KAMU sudah bantu tim.
Kerja keras nggak tanggung-tanggung.
Nggak pernah rebutan panggung.
Tapi tetap… kamu bukan yang disebut pemimpin.
Kamu jujur, tapi malah dicurigai.
Kamu lebih paham kerjaan, tapi suara kamu dikalahkan yang lebih ramai.
Bingung?
Sakit hati?
Pasti.
Tapi mungkin memang bukan panggung yang kamu cari.
Mungkin yang kamu butuhkan bukan pengakuan instan,
tapi proses membangun reputasi.
Reputasi itu seperti akar.
Tumbuhnya ke dalam dulu, diam-diam.
Tapi saat tiba waktunya, ia menopang pohon yang tinggi – yang tak mudah rubuh.
Karena pada akhirnya, bukan suara paling keras yang dipercaya.
Tapi suara yang konsisten, jujur, dan tetap berdiri saat semua lain runtuh.
“Tjoretan tipis-tipis, makna manis.
Simpan jika berkesan.
Sebar kalau terasa berguna.”
– Jusuf Goen
Baca juga: PUKAT dan The Golden Circle, menemukan tujuan lewat pelayanan