Penghormatan

0
380 views
Gila Hormat

Renungan Harian

Sabtu, 22 Januari 2022

  • Bacaan I: 2Sam. 1: 1-4. 11-12. 19. 23-27
  • Injil: Mrk. 3: 20-21

BEBERAPA tahun yang lalu, ketika saya selesai misa di sebuah paroki, seorang bapak menunjuk seorang ibu yang lewat.

“Romo, keluarga ibu itu sekarang ini hanya ibu itu yang ke gereja. Anak-anaknya tidak ada satu pun yang mau ke gereja lagi.

Ibu itu ke gereja juga jarang. Hanya terlihat sekali-sekali ke gereja. Padahal almarhum suaminya bisa disebut salah sesepuh paroki.

Tokoh betul sih tidak ya, tetapi almarhum selalu menyebut dirinya sebagai sesepuh dan tokoh di paroki.

Almarhum aktif sebagai Prodiakon paroki. Tetapi anehnya seluruh keluarganya tidak ada yang aktif di lingkungan. Almarhum sebagai Prodiakon paroki lebih banyak mengurus lingkungan lain.

Sewaktu almarhum masih hidup, seluruh keluarga selalu rajin ke gereja, bahkan sering kali almarhum dan istrei, anak, menantu dan cucu-cucunya ke gereja bersama.

Memang sejak kejadian bapak itu meninggal, mereka semua langsung tidak pernah ke gereja lagi. Ibu dan anak-anak almarhum kecewa dengan pastor paroki dan dewannya; walaupun menurut kami apa yang diputuskan pastor dan dewannya betul.

Saya ingat persis, bapak itu meninggal hari Jumat dinihari di rumah sakit. Nah saat bapak itu meninggal, pastor datang, pagi-pagi ke rumah sakit.

Pastor mendoakan dan bertanya kepada keluarga tentang acara penghormatan jenazah.

Pastor mengatakan kalau mau di rumah duka rumah sakit, maka dewan pastoral akan membantu mengurusnya, dan nanti keluarga menentukan kapan misa dan upacara-upacara yang lain.

Waktu itu keluarga mengatakan akan membicarakan dulu. Saya mendengar sendiri apa yang dikatakan keluarga itu karena waktu itu saya dan beberapa Prodiakon menemani pastor.

Jumat pagi sekitar pukul 08.00 keluarga menemui pastor dan mengatakan bahwa bapak itu akan dimakamkan hari Minggu siang.

Keluarga meminta agar jenazah almarhum disemayamkan di gereja, agar umat bisa memberi penghormatan terakhir, karena beliau adalah tokoh dan sesepuh di paroki.

Pastor paroki dan dewan paroki keberatan karena Sabtu pagi, Sabtu sore dan Minggu pagi ada misa di gereja.

Pastor menyarankan hari Minggu siang sebelum dimakamkan dibawa ke gereja dan misa requiem di gereja.

Pagi itu terjadi adu argumen antara pastor paroki dan keluarga. Keluarga ngotot untuk menyemayamkan jenazah di gereja dan menunjukkan jasa-jasa almarhum.

Pastor dan dewan tetap pada keputusannya.

Nah sejak itu keluarga itu menjadi marah dan tidak mau ke gereja lagi.

Menurut mereka, pastor, dewan dan umat tidak menghargai jasa-jasa almarhum,” bapak itu menjelaskan.

Aneh juga, pikir saya kalau ada peristiwa seperti itu.

Saya tidak 100 persen percaya dengan cerita itu, karena cerita bisa dilebih-lebihkan. Namun menurut pastor paroki pada saat itu ceritanya memang seperti itu.

Hormat, atau penghormatan adalah sikap yang diberikan seseorang karena melihat hidup dan karya seseorang. Penghormatan diberikan seseorang, karena pengakuan seseorang bukan karena tuntutan.

Menjadi aneh kalau seseorang menuntut orang lain memberi penghormatan dan menuntut pengakuan akan jasa.

Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Kitab Samuel, Daud memberikan penghormatan kepada Saul dan Yonatan karena jasa-jasa mereka.

Daud tidak pernah dituntut untuk memberikan penghormatan tetapi karena Daud mengakui jasa-jasa Saul dan Yonatan, maka dia memberikan penghormatan yang luar biasa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here