Lectio Divina 24.5.2024 – Kala Dunia Membencimu

0
11 views
Tatapan kebencian, by Hala Shahd

Sabtu. Minggu Paskah V, Hari Biasa (P)

  • Kis. 16:1-10
  • Mzm. 100:1-2.3.5
  • Yoh. 15:18-21

Lectio

18 “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. 19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

20 Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu. Jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.

21 Tetapi, semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia yang telah mengutus Aku.

Meditatio-Exegese

Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil

Timotius tumbuh dewasa di Listra dan sangat mungkin dipermandikan oleh Paulus dalam perjalanan misinya yang pertama. Ia menjadi sahabat setia Paulus dan menemani dalam perjalanan misi ke Yunani, Yerusalem dan Roma. Secara khusus Paulus menulis dua surat untuk anak rohaninya yang menjadi uskup di wilayah Listra.

Eunike, ibu Timotius, yang berdarah Yahudi dan dibaptis, memiliki suami berkebangsaan Yunani. Perkawinan mereka berlawanan dengan hukum agama Yahudi (Neh. 13:3; 1Ezr. 9:12), yang melarang perkawinan antara orang Yahudi dengan bangsa bukan Yahudi. Tetapi, hukum itu berlaku lentur di luar wilayah Palestina.

Sebelum menyertainya dalam perjalanan, Paulus meminta Timotius untuk sunat. Tindakannya tidak berelawanan dengan keputusan Konsili Yerusalem, yang menetapkan bahwa orang non Yahudi tidak wajib mengikuti ketentuan hukum Taurat dan tidak melarang orang Yahudi bila mereka mau melaksanakannya.

Timotius lahir dari ibu Yahudi dan diminta Paulus mewartakan Injil di kalangan orang Yahudi perantauan. Untuk menghindari batu sandungan di antara Timotius dan orang Yahudi, Paulus menyunat anak rohani yang dikasihinya (bdk. 1Kor. 9:20.21).

Berbeda dengan Titus, Paulus tidak pernah memintanya untuk disunat (bdk. Gal. 2:3-5), karena ia berkebangsaan Yunani dan bukan Yahudi. Paulus gigih menentang pemaksaan yang dilakukan oleh sementara orang Kristen yang berasal dari bangsa Yahudi.

Dalam kunjungannya ke setiap komunitas, umat menerima seluruh hasil Konsili Yerusalem dengan sukacita dan taat. Santo Paus Yohanes Paulus II saat homili di Mexico City mengatakan, “Bukalah dokumen-dokumen Konsili di telapak tanganmu. Pelajari dengan penuh minat, seraya berdoa, dan temukan apa yang dikehendaki Roh Kudus pada Gereja-Nya.” (Homili di Katedral Mexico, 26 Januari 1979).

Perjalanan Paulus terhenti di Galatia, karena ia terserang penyakit (Gal. 4:13). Ia juga diingatkan Roh Kudus untuk tidak melanjutkan perjalanan ke wilayah Bitinia. Maka, ia dan rombongannya melanjutkan tugas pengutusan ke Misia hingga sampai di Troas.

Dalam sebuah penglihatan, ia mendengar suara dari wilayah Makedonia yang memanggil minta pertolongan. Inilah pertolongan terbesar yang dapat diberikan seseorang, tindakan amal kasih yang mengarahkan tiap pendengar Warta Sukacita untuk menerima anugerah iman. 

Setelah mendengarkan kesaksian dan pengajaran Paulus dan rekan seperutusannya, mereka dipanggil untuk pembaptisan dan mengikuti jejak Kristus. Selanjutnya, masing-masing diutus untuk merasul atau menjadi utusan-Nya.

Santo Paus Yohanes Paulus II mengajar, “Semua orang Kristen, yang dipersatukan dalam Kristus dan Gereja-Nya melalui pembaptisan, dikuduskan bagi Allah. Mereka dipanggil untuk menjadi saksi iman yang telah mereka terima.

Melalui Sakramen penguatan mereka dianugerahi Roh Kudus yang memberikan kekuatan istimewa untuk menjadi saksi Kristus dan ambil bagian dalam tugas pengutusan-Nya menyelamatkan dunia. Maka, setiap kaum awam merupakan karya rahmat Allah yang luar biasa dan panggil untuk meraih kekudusan. […]

Sebagai umat Allah yang kudus, kalian dipanggil untuk melaksanakan peran kalian dalam mewartakan Injil ke seluruh penjuru dunia.  Ya, kaum awam adalah ‘bangsa terpilih, kaum imami yang kudus’, juga dipanggil untuk menjadi ‘garam dunia’, dan ‘terang dunia’.

Inilah panggilan dan tugas mereka secara khusus. Mereka mewartakan Injil dalam hidup hidup mereka dan meresapkan Injil seperti ragi dalam hidup sehari-hari  dan pekerjaan mereka.” (Homili di Limerick, 1 October 1979).

Kisah kemudian beralih dengan kata ganti orang pertama jamak, kami (Kis. 16:10-17; 20:5-8; 13-15; 21:1-18; 27:1-28, 16). Berarti, penulis Kisah menjadi salah satu teman perjalanan Paulus, sebagai saksi mata atas apa yang ditulisnya. Lukas pasti mengikuti tugas pengutusan di Troas dan ditinggal di Filipi. 

Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu

Dunia menolak Yesus, karena Ia menolak tawaran yang diberikan pada-Nya (bdk. Mat. 4:1-11; Luk. 4:1-11). Tawaran itu nampak dalam kerakusan dan persaingan merebut materi, status sosial dan kuasa; terlebih, dikobarkan juga dengan kebencian, amarah, kewenang-wenangan dan balas dendam.

