan kasih karunia-Nya.

Saatnya kita berhenti fokus pada kekurangan kita, dan mulai mempercayakan yang ada pada kita ke dalam tangan Tuhan. Karena di tangan-Nya, yang sedikit bisa menjadi cukup, yang biasa bisa menjadi luar biasa, dan yang tak berarti bisa menjadi berkat bagi banyak orang.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Jawab Filipus kepada-Nya: Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.”

Dalam Injil, kita membaca kisah lima roti dan dua ikan yang diberikan oleh seorang anak kecil kepada Yesus.

Di tangan manusia, itu tidak cukup untuk memberi makan ribuan orang. Tapi di tangan Yesus, yang sedikit itu menjadi berkat yang berlimpah, cukup bahkan sampai bersisa.

Sungguh apa yang terjadi ini bukan hanya cerita tentang mukjizat, tapi juga tentang iman dan penyerahan.

Kuncinya bukan pada seberapa banyak yang kita punya, tapi pada kepada siapa kita menyerahkan hidup kita. Ketika kita meletakkan segala yang kita miliki di tangan Yesus, Dia sanggup melipatgandakannya.

Talenta kecil bisa menjadi karya besar. Waktu yang singkat bisa menjadi momen penuh rahmat. Hati yang lelah bisa menjadi sumber penghiburan bagi sesama.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku telah menyerahkan hidupku pada Tuhan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here