Bapa Kami Bersama

0
411 views
Ilustrasi - Doa Bapa Kami. (Ist)

Puncta 16.06.22
Kamis Biasa XI
Matius 6: 7-15

YESUS mengajari doa yang sangat istimewa, yakni doa Bapa Kami.

Kendati Yesus menyebut Allah sebagai Bapa-Nya, namun Dia mengajarkan bahwa Allah milik semua orang. Ia mengajak kita berdoa dengan menyapa Bapa Kami.

Sebutan itu mengandung makna bahwa di hadapan Allah kita semua adalah sama. Kita menyebut Allah adalah Bapa Kami.

Yesus mau mengajarkan kepada kita semua bahwa Allah itu adalah kasih. Allah bukan hakim yang menghukum, tetapi Allah adalah Bapa yang berbelaskasih. Allah adalah Bapa yang mengampuni.

“Ampunilah kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.”

Hal itu ditunjukkan dengan perumpamaan Anak yang hilang. Sesungguhnya inti perumpamaan itu berjudul Bapa yang berbelaskasih.

Belaskasih Allah juga ditunjukkan Yesus terhadap wanita yang berdosa. “Aku juga tidak menghukum engkau. Pergilah, jangan berbuat dosa lagi.”

Kalau Allah, sumber dan tujuan hidup kita adalah kasih, maka kita, semua orang sebagai saudara harus juga meniru belaskasih Allah.

Seperti Bapa telah mengampuni, maka kita juga diajak mengampuni sesama.

“Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.”

Bandingkan perumpamaan Yesus tentang orang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Raja itu (Tuhan Allah) telah menghapuskan hutangnya.

Tetapi orang itu tidak mau menghapuskan hutang kawannya yang hanya seratus dinar.

Maka kata Raja, “Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti Aku telah mengasihani engkau?

Maka Bapa-Ku yang di s8rga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”

Kalau relasi kita dengan Allah baik, beres dan benar, maka relasi dengan sesama juga akan baik dan benar.

Kalau kita punya pandangan tentang Allah serba menakutkan, menghukum, mengadili, hakim yang bengis, maka relasi kita dengan orang lain akan dipengaruhi oleh doktrin itu.

Relasi kita dengan Allah akan tergambar dalam relasi kita dengan sesama.

Begitu juga sebaliknya. Kalau relasi kita dengan sesama jelek, akan nampak juga bagaimana relasi kita dengan Tuhan.

Maka Yesus menyarankan agar kita meninggalkan persembahan di altar untuk berdamai dulu dengan sesama kita.

“Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”

Doa Bapa Kami itu mengingatkan kita untuk memuliakan Tuhan, juga menghormati sesama; mengasihi Tuhan juga mengasihi sesama; mengampuni sesama juga akan diampuni Tuhan; menyayangi sesama juga akan disayangi Tuhan.

Kalau kita beres dengan Tuhan, pasti juga beres dengan sesama. Kalau tidak, pasti ada yang salah dengan kita. Bukan Tuhan yang salah, tetapi kita.

Mengintip dari balik jendela,
Yang lewat gadis cantik jelita.
Jika kita mengampuni sesama,
Tuhan juga mengampuni kita.

Cawas, mari saling mengasihi….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here