Kunjungan Uskup Keuskupan Paramaribo: Menimba Inspirasi Menumbuhkan Benih Panggilan

0
624 views
Para seminaris bersama para uskup. (Aloysius Kristiawan)

SINGKAT, namun penuh makna dan motivasi bagi para seminaris. Itulah kesan yang tergores dari kunjungan singkat tiga uskup ke seminari Menengah St. Paulus Palembang, yaitu Mgr. Aloysius Sudarso SCJ (Uskup Keuskupan Agung KAPal), Mgr. Yohanes Harun Yuwono (Uskup Keuskupan Tanjungkarang), dan Mgr. Karel Martinus Choenin (Uskup Keuskupan Paramaribo, Suriname).

Didampingi oleh Romo Ign. Putera Setiahati, hadir ke seminari untuk makan siang dan meyapa para seminaris yang baru selesai sekolah. Kehadiran tiga tamu istimewa ini disambut oleh para seminaris dengan pertunjukan kuda lumping khas seminari.

Sebelumnya, rombongan para uskup tersebut berkunjung ke kompleks pendidikan KAPal, meliputi: Unika Musi Charitas, Kantor Yayasan Xaverius Palembang, SMA Xaverius 1, dan Seminari Menengah St. Paulus Palembang.

Kiri-kanan; Mgr. Harun, Mgr. Karel, Mgr. Sudarso.

Kondisi Keuskupan Paramaribo

Kepada para seminaris, Mgr. Karel yang hadir bersama Mr. Paul, sekretarisnya, mengisahkan sedikit perjalanan panggilannya.

Masuk seminari menengah di usia 11 tahun, saat itu ada 11 orang yang berjuang merintis panggilan. Namun, saat ini hanya beliau sendiri yang berhasil. Ironisnya, seminari menengah tersebut sudah lama ditutup karena tidak ada calon.

Melihat Seminari Palembang dengan 119 orang seminaris yang berproses di dalamnya membuat uskup kelahiran 20 Desember 1958 ini kagum karena masih banyak benih-benih muda untuk panggilan melayani Gereja.

Menurutnya, saat beliau masuk seminari tinggi regio yang dikelola oleh beberapa keuskupan pun jumlahnya hanya berkisar 31–32 orang saja.

Menjabat sebagai Uskup Paramaribo sejak 24 Januari 2016, Mgr. Karel tahun lalu baru menahbiskan seorang imam. Uniknya, tahbisan tersebut merupakan yang pertama kalinya setelah 18 tahun di keuskupan tersebut tidak ada tahbisan. 

Secara pribadi, kadang ada rasa putus asa dalam diri Mgr. Karel karena kurangnya ketersediaan imam yang melayani.

Bersama staf dan formator seminari menengah.

Untuk itu, beliau mengutarakan bahwa kunjungannya ke seminari ini secara khusus untuk menimba inspirasi dalam menumbuhkembangkan benih panggilan dan menjaga masa depan Gereja.

Kepada para seminari disampaikan pesan, “Ingatlah bahwa ada dunia yang haus akan Yesus, dan yang butuh pewartaan akan Yesus.”

Siap mengutus imam ke Paramaribo

Mendengar kondisi yang terjadi di Keuskupan Paramaribo, Mgr. Harun memberi respon positif. Beliau mengungkapkan bahwa sesungguh kondisi kurangnya imam bukan hanya terjadi di Suriname saja. Di Indonesia pun, banyak tempat yang kurang mendapat pelayanan dari imam.

Harus senantiasa diingat pesan Bapa Suci Fransiskus bahwa semakin modern dunia maka saat itu juga imam makin dibutuhkan.

Tampilan atraksi kuda lumping menyambut kedatangan para Uskup.

Kepada para seminari, Mgr. Harun berpesan agar jangan kendor semangat untuk menjadi imam. Sebagai wujud Gereja yang Satu, maka Mgr. Harun berjanji akan mengutus dua orang imamnya untuk membantu dan melayani di wilayah Keuskupan Paramaribo.

Harapan gereja ada pada orang-orang muda yang sekarang sedang berjuang merintis cita-cita menjadi imam.

Sebagaimana beliau mewarisi rahmat tahbisan uskup dan Mgr. Al. Sudarso, maka kelak beliau pun akan mewariskan hal yang sama kepada orang-orang muda. Gereja tetap butuh imam.

Suasana ramah tamah para uskup bersama staf dan formator seminari.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here