Antara Duniawi dan Surgawi

0
265 views
Menyambut anak kecil

Bacaan 1: Ul 31:1-8

Injil: Mat 18:1-5. 10. 12-14

Dalam pemikiran hidup di dunia, terbesar dalam hal apapun selalu menjadi ukuran kesuksesan. Menjadi orang “Besar” dalam arti orang top, pejabat tinggi, tokoh berpengaruh dan lain sebagainya.

Setiap orang selalu menginginkan “Kebesaran” dalam duniawi.

Hal ini masih menjadi pola pikir para murid Yesus saat itu. Meski mereka dalam keseharian selalu bersama-Nya namun pemahaman Kerajaan Surga, juga ditakar dalam ukuran duniawi.

Dalam perjalanan menuju Yerusalem, mereka memperdebatkan siapa yang akan menjadi pemimpin (pembesar) jika Tuhan Yesus benar-benar mati di sana. Siapa yang akan menggantikan Sang Guru, memimpin komunitas itu.

Tuhan Yesus tidak marah atas pola pemikiran itu dan memakluminya.

Dia justru menjelaskan dengan sabar apa arti mengikuti-Nya hidup dalam Kerajaan Surga. Tuhan Yesus mengambil contoh anak kecil. Suatu kelompok yang dalam tradisi Yahudi dianggap kaum paling lemah dan tak berdaya.

Ada empat pokok jawaban Tuhan Yesus:

  • Bertobat dan menjadi seperti anak kecil
  • Merendahkan diri seperti anak kecil
  • Menyambut seorang anak kecil
  • Tidak menganggap rendah anak kecil

Sebuah jawaban kontras namun sempurna, bahwa dalam Kerajaan Surga bukanlah menjadi terbesar yang utama namun justru mau menjadi dan peduli pada kaum lemah seperti anak kecillah yang terpenting.

Mau melayani dan menganggap setiap orang adalah penting. Sama pentingnya satu domba hilang terhadap sembilan puluh sembilan domba lainnya.

“Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.

Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.”

Yosua yang nota bene hanyalah pembantu Musa, justru malah dipilih Allah untuk menggantikannya sebagai pemimpin bangsa Israel untuk memasuki “Tanah Terjanji”, bukan orang penting lainnya.

Yosua merupakan salah satu dari dua belas pengintai awal ke Kanaan. Berdua bersama Kaleb, mereka adalah orang yang percaya bahwa Allah akan menuntun bangsa itu memasuki “Tanah Terjanji”. Dibandingkan sepuluh orang lainnya yang meragukan kepemimpinan Allah.

Pesan hari ini

Dalam Kerajaan Surga, tidak berbicara tentang siapa yang paling berkuasa atau terbesar. Namun penyerahan diri secara total kepada Allah dan mengandalkan sepenuhnya pada kehendak-Nya.

“Percayalah kepada Allah ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti yang kamu inginkan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here