Menemukan (Kembali) Keluarga di Sapak Bayo-bayo Toraja (5)

0
369 views
Pusat Ziarah Kudus Nazaret Sapak Bayo-bayo di Sangalla Tana Toraja (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr/Keuskupan Bandung)

SELAMAT datang di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayo-bayo – Toraja, sebuah tempat ziarah yang mengusung dua tema besar: Keluarga dan Ekologi. Dirangkum dalam “Pesan dari Toraja untuk dunia: Harmoni Semesta Berbasis Keluarga.”

Kita tahu, tema keluarga dan ekologi merupakan fokus pastoral dua Paus, yakni  Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus.

Paus Santo Yohanes Paulus II menerbitkan, dokumen yang berbicara tentang hidup perkawinan dan keluarga serta tantangan-tantangannya di dunia modern.

Lalu, Paus Fransiskus menerbitkan Amoris Laetitia atau Sukacita Kasih, dokumen yang menekankan pentingnya kasih sayang guna membangun keluarga yang harmonis; juga menerbitkan dokumen Laudato Si’ yang berbicara tentang seruan pastoral ekologis untuk merawat bumi.

Falsafah Toraja Tallu Lolona

Sementara itu, dalam konteks lokal, budaya-adat-falsafah orang Toraja, kekerabatan-kekeluargaan, yang berpusat dalam falsafah rumah adat Tongkonan, mendapat tempat yang sangat sentral.

Dan dalam hubungan antar makhluk di alam semesta, orang Toraja juga menghayati falsafah tallu lolona (tallu: tiga; lolona: pucuk kehidupan).

Tiga pucuk atau cabang kehidupan adalah (1) lolo tau (manusia); (2) lolo patuoan (hewan); (3) dan lolo tananan (tanaman). Ketiganya berhubungan sebagai sangserekan atau satu potongan, satu sobekan, atau satu keluarga.

Sebagai kesatuan, ketiganya saling menjaga, saling menghargai, saling merawat, tak ada yang menguasai yang satunya. Ketiganya berada dalam hubungan harmonis.

Hewan kebau sangat diakrabi masyarakat Tana Toraja. (Romo Ferry SW)

Pusat Ziarah Keluarga Kudus untuk pembinaan iman keluarga

Dalam konteks ini pulalah, kehadiran Sa’pak Bayo-bayo sebagai tempat ziarah berciri khas alam dan budaya Toraja yang diberi nama lengkap Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayo-bayo Toraja dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat atau umat yang dewasa ini banyak diuji, yakni pembinaan iman keluarga.

Maka, benarlah pandangan bahwa bagi kita, keluarga adalah segala-galanya. Sel masyarakat atau umat adalah keluarga. Keluarga adalah miniatur Gereja. Keluarga adalah sekolah pertama. Bilamana keluarga berbahagia maka masyarakat atau umat berbahagia.

Keberadaan Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayobayo ini diharapkan menjadi “Family Center” yang siap menolong dan menguatkan keluarga-keluarga dalam terang semangat Keluarga Kudus Nazaret: Yesus, Maria, dan Yoseph.

Aneka ornamen di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sapak Bayo-bayo di Sangalla, Tana Toraja. (Romo Ferry SW)

Sejarah singkat

Sekilas ke belakang.

  • Dirintis sejak tahun 2014, pembangunan tempat ziarah Sa’pak Bayobayo mendapat tonggak penting dengan peletakan batu pertama pada 30 Desember 2016.
  • Lalu dilanjutkan dengan pemberkatan maskot berupa Patung Keluarga Kudus Nazaret dalam kostum adat Toraja pada 31 Desember 2017.
  • Akhirnya, peresmian penggunaan dilakukan tanggal 3 Juli 2018.

Bentang lahan tempat ziarah Sa’pak Bayobayo ditandai dengan fitur alam yang lengkap. Lembah dan perbukitan batu karst, banyak gua dengan stalaktit dan stalakmit yang indah, serta terdapat mata air dan sungai yang tak pernah kering.

Di beberapa tempat, terdapat makam kuno dengan pemandangan khas budaya Toraja, yaitu banyaknya tengkorak manusia yang tersusun di dalam mulut-mulut gua yang dapat disaksikan ketika kita menyusuri rute via dolorosa Sa’pak Bayo-bayo, trek jalan salib yang sangat unik di dunia.

Perkembangan terkini

Perkembangan terkini, dalam dua tahun terakhir, dua tema besar Sa’pak Bayobayo, yaitu Ekologi dan Keluarga, diperkenalkan oleh pengelola kepada pengunjung/peziarah melalui refleksi atau renungan khas: Jalan Salib Sa’pak Bayo-bayo.

Sejak lama, sebelum dikenal seperti sekarang, situs ini telah disakralkan oleh penganut kepercayaan lokal. Kini, sebagai tempat ziarah umat Katolik, secara khusus Sa’pak Bayobayo didesain sebagai tempat berdevosi kepada Keluarga Kudus Nazaret.

