Persaudaraan Masyarakat Katolik Indonesia di Filipina (PMKIF) Adakan Baksos (1)

0
453 views
Bakti sosial oleh kelompok Persaudaraan Katolik Indonesia di Filipina di salah satu stasi Christ the King Parish Church, Diocese of Novaliches. (Ist)

KESIBUKAN tidak mejadikan alasan untuk tidak berbuat baik bagi sesama sebagai jalan menghadirkan korban Kristus yang hari kemarin  seluruh Gereja Katolik merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah. Demikian diungkapkan oleh Romo Made Pr, imam diosesan Keuskupan Agung Makasar yang sedang mengambil program S-3 Kitab Hukum Kanonik di Saint Thomas University, Manila. Ia hadir mewakili Romo Giman, Ketua Persaudaraan Masyarakat Katolik Indonesia di Filipina (PMKIF).

Romo Giman adalah imam diosesan Keuskupan Agung Palembang yang sedang mengambil master di ICLA Manila.

Acara baksos itu terjadi  pada Hari Minggu, 3 Juni 2018, di Recomville, satu stasi dari Christ the King Parish.

Pelaksanaan bakti sosial ini diawali dengan misa berbahasa Tagalog di Stasi Recomville yang dipimpin langsung oleh penulis: Romo Yohanes Kopong Tuan MSF selaku Pastor Paroki Christ the King Parish, Diocese of Novaliches.

OMK lokal.

Dalam kotbahnya, penulis  menegaskan kegiatan bakti sosial itu merupakan perwujudan nyata menghadirkan dan membagi kembali korban Kristus dalam Tubuh dan Darah-Nya melalui aksi nyata.

Hari Minggu kemarin, masyarakat Katolik Indonesia di Filipina tidak hanya merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus bersama kita di stasi ini, tetapi mereka dengan hati yang tulus penuh cinta dan pengorbanan membawa dan membagikan Kristus kepada kita. Masyarakat Indonesia hadir di sini untuk mengungkapkan bahwa Tubuh dan Darah Kristus yang adalah Ekarisiti yang darinya mengalir cinta yang menjadi sumber kekuatan untuk berbagi, bersatu dan bersaudara bersama kita.

Homili untuk memberi semangat.

Kristus yang telah menyerahkan Diri-Nya untuk membawa keselamatan kepada umat manusia menjadi nyata melalui kegiatan bakti sosial hari ini. Tubuh dan darah-Nya yang menjadi makanan rohani telah menjadi berkat bagi umat Stasi Recomville hari ini.

Acara bakti sosial yang digagas oleh PMKIF  berupa pembagian makanan, handuk dan juga pakaian pantas pakai bagi 300 orang anak dan juga bagi keluarga-keluarga sederhana yang paling membutuhkan uluran tangan kasih dari sesama.

Orang Muda Katolik Paroki Kristus Raja bersama OMK Stasi Saint Martin de Pores dan OMK Recomville sendiri ikut membantu mengatur pembagian makanan, handuk dan pakaian pantas pakai bagi anak-anak,  termasuk menghibur kami semua dengan lagu dan tarian. Para ibu yang tergabung dalam Mother Butler Guilt (MBG) Christ the King Parish ikut hadir membantu pelaksanaan kegiatan bakti sosial ini.

Seluruh umat bersama anak-anak Stasi Recomville lebur dalam suasana bahagia penuh persaudaraan bersama para anggota Persaudaraan Masyarakat Katolik Indonesia di Filipina.

Anggota Persaudaraan Masyarakat Katolik Indonesia di Filipina yang hadir dalam kegiatan Bakti Sosial ini ada sekitar 50-an orang di antaranya para pastor, fraters, suster, bapak, ibu, anak-anak dan mahasiswa-mahasiswi yang sedang melaksanakan studi di Filipina dan beberapa anak muda yang bekerja di sekitar Manila.

Wajah Indonesia yang ramah

Menurut  Pak Santoso dan Pak Wahyu, keduanya penasehat PMKIF, kegiatan bakti sosial ini sejatinya menunjukan wajah bangsa Indonesia yang ramah dan bersolider dengan orang lain.

Meski ini dilakukan oleh Masyarakat Katolik Indonesia di Filipina, namun ini merupakan aksi nyata Orang Katolik yang “100% Katolik dan 100% Indonesia.”

Perayaan Ekaristi sebelum melakukan baksos.

Kita baru saja merayakan Hari Lahirnya Pancasila pada tanggal 1 Juni yang lalu, maka kegiatan ini sejatinya merupakan perwujudan nyata dari “Aku Indonesia, Aku Pancasila” itu sendiri.  Kita harus menjadi garam dan terang bagi sesama melalui bakti sosial sebagai ungkapan persaudaraan dan solidaritas bersama mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Demikian kata Pak Santoso dan Pak Wahyu.

Ketika banyak orang saling menuding dan mempersalahkan, di saat teror menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI dan Pancasila, orang Katolik harus menjadi garam dan terang yang membawa kedamaian untuk menunjukan kepada dunia bahwa kita adalah Indonesia yang ramah, cinta pada perbedaan dan solider pada mereka yang berkekurangan.

Satu hal yang kami petik bersama dari kegiatan bakti sosial hari ini yang bertepatan dengan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus adalah dari kekurangan dan kesibukan kami semua, kami berusaha untuk “membagikan” pengorbanan Kristus yang saling meneguhkan dan menguatakan satu sama lain. Kami bahagia karena kesibukan tidak menjadi alasan dan halangan bagi kami untuk menghadirkan Korban Kristus, Tubuh dan Darah-Nya dalam aksi nyata dengan cinta yang tulus dan penuh pengorbanan.

Selaku Pastor Paroki,  penulis menghaturkan limpah terima kasih untuk seluruh anggota Persaudaraan Masyarakat Katolik Indonesia di Filipina atas cinta dan pengorbanan di Christ the King Parish.. Tuhan memberkati.

Manila, 3 June 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here