Seluruh hal yang menolak Allah dan menentang kehendak-Nya diringkas dalam kata ‘dunia’, berasal dari kata κοσμος, kosmos, mundus (Latin), yang melawan Yesus. Maka, Yesus mengalami sengsara dan kematian karena Ia menolak dunia.

Manusia  dihadapkan kepada pilihan berpihak pada-Nya atau menolak-Nya. Yesus tidak membiarkan para pengikut-Nya berdiri netral di tengah, tidak memihak, tetapi memilih berpihak pada Kerajaan Terang. 

Konsekuensi pemihakan pada-Nya: dibenci dunia. Sabda-Nya, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu.” (Yoh. 15:18).

Yesus kemudian menyatakan alasan kebencian itu. “Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” (Yoh. 15:19).

Namun, masih juga ada orang yang memilih tidak berpihak pada Allah. Maka, mereka dikasihi dan dimiliki oleh dunia (Yoh. 15:19).

Kepada mereka, Nabi Yesaya mengecam, “Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.” (Yes. 5:20)

Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya.

Selanjutnya, Yesus membandingkan dengan tajam kedudukan antara δουλος, doulos, budak/hamba dengan κυριος, kurios, tuan/majikan. Dengan perbandingan yang berlawanan itu, Yesus menggemakan ulang apa yang disabdakan-Nya ketika membasuh kaki para rasul (Yoh. 13:16) dan ketika Ia mengutus mereka (Mat. 10:24-25).

Sepanjang masa, dari waktu ke waktu, putera-puteri Gereja mengidentifikasi diri sebagai hamba yang menjadi utusan Sang Tuan. Hamba hanya tunduk dan harus tunduk pada Sang Tuan.

Seorang utusan bisa juga mengalami pengalaman yang menyakitkan, tetapi menanggapi dengan cara yang berbeda dengan cara Yesus. Saat Gereja, Injil atau salah satu anggota dihina, dilecehkan dianiaya bahkan dibunuh, amarah meluap bagai air bah.

Di sisi yang tak terlihat, saat umat berkumpul untuk perayaan Ekaristi, di antara anggota merebak kebencian dan perpecahan. Tidak disediakan ruang untuk rekonsiliasi dan pengampunan; yang busuk disembunyikan dalam kuburan yang dibalur dengan warna putih bersih (bdk. Mat. 23:27).

Semua sikap dan tindakan yang mengabaikan perintah untuk saling mengasihi dan, malah, memilih dunia pasti merugikan kesaksian tentang kasih Allah bagi umat-Nya di mana pun. Maka, kesaksian tentang Kabar Sukacita, Injil, telah gagal.

Agar kesaksian tidak menjadi sia-sia, gagal, seorang utusan harus setia pada Sang Tuan. Ia harus sehati dan sejiwa dengan Sang Tuan, menolak kegelapan dan kejahatan yang diciptakan dunia, dan menanggung konsekuensi seperti yang dilakukan Sang Tuan.

Sabda-Nya (Yoh. 15:20), “Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.”, Non est servus maior domino suo. Si me persecuti sunt, et vos persequentur

Dengan cara ini mereka mengalami pengalaman relasi mesra dengan Allah, pengalaman mistik. Hati mereka terbakar untuk mewartakan Kabar Sukacita hingga ke ujung bumi; dan dengan gagah berani menjadi saksi iman sebagai martir.

Jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu

Menuruti sabda-Nya berarti menerima dan melakukan sabda-Nya. Dengan cara ini para murid mampu membedakan roh baik dan roh jahat, tipu daya dan kebenaran.

Sahabat Allah tidak pernah berdamai dengan sahabat dunia. Sahabat Allah selalu melakukan kebenaran dan mengikuti jalan orang jujur.

Yesus mengundang para murid-Nya hanya untuk berpihak pada-Nya, tanpa kompromi dengan yang lain.

Santo Yohanes mengingatkan (1Yoh. 2:15), “Janganlah mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, kasih kepada Bapa tidak ada di dalam orang itu.”, Nolite diligere mundum neque ea, quae in mundo sunt. Si quis diligit mundum, non est caritas Patris in eo.

Undangan yang menyelamatkan itu, ternyata, sering ditolak juga dengan harga setara 30 keping perak (Mat. 27:3).

Katekese

Berjuang demi Allah. Santo Gregorius Agung, 540-604:

“Permusuhan dari penentang Injil menjadi pujian atas hidup kita. Karena permusuhan mereka menunjukkan bahwa kita berada dalam kebenaran jika kita menjadi batu sandungan bagi mereka yang tidak mengasihi Allah.

Tiada ada seorang pun dapat menyenangkan hati Allah dan menyenangkan hati para musuh Allah di saat yang sama. Ia yang mencari kesenangan pada mereka yang menentang Allah pasti bukanlah sahabat Allah.

Dia yang menyerahkan diri pada kebenaran akan berjuang melawan mereka yang bertempur melawan kebenaran.” (In Ezechielem Homiliae, 9)

Oratio-Missio

Ajarlah, ya Tuhan, untuk melayani-Mu seperti yang Engkau kehendaki, memberi tanpa pamrih, berjuang tanpa mengeluh kesakitan, bekerja tanpa mengenal lelah, berjerih payah tanpa mengenal upah, bertekun dan dengan sadar melakukan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.  (Doa Santo Ignatius Loyola, terjemahan bebas)

  • Apa yang perlu kulakukan ketika dunia membenciku?

Non est servus maior domino suo. Si me persecuti sunt, et vos persequentur – Ioannem 15:20

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here