Bacaan 1: Keb 11:22 – 12:2
Bacaan 2: 2Tes 1:11 – 2:2
Injil: Luk 19:1-10
Dengan tumbangnya “Orde Baru” pada tahun 1998, maka bangsa Indonesia banyak melakukan ‘reformasi’. Salah satunya adalah memberantas budaya korupsi yang sangat merajalela.
Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) adalah sebagai wujud semangat untuk memberantas budaya korupsi tersebut. Sejak itu, satu per satu koruptor mulai ditangkap.
Korupsi rupanya bukan penyakit baru di bumi, hal tersebut rupanya juga terjadi paling tidak 2000-an tahun lalu.
Dalam Kitab Suci, para pemungut cukai dapat diidentifikasi sebagai orang berdosa karena dalam menjalankan pekerjaannya kerap tidak jujur, memungut lebih dari yang seharusnya (korupsi). Sehingga hal itu dianggap menyengsarakan rakyat.
Dalam tradisi Yahudi, orang berdosa harus dipisahkan (disingkiri atau dijauhi), tidak perlu diajak berteman.
Namun Zakheus tidak menyerah disingkiri masyarakat Yahudi dan dianggap pendosa. Ia tidak pernah kehilangan harapan hidup, ia bahkan berusaha keras meraih kembali harapan tersebut dengan berlari dan memanjat pohon (karena pendek badannya) saat Yesus lewat.
Tidak cukup disitu, Zakheus melanjutkannya dengan pertobatan saat Yesus menumpang dirumahnya.
“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Meski dianggap pendosa ia tetap patuh pada aturan Hukum Taurat Keluaran 22:1.
Kehadiran Tuhan Yesus di rumahnya telah mengubah hidupnya dan mendapatkan kembali harapan Keselamatan Allah.
Tuhan memang tidak pernah membenci dan dendam pada ciptaan-Nya yang memberontak. Dia terus mencari mereka yang tersesat untuk diajak kembali kepada-Nya.
“…karena Engkau berkuasa akan segala sesuatu, maka semua orang Kau kasihani, dan dosa manusia tidak Kau perhatikan, supaya mereka bertobat.
Sebab Engkau mengasihi segala yang ada, dan Engkau tidak benci kepada barang apapun yang telah Kaubuat. Sebab andaikata sesuatu Kaubenci, niscaya tidak Kauciptakan.”
Demikian peneguhan penulis Kitab Kebijaksanaan Salomo.
Rasul Paulus juga memberikan peneguhan bagi jemaat Tesalonika yang telah bertobat dari kekafirannya, lewat doa yang terus-menerus ia panjatkan kepada Tuhan.
Supaya mereka layak dihadapan-Nya dan diberi kekuatan untuk terus berbuat baik dan pekerjaan imannya disempurnakan.
Pesan hari ini
Setiap orang memang berdosa (kecuali Tuhan Yesus dan Bunda Maria), namun bukan berarti harus kehilangan harapan. Berlarilah menyambut kehadiran Tuhan Yesus di rumahmu, sebab Ia akan mengubahkan hidupmu melalui pertobatanmu.
“Sangkal dirimu untuk mengikuti Kristus; disiplinkan tubuhmu; jangan memanjakan diri sendiri, tapi cinta puasa.”