Lectio Divina 4.4.2024 – Kamu Bersaksi tentang Aku

0
174 views
Makan pagi bersama Yesus, by Ellie Farrington.

Kamis. Hari Kamis Dalam Oktaf Paskah (P)

  • Kis 3:11-26
  • Mzm 8:2a.5.6-7.8-9
  • Luk 24:35-48

Lectio

35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. 36 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu.” 37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.

38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? 39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” 40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.

41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: “Adakah padamu makanan di sini?” 42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. 43 Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

44 Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” 45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

46 Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” 

Meditatio-Exegese

Mereka terkejut

Tantangan jemaat yang dibina Santo Lukas bukan hanya terkait dengan pengejaran, pemenjaraan dan pembunuhan oleh kekaisaran Romawi. Jemaat juga harus menghadapi ancaman ketercabikan dari dalam, seperti jemaat Korintus. Masing-masing kelompok mengagungkan diri sendiri.

Terlebih, mereka harus mempertahankan iman tradisional akan kebangkitan Tuhan. Kebangkitan-Nya dipertanyakan kebenarannya, walau mereka mendengar kesaksian dari malaikat, kaum perempuan dari kalangan mereka dan dua orang murid yang hadir di tengah mereka.

Ketika mereka berkumpul dan mendengarkan kisah dua orang murid yang berjumpa dengan Yesus yang bangkit di Emaus, tiba-tiba Yesus hadir di tengah mereka.  Ia hadir saat pintu ruang tempat mereka tinggal tertutup rapat (Yoh. 20:19).

Santo Ambrosius menulis, “Ia menembus masuk ruang yang tertutup bukan karena kodrat-Nya yang sudah tidak berdaging, tetapi karena Ia memiliki kualitas tubuh yang telah dibangkitkan.” (Expositio Evangelii Secundum Lucam).

Setelah masuk ruang itu, Yesus bertanya (Luk. 24: 38), “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?”, Quid turbati estis, et quare cogitationes ascendunt in corda vestra?  

Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati

Tidak mudah mempercayai Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati. Saat Ia hadir, mereka mengira berjumpa dengan hantu. Tetapi, Ia membantu untuk memulihkan iman. Ia selalu menyapa (bdk. Yoh. 14:27; 16:33; 20:19.21.26), “Damai sejahtera bagi kamu.”, ειρηνη υμιν, eirene humin, pax vobis.

Setelah mengucapkan salam, Ia menunjukkan kedua tangan dan kaki-Nya, seraya berkata, “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah.” (Luk. 24:39). Ia menunjukkan tangan dan kaki-Nya yang ditembus paku ketika disalibkan (bdk. Yoh. 20:25-27).

Ia adalah Yesus Kristus yang sama dengan yang mereka saksikan digantung di kayu salib, bukan hantu atau roh, πνευμα, pneuma. Karena kebangkitan adalah kebangkitan seluruh pribadi, tubuh dan roh. 

Namun, apa yang dilakukan Yesus rupanya tidak cukup untuk menghapus keraguan. Santo Lukas melukiskan mereka tidak dapat mempercayai karena mereka begitu kegirangan. Luapan emosi membuat mereka tidak mampu berpikir jernih.

Maka, Ia meminta sepotong ikan dan memakannya di depan mata mereka. Ia membantu mereka mengusir keraguan atas kebenaran iman: Ia telah bangkit dari antara orang mati.

Ia membuka pikiran mereka, sehingga mengerti Kitab Suci

Kesulitan lain yang dihadapi jemaat Gereja Perdana adalah mengimani Mesias atau Kristus yang disalib. Tertulis dalam hukum Tuhan bahwa orang yang disalib adalah ‘orang yang dikutuk’ (Ul. 21:22-23).

Oleh sebab itu, Yesus perlu menerangkan bahwa seluruh nubuat tentang diri-Nya dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur telah terpenuhi. Hamba Yahwe dalam tradisi kenabian Nabi Yesaya harus menderita sengsara, dipukuli, ditindas dan dibunuh. Tetapi, pada hari ketiga Ia dibangkitkan.

Kini Ia hadir di tengah mereka. Kehadiran-Nya menjadi titik tolak untuk memahami makna seluruh sabda Allah dalam Kitab suci.  

Kamu adalah saksi

Pesan Yesus sanggat jelas (Luk. 24:48), “Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”, Vos estis testes horum

Di samping meneguhkan iman akan kebangkitan-Nya, Yesus mengangkat para murid sebagai saksi-Nya. Mereka harus mewartakan hidup, karya, dan sabda-Nya, terutama menjadi saksi kebangkitan-Nya, agar semua bangsa dan yang mendengarkankan kesaksian mereka bertobat dan memperoleh pengampunan dosa.

Menjadi saksi-Nya juga menuntut setiap orang untuk tinggal dalam komunitas sebagai saudara dan saudari seiman agar saling meneguhkan. Dan kesaksian yang paling utama adalah melalui cara hidup.

Katekese

Ia menunjukkan tangan dan lambung-Nya. Santo Hieronimus, 347-420:

“Ia sungguh menunjukkan tangan dan lambung-Nya. Ia juga sungguh makan bersama murid-Nya. Ia sungguh berjalan bersama Kleofas. Ia bercakap-cakap dengan manusia menggunakan mulut-Nya. Ia sungguh duduk dalam perjamuan malam. Dengan kedua tangan-Nya Ia mengambil roti, memberkati dan memecah-mecahkannya, serta memberikannya kepada para murid.

Jangan menyamakan kuasa Tuhan dengan tipu daya para pesulap, sehingga apa yang sejatinya Ia lakukan hanya merupakan penampakan maya. Atau mengira ketika Ia mengunyah makanan tidak dengan gigi di mulut-Nya. Atau berjalan tanpa kaki.

Atau memecah-mecahkan roti tanpa tangan. Atau bercakap-cakap tanpa menggunakan mulut dan menunjukkan tubuh-Nya tanpa lambung.” (A letter to Pammachius against John of Jerusalem 34).

Oratio-Missio

Tuhan, bukalah mata budiku agar memahami Kitab Suci sehingga kau mampu memahami kebenaran sabdaMu dengan lebih utuh. Curahilah aku dengan daya kuasaMu dan berilah aku suka cita dan keberanian untuk mewartakan Injil melalui kata dan perbuatanku. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menjadi saksi-Nya di tengah mereka yang ragu, bahkan tidak percaya?

Vos estis testes horum – Lucam 24:48

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here