Empat Stasi dalam Sepekan di Menyumbung, Keuskupan Ketapang: 72 Orang Terima Krisma di Stasi Senduruhan (3)

0
795 views
Misa krisma di Stasi Senduruhan Paroki Menyumbung, Keuskupan Ketapang. (ME Soesiati/Paroki Pekalongan)

PAROKI Salib Suci Menyumbung merupakan satu dari 18 paroki yang berada di bawah Keuskupan Ketapang. Paroki Menyumbung punya 14 Stasi.

Jumlah keseluruhan umatnya lebih dari 11.000 jiwa dan mereka itu tersebar di ke-14 stasi tersebut.

Empat Stasi dalam Sepekan

Turne Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi kali ini hanya mencakup empat stasi plus Paroki Menyumbung.

Itu pun membutuhkan waktu sepekan lamanya dengan ber-speedboat ria selama 2-5 jam setiap harinya.

Waktu tempuh dari pusat Kecamatan Sandai ke Menyumbung adalah dua jam perjalanan menuju kawasan hulu dengan naik speedboat.

Secara tata kelola administratif pemerintaha, Menyumbung adalah Ibukota Kecamatan dan Kelurahan yang termasuk dalam Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang.

Sungai di Menyumbung menjadi andalan jalan utama menuju lokasi-lokasi udik di kawasan pedalaman.

Peladang nomaden

99% masyarakat Menyumbung itu beragama Katolik dan bermata pencaharian dengan berladang secara berpindah-pindah. Saat tidak berladang, sebagian besar bekerja di perkebunan sawit atau perkebunan karet. Sebagian kecil ada juga yang PNS di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.

Kekayaan alam di Menyumbung sungguh melimpah. Buah-buahan bisa diambil dari hutan tanpa membutuhkan perawatan intensif.

Rombongan turne tiba di Mengunjung saat panen raya buah rambutan dan durian. Panen raya terjadi sejak 3 bulan lalu. Durian dengan berbagai macam dan jenis (beberapa tidak ditemukan di Jawa) tersedia di paroki setiap hari, kiriman dari umat setempat.

 

Rombongan turne ke Stasi Senduruhan di Paroki Salib Suci Menyumbung bersama Bapak Uskup Keuskupan Ketapang, Kalbar: Mgr. Pius Riana Prapdi (paling kanan)

Stasi Senduruhan

Pagi hari, setelah menginap semalam di Menyumbung, rombongan bergegas ke Stasi Senduruhan. Kali ini jumlah rombongan menjadi 31 orang.

Pastor Widhi CP selaku pastor paroki berkenan mengajak anak-anak OMK, misdinar, mahasiswa Unika Atma Jaya di Yogya yang sedang KKN, dan keluarga yang siap melayani di stasi.

Kegiatan di Stasi Senduruhan dimulai pukul 08.00 dengan acara utama Pemberkatan Gereja dan Misa Krisma.

72 umat stasi menerima Sakramen Krisma yang diterimakan oleh Bapa Uskup dalam misa  konselebrasi bersama Pastur Widhi CP.

Tuak Tumpah Manok Mati

Dalam homilinya, Mgr. Pius menyampaikan bahwa Yesus Kristus telah mengorbankan tubuh dan darahNya untuk menebus dosa-dosa manusia. Peristiwa itu terus terjadi saat “konsekrasi” dalam setiap penyelenggaraan Misa Kudus.

Umat manusia harus bersyukur karena sejak penyaliban Kristus terbebas dari segala dosa.

Misa Krisma di Stasi Senduruhan di Paroki Menyumbung.
Para penerima Sakramen Krisma di Stasi Senduruhan.
Bahagianya Umat Katolik di Stasi Senduruhan.

Masyarakat dayak mengenal pepatah yang berbunyi “tuak tumpah, manok mati”, yang artinya segala persoalan dan masalah terselesaikan jika hukum adat telah ditegakkan. Sejalan dengan hal tersebut, umat diimbau untuk selalu hidup dengan rukun dan damai.

Selepas Misa Krisma dan Pemberkatan Gereja usai, rombongan turne dijamu makan siang di rumah Kepala Desa dengan penuh keakraban dan keramahtamahan. Rombongan turne kembali ke Menyumbung selesai santap siang bersama.

Di sore hari turne dilanjutkan di Stasi Sepanggang. (Bersambung)

Bersama para penerima Sakramen Krisma di Stasi Serunduhan, Paroki Salib Suci Menyumbung, Keuskupan Ketapang.

Tiga Srikandi Pekalongan Masuk Pedalaman Menyumbung: Menikmati Ketapang dengan Open House dan Tempoyak (2)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here