Mengapa Harus Hilang Harapan

0
50 views
Jangan kehilangan harapan
  • Bacaan 1: Ayb 19:21-27
  • Injil: Luk 10:1-12

Saat sedang terpuruk dalam kehidupan, entah karena pekerjaan, relasi dengan pacar, maupun hidup secara menyeluruh setiap orang beriman pasti berdoa mohon pertolongan Tuhan. Namun kadang Tuhan memiliki sikap terhadap permohonanmu:

  • Segera mengabulkan
  • Lama mengabulkan
  • Tidak mengabulkan

Pastinya Tuhan punya alasan untuk itu.

Hanya saja sebagai manusia, tidak mampu memahami apa yang direncanakan Tuhan. Dalam kondisi begini, kadang yang terjadi adalah: mengutuki Tuhan.

Mempertanyakan keberadaan Tuhan, mengapa Ia tidak menjawab doamu dan sebagainya.

Ayub hampir kehilangan harapan setelah ia kehilangan seluruh yang dimiliki, mulai dari anak-anak, ternak dan semua harta bendanya bahkan badannya pun dijangkiti penyakit borok yang menjijikkan dan dijauhi para sahabatnya.

Allah seolah berlaku tidak adil kepadanya.

Ayub mengungkapkan kepedihan hati yang begitu dalam sebagai seorang yang terpuruk, runtuh berkeping-keping, tanpa harapan, tanpa kehormatan dan belas-kasihan, jatuh ke tempat paling dasar.

Dalam keterpurukannya itu, Ayub tiba-tiba memiliki “lompatan iman” dan mampu mengakui Allah sebagai penebus hidupnya.

“Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.

Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain.”

Harapan hidup Ayub kembali pulih.

Demikian juga Tuhan Yesus saat mengurus ketujuh puluh murid-Nya. Ia ingin para murid memulihkan harapan hidup orang yang telah jatuh dalam dosa. Bahwa semua orang harus bertobat karena Kerajaan Allah sudah dekat. Orang harus bersiap menyongsong kedatangan-Nya yang akan membawa hidup lebih baik.

“Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala….

…katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.”

Pesan hari ini

Jangan kehilangan harapan.

Penderitaan yang dialami di dunia tidak bisa dibandingkan dengan kemuliaan yang akan kita terima di surga hidup bersama Allah.

Sebagai orang katolik, kita juga diutus bermisi mewartakan Kabar Sukacita Keselamatan Allah.

“Saat kamu merasa kehilangan harapan, ingatlah bahwa Tuhan telah menciptakan rencana terindah untuk hidupmu.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here