PADA tanggal 17 April tahun 2023, Kongregasi SFD (Suster Fransiskan Dina) genap satu abad (100 tahun) telah hadir dan berkarya Indonesia. Peringatan 100 tahun kehadiran SFD di Indonesia telah dirayakan secara meriah tanggal 25 Maret 2023.
Perayaan ini merupakan ungkapan syukur atas rahmat Allah dalam perjalanan seabad Kongregasi SFD di Indonesia. Ditandai dengan kehadiran para suster misionaris SFD pertama; tepatnya ketika mereka tiba pertama kalinya di Medan, Sumatera Utara.
Rasa syukur
Satu abad merupakan perjalanan panjang dengan aneka peristiwa sejarah yang membawa Kongregasi SFD kepada rasa syukur.
Semangat suster pendiri dan para pendahulu telah menjiwai para suster SFD masa kini. Dengan demikian, mereka masih selalu terus memperjuangkan persaudaraan berdasarkan Injil, bersemangat misioner, bersikap terbuka pada perubahan zaman.
Secara berkesinambungan, para suster SFD terus berefleksi, mengevaluasi diri untuk meningkatkan mutu hidup dan pelayanan.
Di usia keberadaannya seumur 100 tahun, maka para Suster SFD diharapkan semakin tangguh, bersaudara, berjiwa misioner, semakin dina dan partisipatif dalam mewartakan Kabar Gembira di tengah masyarakat.
Berbagai kegiatan selama dua tahun
Sebelum perayaan akbar dilaksanakan, selama kurang lebih dua tahun Kongregasi SFD telah melaksanakan berbagai kegiatan antara lain:
- Pembinaan rohani dan pendalaman spiritualitas lewat rekoleksi, retret, dan ibadat novena.
- Webinar tentang warisan rohani para misionaris SFD.
- Webinar dengan tema refleksi atas perjalanan 100 tahun SFD di Indonesia dengan narasumber: Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung, dan Moderator Kongregasi SFD Romo Antonius Eddy Kristiyanto OFM.
- Mendoakan persiapan perayaan syukur 100 tahun SFD di Indonesia setiap tanggal 17 dengan penyalaan lilin yubileum di setiap komunitas dan unit karya SFD.
- Penanaman pohon di beberapa tempat sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup.
- Sosialisasi pembuatan eco enzyme dan kegunaannya di komunitas dan unit karya SFD.
- Bakti sosial: membagi sembako, penyemprotan eco enzyme.
- Mengadakan aneka perlombaan: vokal grup virtual antar OMK Paroki di mana SFD berada, membuat video profil sejarah komunitas SFD, puisi berantai virtual tingkat anak TK, vokal grup virtual tingkat anak SD, film pendek tentang kehadiran 100 tahun SFD di Indonesia tingkat SMP dan SMA, yel-yel nilai-nilai ke SFD an antar guru-guru secara virtual, jingle asrama dan administrasi asrama.
Perjalanan misionaris pertama ke Indonesia
Kehadiran Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) di Indonesia bermula dari permintaan Uskup Keuskupan Padang waktu itu yakni Mgr. Cluts kepada Pater Mattheus de Wolf OFMCap, seorang pastor di Medan.
Uskup minta bantuan pastor de Wolf agar bisa mencarikan Kongregasi yang bersedia berjuang dan bermisi di wilayah Sumatera Utara.
Untuk misi tersebut, Pater Mattheus lalu pergi mendatangi rumah induk para Suster Fransiskanes Dongen.
Ia berbicara dengan Pemimpin Umum Kongregasi SFD Mère Bertille untuk mencari peluang bermisi ke wilayah Sumut.
Pada waktu itu, Dewan Pimpinan Umum sebenarnya juga sudah berencana memperluas pelayanan keluar Negeri Belanda.
Maka, dalam tempo singkat, Mère Bertille langsung menyanggupi permintaan Pater Mattheus OFMCap untuk mengutus beberapa suster SFD ke Sumatera bagian utara.
Dengan misi antara lain:
- Ingin menolong para imam Ordo Fransiskan Kapusin.
- Ikut berpartisipasi menanam benih iman kristiani.
- Membuka sekolah-sekolah Katolik dengan harapan agar supaya orang pribumi semakin bisa diterangi oleh cahaya iman Katolik.
Kongregasi Suster SFD juga meyakini, pendidikan sebagai sarana penting dalam menebarkan kabar sukacita Injil. Bisa demikian, karena para suster dengan mudah mampu melakukan komunikasi baik dengan siswa-siswi maupun dengan orangtua mereka. (Berlanjut)