REUNI terpadu Warga Negara Indonesia di Brasil telah berlangsung sejak tanggal 30 Januari 2023 di KBRI di Brasília. Peserta reuni disambut hangat dengan sarapan pagi bersama dalam aneka hidangan lezat di atas meja.
Situasi persaudaraan “Bhinneka Tunggal Ika” ini dikukuhkan dengan sapaan hangat yang diperkaya melalui refleksi ke-Indonesia-an oleh Pastor Budi Kleden SVD dalam kapasitasnya sebagai Superior General SVD.
Sambungan kontak langsung terjalin dari Roma ke Brasilia melalui video call.
Indonesia, rumah kita bersama
Terdapat tiga poin penting yang ditegaskan di antaranya:
- Indonesia sebagai rumah kita bersama.
- Indonesia sebagai locus pembentukan kepribadian dan toleransi.
- Indonesia sebagai wilayah yang menjadi tanggungjawab bersama.
Pastor Kleden SVD dengan mantap mengatakan, sebagai misionaris Indonesia di luar negeri, kita diharapkan membawa kepribadian kita sebagai religius dengan spritualitas Kongregasi masing-masing; lengkap dengan ciri ke-Indonesia-an kita.
Sebagai Kongregasi, ungkap Pastor Kleden SVD, kita juga harus menunjukkan keutamaan-keutamaan Kristiani. Sebagai orang Indonesia, kita pun harus menunjukkan kepribadian yang tegas dan jiwa pekerja keras yang selalu berkomitmen akan tindakan-tindakan baik dan benar yang memang seharusnya dilakukan.
“Menjadi kewajiban bagi kita sebagai religius berbagi cinta dan kasih bagi mereka. Sebagai orang Indonesia di luar negeri, kita adalah para duta bangsa yang membawa ‘wajah’ kebhinekaan di tempat di mana kita diutus,” papar Pastor Budi Kleden SVD dari Generalat Societas Verbi Divini Roma.
Pesan dan refleksi kebangsaan paparan Pastor Budi Kleden SVD itu berlangsung di rumah dinas Dubes RI untuk Brasil: HE Edi Yusup.
Usai acara tersebut, para perserta reuni diarak menuju aula utama KBRI: untuk ikuti sesi pertemuan kedua.
Misionaris di Brasil: 49 religius dari 10 tarekat
Pertemuan ini digelar dengan tema “Misionaris Indonesia di Brasil dilihat dari luar”.
Sesi ini diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Lalu, doa ekumenis dipimpin oleh Pastor Agustinus Keraf SVD; dilanjutkan perkenalan para peserta reuni.
Reuni ini dihadiri 49 religius dari 10 tarekat religius yang berkarya di Indonesia. Yakni, Serikat Sabda Allah (SVD), Suster Misi Abdi Roh Kudus (SSpS), Sisters Divine Providence (SDP) Passionis (CP), Servas de Maria de Galeazza (SMG), Irmãs Discípulas de Jesus Eucarístico (DJE), Salesian Don Bosco (SDB), Serikat Xaverian (SX), Scalabrinian, O.Carm, dan OSC.
Setiap peserta diberi kesempatan memperkenalkan nama, asal, tahun kedatangan dan tempat misi. Sesi ini berlanjut dengan beberapa sambutan perwakilan dari beberapa pejabat KBRI di antaranya Dubes Edy Yusup.
Ia antara lain menekankan pentingnya “merawat” warga Indonesia Diaspora di Brasil; termasuk di dalamnya para WNI misionaris di Negeri Samba ini.
Dalam sambutannya, ia menyatakan kekaguman, kebanggaan, kegigihan, serta keuletan setiap misionaris Indonesia berkarya di Brasil. Ia juga menyampaikan ucapan limpah terimakasih atas kerjasama baik antara pihak KBRI dan para misionaris Indonesia di Brasil hingga reuni perdana ini akhirnya bisa terealisasi.
