Lentera Keluarga – Estafet Pewartaan

0
1,389 views

Tahun C-1. Kamis Paska VI. Hari Raya Kenaikan Tuhan

Kamis, 30 Mei 2019. 

Bacaan: Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3.6-7.8-9; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53. 

Renungan:

IMAN kita mengatakan “ yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah yang Mahakuasa. Dari situ Ia datang mengadili orang hidup dan mati.” Kenaikan Yesus ke Surga dikisahkan dalam baik dalam Injil Markus, Lukas maupun dalam Kisah Para Rasul dengan cara yang agak berbeda baik tempat maupun waktunya. Namun satu hal yang mau disampaikan adalah bahwa KenaikanNya ke surga mengingatkan kita kepada kisah Henock (Kej 5:24) dan kisah Elia (2 Raj 2) bahwa Yesus dimuliakan oleh Allah Bapa di surga dan mulailah suatu jaman baru yaitu jaman Roh Kudus. 

Tiga pesan pewartaan yang dibuat Tuhan sebelum terangkat ke surga: Mesias harus menderita dan bangkita dari antara orang mati pada hari ketiga. Dan lagi: Dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikam….”; sebuah misi khusus yang memerlukan “kuasa dari tempat tinggi” yaitu Roh Kudus yang dinantikan dengan berkumpul bersama dan berdoa. 

Kenaikan Tuhan mengingatkan kepada kita bahwa sekarang ini adalah tanggungjawab kita, tanpa kecuali untuk menjadi pewarta sengasara, wafat dan kebangkitan Tuhan. Kita meneruskan estafet pewartaan yang telah dimulai oleh Tuhan Yesus. Setiap orang kristen adalah pewarta. Maka tidak cukup belajar banyak, ikut seminar banyak, ikut pengajaran banyak..tetapi juga berani mulai dan belajar menjadi pewarta; terlibat dalam katekese umat, sharing iman, maupun pengajar iman bagi anak-anak kita sendiri. Bahkan sebagai pewarta, kita juga harus berani belajar sendiri berdasar dari bekal yang telah kita terima.  Bekal para murid tidak banyak, tetapi ada kuasa Roh Kudus yang akan mereka terima dan membuat mereka mampu meneruskan tanggungjawab besar itu. 

Kontemplasi:

Gambarkanlah bagaimana perpisahan Yesus dengan murid-muridNya menyertakan kepercayaan dan tanggungjawab besar kepada murid-muridNya. 

Refleksi:

Bagaimana keterlibatanku dalam mewartakan sabda Tuhan? Apakah aku lebih sebagai pendengar atau pelaku pewartaan?

Doa

Ya Bapa, semoga kami dengan sukacita meneruskan tanggungjawab pewartaan iman tanpa mengenal takut dan lelah. 

Perutusan:

Terimalah tanggungjawab menjadi pewarta sabda dengan sukacita. 

(Morist MSF –  www.misafajava.org)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here