Lentera Keluarga – Dihianati dan Disangkal

0
451 views

Tahun C-1. Selasa Dalam Pekan Suci

Selasa, 16 April 2019. 

Bacaan: Yes 49:1-6; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6b.15.17; Yoh 13:21-33.36-38. 

Renungan: 

SELAIN mengalami ancaman ektern dari imam-imam kepala, ahli kitab dan orang Farisi, Yesus juga menghadapi tantangan intern dari komunitasnya sendiri yaitu penghianatan Yudas dan penyangkalan Pertus, orang-orang yang selama ini dididik dan dipercaya. “Menghianati” berarti sengaja menyalahgunakan kepercayaan. “Menyangkal” berarti menolak kebenaran atas kenyataan. Dapat digambarkan bagaimana dunia batin Yesus merasakan itu semua.  Walaupun Yesus tahu, tetapi Ia tetap bersikap bijak kepada mereka, mengingatkan mereka dan memberi kebebasan kepada mereka atas apa yang akan mereka lakukan. 

Pengalaman dihianati dan disangkal oleh pasangan kita, keluarga kita, teman dekat kita, rekan bisnis, orang kepercayaan kita adalah pengalaman yang menyakitkan bahkan menjadi luka batin yang berkepanjangan dan tak termaafkan. Mzm 55 : 13-15 menggambarkan : “kalau musuh yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya, kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: kami yang bersama-sama bergaul dengan baik dan masuk ke rumah Allah di tengah-tengah keramaian.“

Kepercayaan selalu beresiko penghianatan ataupun penyangkalan. Tetapi kalau kita dibayangi takut akan penghianatan dan penyangkalan, kita juga tidak akan dapat percaya kepada siapapun. Semakin dekat sebuah relasi, semakin tinggi kepercayaannya, maka jika terjadi penghiatan ataupun penyangkalan maka tindakan itu sangat melukakan hati. 

Boleh kita mengalami sakit hati, tetapi hendaklah kita tidak tinggal dan dikuasai oleh sakit hati yang mendalam itu. Jangan sampai kita yang hancur dimakan perasaan tidak terima dan dendam sehingga kita bisa gelap mata dan tidak bersikap bijak. Mengutarakan luka, menegur, mengingatkan tetap masih dapat kita lakukan untuk kebaikan orang tersebut; namun kita lakukan dengan hati yang jernih dan besar. 

Kitapun diundang untuk tidak melukai hati Tuhan dengan penghianatan dan penyangkalan kita: menyembunyikan identitas kita sebagai orang kristen atau menolak kebenaran iman yang de fakto benar. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Hati Yesus mengetahui bahwa orang-orang yang dipilihNya ini yang satu akan menghianati dan yang lain menyangkal?

Refleksi:

Bagaimana pikiran, perasaan dan sikapku ketika aku mengalami penghianatan dan penyangkalan dari orang-orang yang dekat denganku? Apakah aku mampu membebaskan diri dari sakit hati, rasa tidak terima dan dendam?

Doa

Ya Bapa, semoga aku semakin boleh belajar bersikap bijak dan tenang ketika mengalami penghiatan dan penyangkalan. 

Perutusan:

Lepaskanlah sakit hati, rasa tidak terima dan dendam. Satukanlah dengan hati Yesus yang tercermin dalam sabda hari ini.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here