Lentera Keluarga

0
354 views

Tahun C-1. Minggu Biasa V.
Minggu, 10 Februari 2019.
Bacaan: Yes 6:1-2a.3-8; Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8; 1 Kor 15:1-11; Luk 5:1-11.

Renungan:

MEMBACA Injil hari ini dari sudut pandang Simon membawa kita pada dinamika emosi yang mendalam. Simon kekecewaan yang semakin memuncak dari nihilnya tangkapan, dipakainya perahu oleh Yesus mengajar( yang berarti bahwa Simon tidak bisa segera pulang dan terpaksa mendengarkan Yesus) dan puncaknya perintah Yesus yang tidak masuk dalam pemahamannya “bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan”. Namun ada yang luar biasa dalam diri Simon yang kecewa ini “Tetapi karena perintahMu, aku akan menebarkan jala juga”. Ia belajar taat dalam kekecewaan dan ketidamampuannya memahami perintah Tuhan. Sikap taat itu membuahkan hasil yang luar biasa, bukan hanya tangkapan tetapi yang utama adalah perubahan hidup Simon sendiri. Yang paling berharga bukan lagi ikan yang melimpah, tetapi Yesus sendiri.

Penghayatan ketaatan bagi seorang religius dan imam kadang berjalan serupa dengan kisah Simon. Kadang kita mencari alasan mengapa kita yang diutus ke tempat tertentu, mengapa bukan orang lain. Atau mengapa kita ditugaskan di daerah/bidang ini dan bukan daerah/bidang lain. Ketaatan bagi kita bukan pertama-tama mempertanyakan atau menilai alasan pemimpin, tetap teretak pada kesungguhan kita untuk menerima tanggungjawab komunitas. Inilah arti dari taat dan mengikuti Yesus.

Panggilan Simon mencerminkan juga panggilan iman kita. Hidup iman kita banyak diwarnai oleh sukses dan tidaknya kita dalam kerja kita. Ada kalanya hidup kita “drop” dan kadang Tuhan bersabda melalui teman-teman kita dengan perintah yang tidak masuk akal “ikut retret, ikut kep, doa novena, dll. Dan secara mengagumkan dengan caraNya Tuhan mengubah hidup kita. Kita dipulihkan dan dicukupkan, tetapi hidup iman kita tidak tergantung dari hasil. Kita fokus pada Tuhan sendiri. Di dalam situasi “drop” satu hal yang tidak boleh kita lupakan : “kerjakan apa yang diperintah Tuhan”.

Kontemplasi:

Gambarkan dinamika perasaan Simon berhadapan dengan situasi yang ia alami.

Refleksi:

Apakah iman dan ketaatan Simon juga menjadi ketaatanku kepada Tuhan, terutama ketika aku mengalami kegagalan dalam hidup?

Doa:

Ya Bapa, biarlah dalam gagal dan sukses aku belajar untuk taat dan setia kepada Yesus PuteraMu.

Perutusan:

Jangan beriman kepada Tuhan untuk mendapatkan kesuksesan. Tetapi carilah Tuhan pertama-tama dan hidup anda akan dicukupkan.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here