Cap sebagai Tapol

3
518 views
Ilustrasi - Stigma negatif by Youth Voices

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Senin, 6 Juni 2021

Bacaan:

  • 2 Kor 1: 1-7.
  • Mt. 5: 1-12.

INDAH dan asyiknya berselancar. Mereka begitu menikmati dan menari di atas deru ombak besar serta gulungan yang mengkawatirkan.

Mengikuti deru keganasan ombak, tapi mampu mengatasi. Bahaya mengintai, namun jeli mencari celah selamat.

Kegembiraan. Ya, tetap menikmati kegembiraan di tengah-tengah ancanan.

Kita memandangnya dengan decak kagum. Ada keberanian, kejelian, keputusan cepat menerobos, dan mengambil celah selamat di antara dan di dalam gulungan ombak.

Hidup yang dipertaruhkan. Tapi  keluar sebagai pemenang. Menakjubkan.

Santo Paulus dengan baik mengkisahkan kegembiraan iman dalam hidupnya.  

“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” ay 3-4.

Ia tahu bagaimana menangis dengan sesama. Itulah kebahagiaan.

Yesus mengajarkan para murid kebahagiaan yang “dibenarkan” dalam nama-Nya.

Delapan Sabda bahagia dapat dikatakan sebagai wajah Kristus yang ditampilkan dalam keseharian hidup para murid. Sebuah gerak bahagia yang melawan arus kecenderungan dunia. Tidak gampang, memang.

Namun bila percaya dan Roh Kudus memenuhi kita dengan daya kekuatannya, membebaskan kita dari kelemahan egois-kemalasan dan kesombongan, tak mustahil kita dapat mengalami kebahagiaan.

Stigma politik

“Wah rajin sekali dan pintar pijit lagi,” kataku mengakui seorang pekerja rumah tangga pastoran.

“Ya, beginilah Romo yang bisa saya lakukan. Saya tidak bisa bekerja di mana pun. Akhirnya saya menemukan dan percaya, inilah pekerjaan dan tempat yang the best dalam hidup saya, bagi keluargaku. Di sini saya merasa diterima dan “di wong ke”.

“Lah kenapa?”

Dengan rendah hati dan tidak ada terkesan luka batin, ia mengisahkan perjalanan hidupnya.

“Orangtua saya di cap tapol. Saya masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Gerak keluarga dibatasi dan selalu merasa diintimidasi. Mencari pekerjaan agak susah. Melihat KTP kami mereka merasa lebih baik tidak menerima. Segala jenis pekerjaan kami lakukan: jadi tukang batu,  kernet bahkan supir angkot pun kami lakukan. Demi dapur keluarga.

Hidup susah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Merasa tercela dan banyak penderitaan yang bukan kesalahan kami. Kami hanya diam dan menerima. Akhirnya kami ketemu dengan seorang Katolik yang memberi saya bantuan kursus pijat. Dari situ saya mulai mempunyai penghasilan.

Sembilan tahun yang lalu, saya ditawari bekerja sebagai pembersih rumah tangga pastoran. Saya menerimanya dengan senang hati. Saya menjadi orang yang dekat dengan Gereja dan hidup di dalam lingkaran orang-orang Gereja.”

“Pengalaman apa yang menggelisahkan, yang membuat hidup tidak bahagia, tak nyaman?”

“Ya itu Romo dicap sebagai bekas tapol. Padahal tidak ada surat keterangan dari yang berwajib Kalau kami termasuk golongan itu. Orangtua kami pun tidak. Tapi kami pernah mendekam di suatu tempat yang jauh dari segala-galanya.

Disini kami bahagia, aman, nyaman. Saya kadang menjadi koster tembakan. Saya bahagia. Kami sekeluarga sudah berkomitmen akan selalu dekat dan mati demi Gereja.”

Santo Paus Yohanes Paulus II berkata, “Kita harus belajar memandang Yesus, terlebih dalam wajah-wajah mereka, yang dengannya Ia sendiri ingin menyamakan diri-Nya.”

Tuhan, semoga aku dapat hidup bahagia seturut sabda-Mu. Amin.

3 COMMENTS

  1. Amin ?hidup sebagai seorang Kristiani sejati adl berani untuk “berbeda” dari kebanyakan orang, tidak ikut arus, berani bertentangan, bahkan mungkin “melawan” , bila tidak sesuai dengan Iman. Hidup Kristiani gak selamanya mulus, ada Salib yang harus ditanggung.
    Semoga kami dimampukan utk mengimani, meresponi dan melakukan Sabda bahagia, memandang Yesus dalam diri orang-orang dengan siapa Dia ingin menyamakan diri-Nya….amin
    Mksh Romo, sehat selalu, berkah dalem ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here