Minggu, 8 Juni 2025
Kis. 2:1-11
Mzm. 104:1ab,24ac,29c-30,31,34
Rm. 8:8-17
Yoh. 14:15-16,23b-26
SERING kali kita merasa bahwa hidup ini rapuh, sementara penderitaan, kelemahan, dan dosa seakan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian kita. Tubuh kita mengalami kelelahan, usia membawa keterbatasan, dan jiwa pun kadang diliputi oleh keraguan.
Dalam terang iman, kita diingatkan akan satu kebenaran yang besar dan penuh harapan yakni ada kehidupan yang lebih dalam, lebih sejati, dan lebih kekal, jika kita hidup di dalam Roh Kudus.
Roh Kudus bukan hanya kekuatan ilahi yang jauh dan tak tersentuh. Ia adalah Pribadi Allah yang tinggal dalam hati setiap orang percaya.
Ia menuntun, menghibur, menyucikan, dan membangkitkan semangat hidup yang baru di dalam diri kita. Walaupun tubuh kita fana dan akan mati karena dosa, jiwa kita dihidupkan oleh Roh, dan oleh-Nya, kita disatukan dalam kehidupan kekal yang dijanjikan Allah.
Hidup di dalam Roh berarti hidup yang dituntun oleh kasih, kebenaran, dan kesucian. Hidup di dalam Roh berarti menyerahkan kehendak kita pada kehendak Allah, dan membiarkan terang-Nya menuntun setiap langkah kita.
Di tengah dunia yang gelap dan penuh tipu daya, Roh Kudus adalah pelita dan kekuatan kita.
Saat kita hidup di dalam Roh, kita tidak hanya sekadar bertahan hidup, tetapi sungguh-sungguh hidup dalam kelimpahan kasih dan pengharapan.
Kita hidup dengan arah yang jelas, tujuan yang mulia, dan jaminan bahwa hidup ini tidak berakhir dalam kematian, melainkan diteruskan dalam kekekalan bersama Allah.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Saat Yesus menyampaikan kata-kata ini, Ia sedang mempersiapkan para murid untuk menghadapi perpisahan.
Ia tahu bahwa hati mereka gundah, penuh tanya, dan mungkin mulai diliputi ketakutan. Tetapi dalam kasih-Nya yang sempurna, Yesus tidak meninggalkan mereka sendirian. Ia menjanjikan seseorang yang akan datang, yang akan menyertai, menghibur, dan membimbing mereka terus, yaitu Roh Kudus.
Yesus tahu bahwa manusia mudah lupa. Di tengah tantangan hidup, godaan dunia, dan pergumulan batin, kita bisa kehilangan pegangan akan kebenaran.
Roh Kudus hadir sebagai Pengingat Ilahi, yang dengan lembut menuntun kita kembali kepada sabda dan janji Yesus.
Roh Kudus bukan hanya guru, tetapi juga teman yang setia, yang menyalakan kembali api iman saat hati mulai dingin.
Roh Kudus juga mengajarkan segala sesuatu, artinya, proses pertumbuhan rohani tidak berhenti ketika Yesus naik ke surga, melainkan justru berlanjut dalam bimbingan Roh-Nya.
Kita tidak dibiarkan berjalan sendirian dalam kegelapan, sebab Roh Kudus adalah cahaya yang menerangi jalan dan suara yang membisikkan kebenaran dalam hati.
Dalam hidup yang serba cepat ini, kita sering lupa bahwa kita tidak perlu mengandalkan diri sendiri.
Saat kita menghadapi kebingungan, kehilangan arah, atau merasa jauh dari Tuhan, ingatlah bahwa Roh Kudus ada untuk menghibur dan mengingatkan, bahwa kita dikasihi, dipilih, dan tidak pernah ditinggalkan.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku membuka hati terhadap bimbingan dan ajaran Roh Kudus?