Jumat Pertama, 7 Oktober 2022
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario
Bacaan Injil: Luk 1:26-38
Saudari/a ku ytk.,
PADA hari ini Gereja merayakan Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Hari ini juga pesta pelindung Gereja Katedral Randusari Semarang, karena menggunakan nama “Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci”. Dan pada hari ini Kevikepan Semarang, Surakarta dan Yogyakarta juga merayakan ulang tahun ke-56.
Ketiga kevikepan itu didirikan pada tanggal 7 Oktober 1966 oleh Kardinal Justinus Darmojuwono. Saat ini kevikepan Yogyakarta sudah dimekarkan menjadi dua kevikepan, yaitu Jogya Barat dan Jogja Timur. Proficiat dan selamat ulang tahun.
Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Begitu pernyataan Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria. Merenungkan bacaan injil pada Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario hari ini, saya teringat akan ungkapan, “Bapak dienggo umpak, simbok dienggo tombok, simbah dienggo tambah, lan Gusti ingkang jangkepi”. Manusia berusaha, dan Tuhan melengkapi/menyempurnakan usaha kita manusia.
Ada sebuah keluarga yang mempunyai pengalaman istimewa. Sepasang suami isteri diberi karunia 4 anak (2 cowok dan 2 cewek). Saat si ibu sedang mengandung anak ke-4, diketahui bahwa perkembangan janin tidak normal. Organ tubuh tidak lengkap. Dokter memprediksi bahwa janin itu akan lahir cacat atau kemungkinan hidup 5%.
Mendengar prediksi atau dugaan dokter itu, suami-isteri itu kaget dan sedih. Tak lama kemudian mereka berdua berkomitmen akan menerima bagaimanapun kondisi anaknya. Mereka berserah atau sumeleh pada kehendak Tuhan. Mereka tekun berdoa Rosario, mohon doa restu dan perlindungan Bunda Maria. Mereka percaya akan kekuatan doa Rosario. Mereka juga tekun ikut misa di gereja.
Mereka percaya jika Tuhan bertindak, tidak ada yang mustahil. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Pada saat hari H kelahiran tiba, pasutri itu sudah siap dengan apapun yang terjadi. Hal yang tak terduga, terjadi. Anak ke-4 mereka lahir lancar dan sehat. Dia lahir turas (metu waras). Seluruh organ tubuh normal.
Anak tersebut bisa menghadiri beatifikasi orangtuanya di Vatikan tahun 2001. Bahkan dia bisa hidup sampai umur 98 tahun. Dia meninggal dunia tahun 2012.
Nama pasangan suami isteri itu Luigi dan Maria Beltrame Quattrocchi. Mereka orang biasa, namun menjalankan hidupnya dengan luar biasa. Sepasang suami istri ini hidup di Italia.
Mereka menikah pada 25 November 1905. Dari perkawinan itu, mereka dianugerahi 4 anak: Filippo (15 Oktober 1906 – 20 February 2003, imam); Stefania (9 Maret 1908 – 1 Maret 1993, suster); Cesare (27 November 1909 – 31 Desember 2008, imam); Enrichetta (6 April 1914 – 16 Juni 2012).
Menurut Paus Yohanes Paulus II, kehidupan keluarga mereka itu biasa, tetapi dijalani secara luar biasa. Pak Luigi adalah ahli hukum, sedangkan Bu Maria adalah perawat sukarelawan yang bergabung dalam palang merah Italia dalam masa perang. Dalam situasi hidup yang tidak mudah di Italia pada akhir abad 19 dan awal abad 20, mereka berfokus pada kehadiran Yesus yang nampak dalam rencana Allah atas perkawinan mereka.
Pasutri tersebut meyakini sabda Tuhan dalam bacaan Injil pada Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario hari ini. Ditegaskan, ”Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”. Bunda Maria dengan segala kerendahan hatinya mau menerima secara penuh tugas untuk menjadi Ibu Juru Selamat. Dalam kerendahan hatinya, Maria menaruh harapan sepenuhnya kepada Allah. Kekuatannya ada pada Allah. Ia mempersilakan Allah berbuat apa saja atas dirinya.
Sabda Tuhan yang disampaikan kepada Bunda Maria pada 2000 tahun yang lalu, dialami secara nyata dalam keluarga pasutri tersebut. Allah kita sungguh Mahakuasa dan luar biasa. Perkiraan dan ketakutan manusia bisa terhalau berkat kasih karunia Allah.
Pada peringatan Bunda Maria Ratu Rosario ini kita diingatkan akan kekuatan Doa Rosario yang luar biasa. Rosario berarti mahkota mawar. Bunda Maria menyatakan kepada beberapa orang bahwa setiap kali mereka mendaraskan satu Salam Maria, mereka memberinya sekuntum mawar yang indah. Dan setiap mendaraskan Rosario secara lengkap mereka memberinya sebuah mahkota mawar. Mawar adalah ratu semua bunga. Jadi Rosario adalah ratu dari semua devosi. Maka rosario adalah devosi yang penting dalam hidup beriman orang Katolik.
Peringatan Maria Ratu Rosario hari ini terkait dengan kemenangan pasukan Katolik yang dipimpin Don Yuan dari Austria. Waktu itu mereka berperang melawan pasukan Turki pada tanggal 7 Oktober 1571. Pertempuran yang dahsyat terjadi di Laut Tengah, dekat pantai Yunani, Lepanto.
Paus Pius V menyerukan supaya semua orang Katolik di Eropa berdoa rosario. Sri Paus menunjuk Don Yuan yang berdevosi kuat pada Bunda Maria untuk memimpin pasukan. Tentara Katolik diberi rosario di tangan kanan, sementara tangan kiri memegang senjata.
Paus meminta agar seluruh penduduk Eropa berdoa rosario. Mukjizat terjadi di sana. Mereka menang. Lalu Sri Paus menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai perayaan Maria Ratu Rosario.
Rosario adalah doa yang sederhana. Bahkan doa Rosario ini sering didoakan oleh orang-orang yang sederhana: simbah-simbah (kakek-nenek), umat awam yang tidak belajar teologi, dsb. Rosario juga doa segala suasana. Bisa didoakan saat gembira, bersyukur, sedih, cemas, dsb. Juga bisa luwes didoakan di manapun.
Maka tak heran jika Kardinal Suharyo mengatakan, “Salah satu ciri doa yang baik adalah kalau doa itu membawa kita menjadi semakin sederhana di hadapan Tuhan, tidak muluk-muluk dalam kata-kata, tapi juga tidak bertele-tele dalam nalar. Dan itulah yang dapat ditemukan dalam doa Rosario. Bisa didoakan sambil berjalan di pegunungan, bisa sambil duduk di sebuah angkutan, cukup dengan menggunakan sepuluh jari tangan kita.”
Pertanyaan refleksinya, Bagaimana penghayatan Anda dalam berdoa Rosario selama ini? Apa ada permohonan Anda dikabulkan Tuhan dengan perantaraan Bunda Maria, Ratu Rosario?
Berkah Dalem dan salam teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)