“Kita adalah duta-duta bangsa. Untuk mengharumkan nama Indonesia, kita membutuhkan kerjasama. Reuni ini sebagai langkah awal kerjasama kita mewujudkan persatuan dan kontribusi terbesar untuk mengharumkan nama Indonesia,” papar Dubes Edi Yusup.
Tahap kedua ini diakhiri dengan makan siang dan istirahat.
Sesi pertemua ketiga tentang kolaborasi, harapan, dan tantangan
Mulai pukul 15.00, pertemua sesi ketiga dimulai dengan menitikberatkan pada masyarakat, Gereja Brasil, dan misionaris Indonesia. Topiknya bicara tentang kolaborasi, harapan dan tantangan.
Sesi ini dipaparkan oleh tiga pemateri di antaranya:
- Mgr. Joel Portella Amado, perwakilan CNBB (Konferensi Nasional Para Uskup Brasil).
- Sr. Eliane Cordeiro de Souza, wakil CRB (Ketua Umum Asosiasi Kongregasi Religius Brasil).
- Pastor Antônio Djalma, wakil CENFI (Pusat Kursus Bahasa dan Budaya bagi para misionaris).
Kepada para peserta,Uskup Mgr. Joel menegaskan bahwa tindakan para WNI misionaris sampai meninggalkan tanahair Indonesia itu tidak akan serta-merta ‘mengeluarkan’ ke-Indonesi-an kita. Dunia membutuhkan kita sebagai misonaris.
“Kita memiliki Allah sama yaitu Sang Pencipta yang memberi damai. Untuk itu, kehadiran kita diharapkan selalu membawa damai bagi dunia,di mana kita berada dan diutus. Semoga di mana pun kita berada, kita selalu mempunyai harapan, kesabaran memperoleh dan menyebarkan kedamaian itu,” demikian harapan Mgr. Joel.
Sr. Eliane Cordeiro de Souza melanjutkan, tujuan utama menjalani hidup religius adalah melayani, bukan untuk dilayani.
“Tugas kita adalah untuk melanjutkan mimpi Allah. Untuk itu, kehadiran kita sebagai rohaniwan-rohaniwati -dan secara khusus sebagai misionaris asing berkarya di Brasil- adalah bersama-sama membangun Gereja di mana tempat kita berkarya,” ungkap suster biarawati Brasil.
Pastor Antônio Djalma mengatakan, Yesus adalah misionaris ulung kita. Kita adalah misionaris yang hadir dari budaya dan latar belakang yang berbeda, tetapi mempunyai hati untuk melayani.
“Dulu para misionaris asing datang dari Eropa, namun sekarang realitas telah berubah. Para misionaris asing sekarang kebayakan datang dari Asia,” ungkapnya.
Gereja hadir untuk mewartakan Injil dan kita adalah Gereja hidup yang siap bertindak dan melakukan misi Allah di tengah dunia yang penuh tantangan ini.
“Kita diharapkan selalu siap dengan perubahan zaman. Tindakan misi kita pun harus berubah. Toleransi dan dialog harus ada di dalam hati kita yang hadir di sini. Kalau tidak, kita tidak akan pernah berada di sini,” tegasnya.
Setelah paparan tiga materi ini, diadakan sesi tanya jawab. Ketiganya memberi jawaban, solusi, harapan, dan tantangan yang benar dan tepat.
Acara reuni ini berlanjut sampai tanggal 3 Februari. Menjadi menarik dan mengesankan, karena berhasil dikemas dengan berbagai agenda yang menampilkan ciri khas pemupuk rasa persatuan dan kebhinekaan bangsa Indonesia di Negeri Zamba ini.
Juga telah direncanakan temu kangen ini akan berakhir dengan malam pentas seni dan budaya di salah satu wilayah di Brasília.
Gelaran ini akan mementaskan aneka ragam nyayian, tarian dan tak kalah pentingnya menampilkan “Wonderful Indonesia “di tengah-tengah masyarakat Brasil.
Dengan itu maka sudah terlaksanalah kewajiban kami sebagai para misionaris dan duta-duta negara tercinta Indonesia. Karena itu, “Namamu akan selalu hidup dalam sanubari hati kami.”