Identitas Yesus dan Para Pengikut-Nya

0
79 views
Ilustrasi - Gereja bentukan umat beriman perdana. (Ist)

DALAM khotbahnya pada hari Pentakosta, rasul Petrus berkata, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” (Kisah Rasul 2: 36).

Benar, Yesus itu Tuhan dan Mesias (yang diurapi oleh Allah).

Tanggapan dari pendengar itu menarik. Mereka berkata, “Apakah yang harus kami perbuat saudara-saudara?” (Kisah Rasul 2: 37).

Mereka memanggil Petrus dan Yohanes saudara.

Petrus menjawab bahwa mereka mesti percaya dan dibaptis dalam Yesus. Mereka yang dibaptis dosa-dosanya diampuni dan karunia Roh Kudus dicurahkan atasnya (Kisah Rasul 2: 38). Itulah anugerah dari iman akan Yesus.

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menyebut lagi para murid dan pengikut-Nya saudara. “Pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” (Yohanes 20: 17).

Bahwa Yesus tidak lagi menyebut mereka murid atau pengikut-Nya tetapi saudara menegaskan kedekatan-Nya dengan mereka. Ini tentang persahabatan. Hirarki atas bawah tidak diperlukan lagi di antara para saudara yang akrab berelasi (Yohanes 15: 15).

Kedekatan membawa konsekuensi.

Pertama, Yesus itu sungguh dekat dengan para saudara-Nya itu (Ibrani 4: 15). Dia bukan hanya saudara dekat, melainkan Dia ikut menanggung dosa mereka yang berat.

Kedua, para sahabat-Nya perlu bersikap yang sama kepada-Nya. Mereka mesti memiliki empati dan kasih kepada-Nya. Tidak terus melukai-Nya dengan dosa-dosa. Bukankah sahabat sejati tidak menyakiti sahabatnya?

Liturgi Selasa Oktaf Paskah membuka mata kita akan khasanah iman. Bukan hanya tentang kebangkitan, tetapi juga persahabatan Yesus dengan orang yang percaya kepada-Nya. Identitas Yesus dan para pengikut-Nya diungkapkan.

Selasa, 11 April, 2023 (Oktaf Paskah)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here