Sr. Chatarina “Katrin” HK, 10 Tahun Memendam Rasa Ingin Masuk Biara

0
192 views
Sr. Chatarina "Katrin" HK, selama 10 tahun memendam rasa ingin masuk biara. (Titch TV/Mathias Hariyadi)

BARANGKALI inilah “susahnya” menjadi anak sulung dalam keluarga.

Ini pula yang pernah dialami Sr. Chatarina “Katrin” HK, sewaktu usai remaja. Karena posisinya sebagai anak sulung, maka daripadanya secara moril selalu dimintakan “belarasa” kepada adik-adiknya.

Adik delapan orang

“Saya punya adik delapan orang,” ungkap suster biarawati Kongregasi Suster-suster Belas Kasih dari Hati Yesus yang Mahakudus menjawab Ping dari Titch TV di griya kasepuhan Panti Wreda Griya Nugraha (PWGN) Tanjungkarang, Lampung, akhir Maret 2023.

“Karena itu,” kata suster asal dari Baturetno di Jateng, “selepas lulus sekolah calon guru di SPG Palembang, saya merintis karier sebagai guru di SD Xaverius I Palembang,” terangnya.

10 tahun memendam rasa ingin masuk biara

Suster Katrin HK mengaku terpaksa “memendam” rasa ingin masuk biara itu selama 10 tahun – periode waktu di mana dia dulu di Palembang mengampu kerja sebagai guru.

Selama kurun waktu satu dekade ini, katanya, ia sengaja melibatkan diri dengan aneka banyak kelompok organisasi dan ikut aktif terlibat dalam berbagai kegiatan.

“Saya mengisi waktu dengan terlibat banyak hal,” kenangnya tentang masa silam di mana dia juga sempat punya “teman dekat” sebelum akhirnya memutuskan masuk biara.

Umur 29 tahun masuk biara

Di usia 29 tahun, Sr. Katrin HK baru bergabung masuk. “Saya boleh dibilang masuk biara dengan kategori panggilan terlambat,” jelasnya.

Mengapa butuh waktu begitu lama sampai 10 tahun sebelum akhirnya dia “ditangkap” oleh kasih Tuhan untuk bergabung masuk dengan Kongregasi Suster Hati Kudus (HK) di Palembang.

“Antara lain karena hidup saya banyak pindah tempat dan keluarga. Pertama-tama, dia ‘diadopsi’ oleh neneknya. Baru kemudian pindah lagi ‘diadopsi’ oleh keluarga pamannya yang tidak punya anak,” kata Sr. Katrin HK.

Setelah semuanya berlalu, ia baru bisa kembali ke pangkuan keluarganya sendiri sebagai si anak sulung. “Saya juga tidak tega melihat delapan adik kandung yang membutuhkan saya,” ungkapnya.

Dua pertanda jelas

Tanda apa yang membuat diri Sr. Katrin HK yakin akan panggilan hidupnya di jalur hidup bakti sebagai suster biarawati?

Ada dua, kata dia, yakni:

  1. Sejak kecil, ia sudah merasa ingin menjadi suster biarawati.
  2. Setiap kali gagal mengikuti misa harian, ia selalu merasa ada sesuatu yang “kurang lengkap” dalam perjalanan hidup sehari itu. “Saat itu, saya hidup di asrama. Jadi seperti ada kebiasaan ikut ekaristi harian,” kata Sr. Katrin HK.

Setelah semua adik-adiknya tumbuh besar, maka dia pertama-tama harus “membereskan” dulu relasinya dengan “teman dekat”. 

“Kami pisah baik-baik dan akhirnya dengan hati lapang, saya bergabung masuk menjadi suster biarawati,” papar Sr. Katrin HK yang sampai saat ini masih sangat “kangen” dengan dunia pendidikan.

Tuhan pasti ‘tangkap

Kepada kaum muda, ia berpesan jangan pernah “memendam” rasa dipanggil Tuhan masuk dalam jalan hidup bakti.

“Karena bagaimana pun, kalau Tuhan memanggil, pasti kita akan ‘ditangkap’ oleh-Nya,” jawab Sr. Catharina “Katrin” HK.

Tahun 2024 mendatang, Sr. Chatarina “Katrin” HK akan merayakan pesta hidup membiara sebagai biarawati selama 40 tahun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here