Gotong Royong Wujud Iman

0
439 views
Umat lingkungan dan warga sekitar bergotong-royong melakukan bedah rumah Danpamis (Dok. Paroki Wedi Klaten)

Puncta 13.01.23
Jumat Biasa I
Markus 2:1-12

DALAM setiap peristiwa bencana, entah gempa bumi, banjir, tanah longsor, tsunami atau kebakaran, warga langsung cepat-cepat membantu.

Mereka ikut bergotong royong meringankan beban penderitaan para korban.

Ada yang membuat dapur umum, mengumpulkan para pengungsi, menolong yang terluka, bikin posko tanggap darurat atau membagikan sembako bagi yang terdampak.

Pokoknya, korban harus segera ditangani dan dibantu kehidupannya.

Tapi juga ada kelompok orang yang berpikir sempit soal agama. Tidak mau menerima sumbangan tenda atau selimut dengan label kelompok tertentu. Ada yang masih berpikir tentang kafir, haram dan kelompokisme. Menganggap sumbangan atau bantuan dari orang lain tidak halal.

Dari Injil Markus dikisahkan beberapa orang datang dengan membawa seorang lumpuh kepada Yesus.

Orang-orang ini tidak berpikir tentang najis, haram atau dosa. Mereka tidak memikirkan apa latar belakang si lumpuh itu. Yang mereka tahu orang itu butuh pertolongan.

Orang Yahudi umumnya memandang orang menderita itu karena kutukan Tuhan karena dosanya. Jadi orang lumpuh, buta, bisu, tuli adalah orang berdosa.

Kalau menyentuh orang seperti itu nanti bisa najis, kotor dan tidak boleh ikut sembahyang di sinagoga.

Empat orang yang menggotong si lumpuh itu tidak berpikir sempit seperti para ahli Taurat. Kemanusiaan mereka tergerak oleh belas kasihan untuk menolong.

Maka mereka membawanya ke depan kaki Yesus dengan menurunkan tilam dari atas atap.

Melihat usaha dan keyakinan mereka, Yesus berkata kepada si lumpuh, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”

Ahli-Ahli Taurat merasa terusik dengan kata-kata Yesus itu. Mereka menuduh Yesus menghojat Allah. Sebab hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Tersinggunglah mereka para ahli kitab suci itu.

Namun Yesus tahu pikiran busuk mereka. Yesus membuktikan bahwa Ia tidak hanya berkuasa mengampuni dosa, tetapi juga menyembuhkan si lumpuh itu.

Maka Dia berkata, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”

Mereka tidak paham bahwa Yesus berasal dari Allah. Ia berkuasa mengampuni dosa.

Jika dosa di dalam hati yang terdalam saja bisa disembuhkan, apalagi penyakit fisik yang kelihatan di luar, pastilah Tuhan berkuasa menyembuhkannya.

Iman kitalah yang memungkinkan kuasa Tuhan berkarya. Karena iman kita, Tuhan bertindak mengampuni dan menyembuhkan segala penyakit kita.

Apalagi jika kita bersama-sama menunjukkan iman di hadapan Tuhan seperti empat orang yang bergotong-royong membantu si lumpuh tadi. Tuhan akan segera bertindak.

Marilah kita saling menguatkan dalam iman dan bergotong-royong saling membantu, tanpa harus melihat latar belakang siapa yang butuh bantuan.

Di hadapan Tuhan, kita semua adalah sama makhluk ciptaan-Nya.

Melihat bunga mekar di dalam taman,
Warna-warni menambah keindahan.
Kasih sejati tidak membeda-bedakan,
Kita semua sama di hadapan Tuhan.

Cawas, mengasihi tanpa membedakan…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here