E-book Tiga Tokoh, Hasil Tapaki Jalan Lain Peziarahan ke Betlehem van Java

0
813 views
Ki-ka Romo van Lith SJ, Romo Richardus Kardis Sandjaja Pr, Barnabas Sarikrama. (Ist)

MERDEKA belajar membawa cakrawala baru. Juga berimbas pada praktik baru pembelajaran dan eksplorasi pendidikan. Melalui cara pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai subjek belajar.

Berikut ini praktik baru sebagai jalan baru pendidikan dalam konteks Merdeka Belajar. Dibagikan oleh Kepala SMP Kanisius Muntilan Yoseph Bambang Sulistyanto Triyono, M.Pd. kepada Sesawi.Net.

Project-based learning

Tanggal 21 Oktober 2022 di Canisio Art Center, Wanurejo, Borobudur -bertepatan dengan Perayaan 104 tahun Yayasan Kanisius- SMP Kanisius Muntilan menerbitkan tiga buah e-book biografi tokoh “Betlehem van Java”: Romo van Lith SJ, Barnabas Sarikrama, Romo Richardus Kardis Sandjaja Pr.

Ketiga buku ini merupakan hasil pembelajaran siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Kanisius Muntilan. Sejak awal tahun pelajaran 2022-2023 ini, mereka telah menetapkan Betlehem van Java sebagai project-based learning-nya.

Project-based learning ini dilaksanakan dari intisari merdeka belajar yang dicanangkan Yayasan Kanisius Cabang Magelang, Kurikulum Betlehem van Java disusun bersama POP Ismaya dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan.

E-book Tiga Tokoh: Romo Richardus Kardis Sandjaja, Barnabas Sarikrama, dan Romo van Lith SJ – tiga tokoh legendaris Muntilan alias Bethlekem van Java. (SMP Kanisius Muntilan)

Latar belakangnya

Latar belakang dipilihnya tema “Betlehem van Java” adalah keprihatinan SMP Kanisius Muntilan terhadap minimnya pengetahuan umat Muntilan; terkait Museum Misi Muntilan yang  lokasinya malah berada di dalam satu kompleks dengan SMP Kanisius Muntilan, Yayasan Kanisius Cabang Magelang, dan Gereja St. Antonius Muntilan.

Kompleks ini dikenal dengan kompleks misi Muntilan.

Museum Misi Muntilan (MMM) adalah kekayaan sejarah dan budaya yang dimiliki oleh Gereja. Kendati demikian, banyak  umat  yang tidak paham apa isi Museum Misi Muntilan.

Sebagai sekolah yang berada dalam satu komplek, SMP Kanisius Muntilan membimbing siswa-siswi SMP Kanisius Muntilan mengenal dan memahami kekayaan sejarah dan budaya yang dimilikinya dan memperkenalkannya kepada khalayak.

Banyak tokoh inspiratif, informasi sejarah, budaya lokal yang bisa dieksplorasi dan dipelajari dengan “mengulik” Museum Misi Muntilan.

Istilah “mengulik” ini sering dipakai oleh Romo Danang Brajamusti SJ, Kepala Yayasan Kanisius Cabang Magelang. Artinya mendalami.

Museum Misi Muntilan. (Ist)

Muntilan, cikal bakal kristiani di Jawa

Muntilan adalah lokasi cikal bakal penyebaran dan berkembangnya agama katolik di Jawa dan Indonesia, sehingga disebut Betlehem Van Java. Ini dalam dalam konteks “lahirnya” penyebaran agama katolik di Jawa.  

Bukan saja catatan sejarah namun juga berkembang “ilmu” katekese, pelayanan umat, pendidikan Katolik. Juga berkembangnya paguyuban ekonomi yang dibentuk berdasarkan kebutuhan umat (masyarakat) saat itu; dalam bentuk usaha bersama. Serta tidak ketinggalan juga berkembangnya tata cara mengolah pertanian.

Ilmu kemasyarakatan

Hal ini menjadi “ilmu kemasyarakatan”  yang bisa dipelajari tidak hanya sebatas umat katolik, tapi sebagian masyarakat di sekitar Muntilan.

Ketokohan Romo van Lith SJ, Romo Sanjaya Pr, dan Barnabas Sarikromo menjadi tokoh penting yang menjadi teladan perjuangan misi Muntilan.

Tiga jenis output

Project-based learning “Betlehem van Java” yang dilakukan SMP Kanisius Muntilan sendiri menghasilkan tiga  buah output. Yaitu:

  • Pertama adalah buku digital tentang tokoh “Betlehem van Java”;
  • Kedua berupa barang-barang merchandise terkait ketiga tokoh tersebut;
  • Terakhir adalah pementasan drama dan gelar karya “Betlehem van Java”.

Output pertama dan kedua sudah dilaksanakan di semester I Tahun Pelajaran 2022/2023. Sedangkan output ketiga akan dilaksanakan bulan Mei 2023 mendatang; bersama dengan rangkaian kegiatan lainnya berupa bedah buku dan open house.

Museum Misi Muntilan (Pusat Animasi Misioner)

Tiga kelompok

Output penyusunan buku digital para siswa SMP Kanisius Muntilan terbagi menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama adalah kelompok kelas VII berfokus pada tokoh Romo van Lith SJ. Kelompok kedua kelas VIII berfokus pada Romo Sandjaja Pr. Kelompok ketiga dari kelas IX berfokus pada Barnabas Sarikrama.

Ketiga tokoh ini tidak asal dipilih oleh masing-masing kelompok. Tapi dipilih berdasarkan hasil observasi ketiga kelompok setelah mengunjungi Museum Misi Muntilan.

Melakukan mind mapping

Pada awal semester, para siswa per kelompok diajak untuk mengunjungi Museum Misi Muntilan dan mengenal warisan budaya dan sejarah Katolik yang tersedia di museum. Lalu tiap kelompok secara bersama-sama mereka melakukan mind mapping sehingga terpilihlah ketiga tokoh tadi. Selanjutnya mereka juga melakukan mind mapping untuk mengulik tokoh terpilih.

Setelah melakukan studi pustaka, observasi dan wawancara tokoh, berproses dan menghasilkan ketiga buku tadi. Buku-buku ini kemudian dicetak secara terbatas dan disumbangkan kepada Museum Misi Muntilan dan Paroki St. Antonius Muntilan sebagai salah satu kekayaan intelektual yang dapat bermanfaat untuk siapa saja yang membutuhkan informasi terkait ketiga tokoh tadi.

Melalui buku ini, SMP Kanisius Muntilan tidak hanya melatih siswa untuk membuat karya ilmiah yang bermanfaat untuk masyarakat, namun juga menegaskan eksistensi SMP Kanisius sebagai sekolah katolik yang berkomitmen untuk menjaga dan memperkenalkan sejarah kekatolikan.

Pendidikan Katolik tidak saja mengembangkan pendidikan bagi anak didik, mamun juga mendukung keberadaan Gereja mewartakan sukacita Injil.

Kelahiran Yesus di Betlehem mengajak kita untuk melakukan peziarahan sebagai salah satu jalan mengenali karya agungnya meniti jalan  keselamatan.

Hasil karya siswa dan siswi SMP Kanisius Muntilan dapat ditapaki sebagai langkah peziarahan secara gratis di tautan ini: https://bit.ly/biografi_PjBL_BetlehemvanJava_SMPKMtl

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here