Yang Lama Jadi Baru di Biara Induk SFS Sukabumi: Peresmian Kapel, Ruang Makan, dan Ruang Pertemuan

0
1,220 views
Bapak Uskup Keuskupan Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur meresmikan kapel hasil renovasi baru di Biara Induk Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi (SFS) di Sukabumi, Jabar, 30 Desember 2018. (Dok. Panitia SFS)

TERJADI perkembangan jumlah anggota serta mulai banyak aneka kegiatan internal Kongregasi. Itulah sebabnya lalu diputuskan harus diadakan renovasi dan perombakan beberapa fasilitas umum di Biara Induk Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi atau SFS.

Kegiatan internal yang membutuhkan ruangan longgar dan luas itu antara lain retret, rekoleksi, dan Perayaan Ekaristi serta kegiatan religius seperti penerimaan jubah biara, kaul perdana, kaul kekal dan berbagai perayaan syukur lainnya.

Itulah sebabnya, bangunan kapel, ruang makan, dan ruang pertemuan lalu “diperbaiki” dalam kegiatan renovasi dan penambahan fasilitas lainnya.

Mengapa hal itu harus terjadi? Tidak lain karena faktor “usia”, yakni semua fasilitas bangunan itu sudah berumur 85 tahun –seiring waktu keberadaannya dengan Kongregasi SFS di Indonesia. Keputusan renovasi itu terjadi dalam rapat kapitel Kongregasi SFS 2016 lalu.

Kongregasi SFS yang berpusat di Sukabumi di Jabar ini dulunya merupakan buah kerasulan misi Kongregasi BOZ di Negeri Belanda. Namun, sejak tahun 1996 SFS mulai mandiri sebagai Kongregasi tingkat diosesan di Indonesia.

Puncak semua kegiatan renovasi itu terjadi beberapa waktu lalu, yakni tanggal 30 Desember 2018. Itulah waktu ketika dilakukan peresmian beberapa fasilitas baru dan pemberkatannya.

Perayaan Ekaristi meriah bersama Bapak Uskup Keuskupan Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM mengawali kisah penting di ujung akhir tahun 2018. Ikut berkonselebrasi dalam misa ini ada lima imam.

Bangunan Kapel St. Fransiskus Assisi di dalam kompleks Biara Induk SFS di Kota Sukabumi, Jabar.
Penanaman pohon untuk penghijauan dan menebarkan atmosfir go-green di Biara Induk Kongregasi SFS.

Dalam homilnya, Bapak Uskup Mgr. Paskalis menyampaikan hal-hal berikut ini.

  • Tersedianya bangunan kapel yang baru itu menjadi sarana untuk membangun secara intens relasi  kaum religius SFS Peniten Rekolek Charitas Alles vor Allen  (Pentobat dan Pendoa) dengan Allah.
  • Itu berarti, kapel menjadi tempat di mana para suster SFS bisa selalu “merehab” diri dalam kanjang doa dan kegiatan merefleksikan peristiwa iman yang diabadikan.
  • Itu terjadi setiap kali para suster datang memasuki Kapel St. Fransiskus Asisi –nama kapel di Biara Induk SFS– mulai dari pendiri Kongregasi dan peristiwa Yesus lahir, wafat, serta Ekaristi.

Sambutan Bapak Walkot Sukabumi

Usai misa, acara berlanjut dengan wujud syukur berupa  ramah tamah bersama tamu undangan.

Ikut hadir dalam acara ini adalah Walikota Sukabumi Bapak Achmad Fahmi, S.Ag., MPd. Beliau berkenan memberi sambutan yang di antaranya menyinggung harapannya agar kehidupan sosial dan religius di Kota Sukabumi senantiasa terjaga, semua komponen masyarakat merawat semangat kerukunan sosial dan tekun membangun persaudaraan.

Pada kesempatan itu, Bapak Walikota Sukabumi dan Bapak Uskup secara bersama meresmikan kapel dan beberapa gedung baru.

Walikota Sukabumi Bapak Achmad Fahmi, S. Ag.,MP

Tindakan peresmian itu ditandai antara lain dengan penandatangan prasasti dan menggunting pita serta membunyikan lonceng kapel.

Hepinya Para Suster SFS Sukabumi “Belajar” tentang Korupsi (4)

Selanjutnya dilakukan penanaman pohon damar di area Komunitas St. Fransiskus Sukabumi Pusat.

Ramah tamah selanjutnya berisi acara ringan-ringan saja, yakni ketika para suster datang menyajikan makanan khas dari 12 Komunitas para suster SFS.

Pemimpin Umum Kongregasi SFS Sr. Zita mendampingi Mgr. Paskalis melakukan penyiraman bibit pohon damar di halaman kompleks Biara Induk Kongregasi SFS di Kota Sukabumi.
Pentingnya menanam pohon tidak hanya untuk estetika, tapi juga keseimbangan lingkungan hidup.
Sukacita para suster SFS melayani para tetamu dengan suguhan makan-minum khas dari komunitas mereka di daerah.

Komunitas SFS dari Jateng menghadirkan nasi jagung dengan lauk tumpang atau lethok. Komunnitas SFS di Jabar juga menyajikan hidangan khas lokal yang tidak kalah menarik dan lezat.

Semua itu akhirnya mendatangkan sukacita bersama.

Kunci Utama di Balik Setia dan Bahagia Menjadi Suster Fransiskan Sukabumi SFS (6)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here