Tiga figur

Bila umumnya yang lebih banyak dikenal adalah tempat berdevosi kepada Bunda Maria berupa Gua Maria, di Sa’pak Bayo-bayo, umat diajak berdevosi kepada tiga figur teladan iman kita. Selain kepada figur Maria, juga kepada figur Yosep, dan figur Yesus anak, Sang Putera dalam Keluarga Kudus.

Pembangunan dan pengembangan fisik yang dilakukan senantiasa berpedoman pada kelestarian dan keseimbangan ekologis.

Ornamen keluarga di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret di Sapak Bayo-bayo Tana Toraja. (Romo Ferry SW)

Suasana asri, teduh, dan hening sebagai tempat doa yang disesuaikan dengan jenis dan kontur lahan, serta memberi tempat khusus pada kearifan lokal,  secara alami memang menciptakan suasana desa Sa’pak Bayo-bayo sebagai kota kecil Nazaret tempat tinggal Keluarga Kudus.

Suasana alam yang lestari, tenang, dan damai bersama kekuatan tema keluarga inilah yang juga kiranya mendorong begitu banyak pengunjung dengan latar belakang yang berbeda-beda datang ke Sa’pak Bayo-bayo.

Tidak hanya umat Katolik, pengunjung non-Katolik pun sangat banyak. Banyaknya pengunjung dengan latar belakang yang berbeda-beda juga menempatkan Sa’pak Bayo-bayo sebagai oase untuk memupuk rasa kebersamaan, persaudaraan, dan persatuan antarkita anak bangsa di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal lain, fasilitas doa dan fasilitas pendukung yang sudah tersedia di Sa’pak Bayobayo; di antaranya:

  • Taman Doa Keluarga Kudus.
  • Trek Jalan Salib (sekitar 800 meter).
  • Trek Doa Rosario Peristiwa Gembira Diorama Kanak-Kanak Yesus.
  • Gua alam Kapel Gua Kebangkitan.
  • Ruangan doa.
  • Aula serbaguna.
  • Wisma penginapan 22 kamar.

Baca juga: Retret Ekologis Hari Kedua di Pusat Ziarah Kudus Nazaret di Sangalla Tana Toraja: Generasi Terakhir Bisa Temukan Capung (3)

Rumah ibadah

Sementara itu, fasilitas utama sebagai tempat ziarah, yaitu sebuah rumah ibadah atau gedung gereja, hingga kini masih dalam proses pembangunan.

Rumah ibadah Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayo-bayo Toraja berukuran 40 x 20 m2.

Peletakan batu pertama pembangunan rumah ibadah ini dilakukan pada 27 September 2020 oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar (KAMS), bersama Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, Kakanwil Kemenag Sulsel, dan sejumlah pejabat pemerintah setempat.

Hanya saja, pada kurun waktu tahun 2020-2021, pekerjaan terhenti karena masa pandemi Covid-19. Untunglah, saat ini kegiatan pembangunan dapat dilanjutkan. Perkembangan pekerjaan terkini mencapai 29,39%.

Mengingat urgensi dan pentingnya Rumah Ibadah tersebut sebagai jantung/pusat dari keseluruhan kompleks tempat ziarah yang nantinya berfungsi sebagai tempat melaksanakan Perayaan Misa Kudus dan devosi kepada Sakramen Mahakudus, maka panitia terus berupaya menggalang berbagai sumber daya untuk bersinergi merealisasikan harapan mulia ini.

Semoga atas tuntunan dan berkat Tuhan, banyak pihak terpanggil untuk berpartisipasi di dalam pekerjaan mulia ini hingga pada saatnya Rumah Ibadah Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayobayo Toraja dapat digunakan oleh para peziarah yang semakin banyak berkunjung ke tempat ini.

Akhirnya, semoga dengan fitur alam yang lengkap dan cita-cita untuk mengembangkannya sebagai family center, yang akan disempurnakan dengan kehadiran rumah ibadah sebagai jantung tempat ziarah ini, keberadaan Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret Sa’pak Bayo-bayo dapat ditempatkan sebagai bagian dari upaya kita bersama.

Baca juga: Retret Ekologis Hari Pertama di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nazaret di Sangalla Tana Toraja (2)

Untuk ikut menjawab dua tantangan global yang mendapat perhatian khusus dari Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus: masalah Ekologi dan Keluarga. 

Harapan kita, pada saat atau sekembali dari berziarah ke Sa’pak Bayo-bayo, setiap peziarah menemukan kembali rumahnya, keluarganya, yaitu ketika setiap pengunjung atau peziarah dapat menangkap pesan dari Toraja untuk Dunia: Harmoni Semesta Berbasis Keluarga. (Berlanjut)

Baca juga: Pesona Alam dan Kehijauan di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Sapak Bayo-bayo di Tanah Toraja (4)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here