BERKISAH dari tidak mampu menjawab pertanyaan dari teman sebaya:
- “Katolik itu apa sih?”
- “Yesus itu bagaimana?”
- “Allah orang Katolik seperti apa?”
Terjadi ketika masih menjadi siswa di sebuah SMP Negeri di Banyuwangi. Maka setelah lulus SMP muncul keingintahuan untuk belajar dan mengenal Yesus.
Mencari Yesus dan mengenal iman katolik, dengan melangkahkan kaki ke Seminarium Marianum Keuskupan Malang di Probolinggo, Jatim.
Jadi awalnya bersekolah atau menjadi seminaris Seminarium Marianum Keuskupan Malang di Probolinggo; bukan hendak mewujudkan cita-cita untuk menjadi imam.
Tidak mampu menjawab pertanyaan itu yang melatarbelakangi untuk masuk ke seminari, sebagai sebuah motivasi yang sederhana dan belum murni.
Demikian disampaikan oleh Frater Doroteus Bryan Agung Pamungkas Pr yang menyampaikan syeringnya ketika diminta untuk menyampaikan sambutan seusai Perayaan Ekaristi Tahbisan Diakonat.
Selanjutnya ia sampaikan pula, “Mengenal iman Katolik mengantar langkah saya sampai titik ini, menyadari dan memaknai bahwa Yesus menunjukkan dan menyatakan cinta-Nya dalam diri kami berdua. Dalam pengalaman-pengalaman yang sudah kami lalui melalui rekan-rekan seminaris rekan-rekan frater dan para imam serta umat beriman”.
Sebelas tahun kemudian sejak ada niat untuk belajar dan mengenal Yesus dia mendapatkan Kitab Suci dari yang mulia Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm dengan pesan, “Terimalah Injil Kristus, perhatikanlah supaya apa yang engkau baca engkau imani, apa yang engkau imani engkau ajarkan, apa yang engkau ajarkan engkau laksanakan.”
Dua diakon baru
Perayaan Ekaristi dan Tahbisan Diakonat yang dilaksanakan di Gereja Katedral Malang pada Kamis sore 24 November 2022 dipimpin oleh Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm bersama Provinsial SMM Pastor Antonius Tensi SMM dan Ketua Unio Keuskupan Malang Romo Henricus Vidi Krista Pr.
Hadir sejumlah imam yang berkarya di Keuskupan Malang, para suster biarawati, para frater Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII, para frater Montfortan Pondok Kebijaksanaan Malang, dan para seminaris Seminarium Marianum Probolinggo yang ditugaskan sebagai anggota koor.
Kali ini pada saat Perayaan Ekaristi dan Tahbisan Diakonat tidak banyak umat yang hadir dan mengikutinya sehingga masih banyak tempat di dalam Gereja Katedral Malang, tetapi lebih dari seribu orang mengikuti melalui live streaming Komsos Keuskupan Malang.
Sedangkan dua frater penerima tahbisan diakonat:
- Frater Doroteus Bryan Agung Pamungkas Pr.
- Frater Matias Jebaru Adon SMM.
Dalam kutipan homilinya Bapak Uskup Malang menyampaikan, “Pekerjaan di kebun anggur Tuhan selalu melimpah ada terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh para petugas gereja, akan tetapi perlu juga ada kebijaksanaan.
Orang harus bijaksana untuk mampu memilih mana yang penting dan mana yang kurang penting, orang harus bisa menentukan apa yang menjadi prioritas.
Para Rasul berkat bantuan Roh Kudus bisa memilih secara bijaksana, mereka memusatkan diri pada doa dan pelayanan firman dan menyerahkan pekerjaan lain kepada orang lain, inilah namanya pembagian tugas.
Dalam Gereja selalu ada pembagian tugas dalam macam-macam jabatan, macam-macam jenjangnya agar di dalam Gereja pelayanan tidak pernah diabaikan.
Pada sore hari ini apa yang menjadi amanat Kitab suci juga sedang terlaksana. Gereja membutuhkan banyak petugas pelayan: uskup, para imam, dan diakon.
Karena kebutuhan akan pelayanan umat maka ada orang-orang yang dipanggil Tuhan menjadi Diakon Imam dan Uskup. Akan tetapi prinsipnya bukan hanya ada kebutuhan lalu perlu mencari orang, kebutuhan memang penting tetapi lebih penting adalah seleksi, karena Tuhan tidak hanya menghendaki bahwa ada yang bekerja di kebun anggurnya tetapi bahwa mereka juga layak untuk tugas itu.
Penugasan masa diakonat
- Frater Doroteus Bryan Agung Pamungkas lahir di Banyuwangi, 28 Maret 1994, berasal dari Paroki Maria Ratu Damai Banyuwangi, mengawali panggilannya di Seminarium Marianum Probolinggo, melanjutkan pendidikan sebagai imam projo Keuskupan Malang di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang, studi S1 Filsafat di STFT Widya Sasana Malang, Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Santo Albertus de Trappani Blimbing. Seusai melaksanakan TOP ditugaskan belajar studi bakaloreat teologi di Roma, Italia. Frater Bryan begitu biasa disapa ditugaskan oleh Bapak Uskup untuk menjalani masa diakonat di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bernoda Lawang.
- Frater Matias Jebaru Adon SMM, lahir di Ujungpandang, 14 Mei 1993, berasal dari Paroki Santo Mikhael Ruteng, pendidikan awal calon imam di KPA Seminari Santo Paulus Mataloko Ngada, Flores, NTT, melanjutkan pendidikan sebagai anggota Serikat Maria Montfortan di Postulat-Novisiat SMM Ruteng. Mengikrarkan Kaul Pertama 31 Mei 2014, Kaul Kekal dalam Serikat Maria Montfortan pada 15 Agustus 2022.
Melanjutkan pendidikan di Biara Pondok Kebijaksanaan Malang, studi S1 dan S2 di STFT Widya Sasana Malang.
Ditugaskan oleh Provinsial SMM menjalani masa diakonat di Paroki Santo Antonius Padua Pasuruan.
Sejatinya yang melaksanakan kaul kekal bersama Frater Matias SMM pada 15 Agustus 2022 di Biara Pondok Kebijaksanaan Malang ada lima yaitu:
- Fr. Matias Jebaru Adon SMM.
- Fr. Dominikus Siong SMM.
- Fr. Daniel Dagur SMM.
- Fr. Agustinus Asman SMM.
- Fr. Hironimus Aryo Dominggus SMM.
Foto: Komsos Keuskupan Malang