UNGARAN, Kamis, 28 Januari 2016, tepat pukul 15.00 WIB kubersiap dengan Orang Muda Katolik (OMK) Ungaran, melangsungkan Kirab Salib Asian Youth Day (AYD) 2017 dari Gereja Kristus Raja Ungaran menuju Gereja Santa Maria Fatima Banyumanik, Semarang. Lintasan dari Kabupaten Semarang menuju Kota Semarang, melalui lorong-lorong kampung setelah batas kota. Terhitung jarak yang ditempuh sekitar 10 km dan durasi waktu tiga jam.
Pada pukul 15.30, Romo Y. Sudarmadi Pr, Pastor Kepala Paroki Ungaran menyerahkan Salib AYD 2017 kepada Romo Aloys Budi Purnomo Pr, yang kemudian diteruskan kepada Ignatius Lukas yang menjadi Ketua OMK Ungaran. Sejenak, Romo Budi membuka dengan doa, lalu memohon berkat dari Romo Darmadi, dan kami semua bersiap berangkat sesudah Salib AYD ditempatkan pada satu tandu yang akan kami pikul enam orang, oleh sebab berat sekali tandu itu entah dari apa dibuat, membuat pundakku njarem-njarem sedikit bengkak sesudah memikulnya sepanjang sepuluh kilo dengan berjalan kaki dari pukul 15.30 hingga pukul 18.00 WIB, setiba di depan Gereja Banyumanik.
Terima kasih kepada Satlantas Polres Kabupaten Semarang yang mengawal dengan mobil patroli sehingga langkah ratusan OMK dan umat yang berjalan kaki dari Gereja Ungaran menuju Gereja Banyumanik terasa aman dan nyaman meski harus melintasi jalan utama Ungaran-Semarang yang crowded-nya minta ampun itu dengan truk-truk besar bahkan tronton-tronton muatan berat.
Meski hujan sempat turun mengguyur basah tubuh kami, namun kami tetap semangat melangkah memanggul Salib AYD 2017. Sambutan masyarakat luas begitu antusias, mereka menyaksikan kirab Salib AYD tersebut di sisi-sisi jalan yang kami lewati, meski mereka pasti tak mengerti apa gerangan maksud dari semua itu, sebab sebagian besar dari mereka bukan umat Katolik. Namun mereka tersenyum, tertawa gembira, melambaikan tangan, memotret dan menyapa kami-kami yang melangkah pasti di tengah jalan yang penuh dengan keramaian itu. Terutama saat melewat perempatan-perempatan jalan, mereka yang harus berhenti sejenak setelah distop oleh bapak Polisi, tak tahu apa yang terjadi, toh tak sedikit di antara mereka yang mengeluarkan ponsel, android atau apa pun untuk memotret kami, entah untuk apa itu mereka lakukan, yang jelas dengan gembira, bukan sumpah serapah dan wajah kecut.
Setelah melewati batas kota dari Kabupaten ke Kota Semarang, kami menyeberang jalan utama dan masuk di jalan kampung-kampung menuju Gereja St. Yakobus Zebedeus, salah satu Gereja di Ungaran selain Gereja Kristus Raja, yakni tempat ibadat untuk umat Pudak Payung dan sekitarnya yang masih menjadi wilayah pelayanan Paroki Kristus Raja Ungaran. Sesampai di Gereja Pudang Payung, kami istirahat sejenak, barang sepuluh menit, menikmati minum, meluruskan kaki, yang lain menikmati makanan kecil yang disediakan Ibu-Ibu Paroki yang turut menyertai kami.
Dari Gereja Pudak Payung suasana gembira mulai terpancar, ketika sesaat sebelum berangkat, kentongan-kentongan yang dipersiapkan OMK mulai dipukul bersahut-sahutan dan mereka diajak bernyanyi “Dalam Yesus Kita Bersaudara” oleh Romo Budi dengan iringan kentongan yang bersahut-sahutan. KIrab Salib AYD 2017 pun dilanjutkan, dengan sepanjang jalan di kampung-kampung yang kami lewati dengan menyanyikan lagu itu berulang-ulang dengan iringan kentongan. Suasana sukacita semakin menggema, dan warga masyarakat berdiri di kiri-kanan jalan menyaksikan Kirab Salib AYD tersebut dengan sukacita. Lagi-lagi, beberapa dari mereka memotret dan memotret entah untuk apa. Yang jelas, suasana penuh persaudaraan terbangun, meski sebetulnya kita tidak saling mengenal. Salib AYD-lah yang mempersatukan dan mempertemukan.
Setelah menempuh jalan sekitar sepuluh kilometer berliku-liku, naik-turun, dipandu oleh para bapak Polisi, dan sekitar tiga jam menempuh perjalanan itu, kami tiba di Gereja Banyumanik, disambut oleh Romo Supranowo, Pr/ Romo Budi menyerahkan Salib AYD kepada Romo Supranowo dan diteruskan kepada OMK Banyumanik untuk kemudian dibawa masuk ke dalam gereja diiringi dengan gending dan tarian.
Begitulah, Kirab Salib AYD 2017 dari Gereja Kristus Raja Ungaran menuju Gereja St. Maria Fatima Banyumanik, berlangsung dengan baik, aman, lancar, dan penuh dengan sukacita. Ratusan OMK dan Umat Banyumanik menyambut dengan antusias, suasana penuh sukacita karena Salib AYD semakin terasa. Semoga momen-momen seperti ini kian menyadarkan daya kekuatan Salib Kristus dalam kehidupan kita dan kian menumbuhkan semangat persaudaraan yang penuh dengan kegembiraan.***