Sketsa wajah teologi istana dan paras teologi yang penulis lukis dari kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia menyingkapkan kontras keduanya. Illah kekerasan bersarang dalam teologi istana. Sebaliknya Allah korban-penyintas kekerasan bersemayam dalam teologi rakyat. Sebagaimana teologi pembebasan yang dikembangkan Leonardo Boff adalah sekaligus scholarship dan life, [16] teologi rakyat Indonesia pertama-tama adalah kehidupan dan kemudian karya akademik.
Ia hidup dalam komunitas korban-penyintas yang melihat keterkaitan kisah penderitaan dan perjuangan mereka untuk keadilan, dengan Allah yang berbela rasa dengan korban-penyintas dalam teks-teks suci. Komunitas korban-penyintas membaca Kitab Suci bukan dari ruang yang steril dari pengalaman penderitaan dan perjuangan mereka.
Demokratisasi studi Kitab Suci, sebagaimana diundangkan para ahli kitab suci kontemporer seperti Elisabeth Schüssler Fiorenza, hendaknya semakin mengakui keberadaan mereka. Kelahiran teologi rakyat yang melukis harapan korban-penyintas untuk Indonesia yang semakin berperikemanusiaan korban-penyintas menandai ambuknya teologi istana.
Selesai
[1] Leonardo Boff, The Path to Hope: Fragments from a Theologian’s Journey, Trans. Phillip Berryman (Maryknoll, NY: Orbis Books, 1993), 41-2. 63-4. Untuk pengayakan akademis mengenai sakramentalitas ciptaan, penulis mempersilakan pembaca untuk mempelajari sendiri karya Leonardo Boff yang berjudul Sacraments of Life, Life of Sacraments: Story Theology yang telah tersedia terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
[2] Leonardo Boff, The Path to Hope, 33-4.
[3] Boff, 8; Leonardo Boff & Clodovis Boff, Introducing Liberation Theologies (Kentucky, TN: Burns & Oates, 1987), 2-3.
[4] Leonardo Boff, Jalan Salib Jalan Keadilan, 7.
[5] Leonardo Boff, The Path to Hope, 116-7.
[6] Leonardo Boff, Fundamentalism, Terrorism and the Future of Humanity Fundamentalism, Terrorism and the Future of Humanity, Translation and Notes: Alexandre Guilherme (London: SPCK, 2006), 15. 27. 30.
[7] Boff, The Path to Hope, 43-4; Leonardo Boff & Clodovis Boff, Introducing Liberation Theology, Trans. Paul Burns (Tunbridge Wells, Kent: Burns & Oates, 1987), 2-3.
[8] Leonardo Boff & Clodovis Boff, Introducing Liberation Theology, 3-4.
[9] Boff, the Path to Hope, 54.
[10] Matius 7, 25.27.
[11] Filipi 1, 21-2. 29.
[12] Maria Katarina Sumarsih, “Belajar Bertindak Kasih dalam Pengalaman Kekerasan,” dalam Majalah ROHANI No. 12, Tahun Ke-58, Desember 2011, 34.
[13] Ibidem.
[14] Yes 11,6.
[15] Matius 20, 25-6.
[16] Leonardo Boff, the Path to Hope, 33-7.