Hari Studi Pimpinan Sekolah Katolik KAPal: Membangun Sinergitas dan Soliditas

0
476 views
Hari Studi pengelola pendidikan Katolik di Keuskupan Agung Palembang. (Ignas Waning)

SELAMA tiga hari, Jumat-Minggu (14-16 Desember 2018), Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Palembang (MPK KAPal) menyelenggarakan hari studi dan Pleno MPK.

Dalam hari studi, tidak kurang dari 60 peserta yang terdiri dari para utusan pengurus OSIS, para wakil kesiswaan, para kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA/K serta para pimpinan Yayasan Pendidikan Katolik yang berkarya di wilayah Keuskupan Agung Palembang.

Secara teritorial, wilayah Keuskupan Agung Palembang (KAPal) meliputi:

  • Wilayah Propinsi Sumatera Selatan.
  • Wilayah Propinsi Bengkulu.
  • Sebagian Wilayah Propinsi Jambi (sebagian wilayah Propinsi Jambi masuk dalam daerah teritorial Keuskupan Padang)

Hingga saat ini ada 13 Yayasan yang mengabdi-berkarya di wilayah KAPal yakni:

  • Yayasan Xaverius Palembang.
  • Yayasan Mardi Wiyata Sub Perwakilan Palembang.
  • Yayasan Dharma Ibu Palembang.
  • Yayasan Santo Louis Palembang.
  • Yayasan Lembaga Miryam.
  • Yayasan Widya Maria Prabumulih.
  • Yayasan Dwi Bakti Baturaja.
  • Yayasan Regina Pacis Jambi.
  • Yayasan Tarakanita Wilayah Lahat.
  • Yayasan Tarakanika Wilayah Bengkulu.
  • Yayasan Pendidikan Charitas Belitang.
  • Yayasan Fransiskus Belitang.
  • Yayasan Pangudi Luhur Buay Madang Sukaraja.

Yayasan Pendidikan di atas melayani atau mengurus hanya tingkat TK dan SD saja. Namun ada yang mengurus SD, dan SMP, dan ada juga yang hanya mengurus SMA atau SMK saja.

60 unit sekolah

Ada juga yayasan yang mengurus dari tingkat TK, SD, SMP, SMA/K. Yayasan Xaverius Palembang milik Keuskupan Agung Palembang, misalnya, mengurus 60 unit sekolah dari tingkat TK-SMA/K yang tersebar di wilayah KAPal.

Kegiatan hari studi yang diselenggarakan di RR Giri Nugraha Km 7 Palembang, peserta disegarkan dengan materi Edukasi 4.0 dan ajaran Kristiani yang disampaikan oleh Prof. Indra Charismiadji, Presiden Direktur Eduspec, Konsultan Pendidikan, dan Ahli Pembelajaran Abad 21.

Dunia pendidikan sekarang sangat membutuhkan kemampuan kreasi dan inovasi. Pendidikan abad ini dituntut menciptakan pekerjaan, jelas Indra.

Sekolah bukan pabrik

Secara lugas dan gamblang, Indra memaparkan edukasi 4.0 terinspirasi dari Revolusi Industri 4.0

  • Tahap pertama Paleotikum 0 yang ditandai dengan selalu berpindah-pindah, berburu, tombak.
  • Tahap kedua Neolitikum 1, mulai menetap, cara beternak di kandang
  • Tahap Manufaktur 0 orientasi kerja di pabrik atau industri, manusia dituntut agar bisa bekerja di industri bukan di kebun. Maka sekolah formal diajarkan baca, tulis dan, hitung. Di sini, sekolah persis pabrik misalnya tentang seragam para karyawan, kepatuhan atau ketaatan.
  • Tahap Digital (edukasi 4.0), cirinya berpikir kritis. Siswa dilatih menuju penalaran tingkat tinggi (hots) dari tingkat terendah hafalan, paham, aplikasi, analisis, evaluasi, dan cipta.

Sebelum Yoseph Handoko MT, mewakili ISKA (Ikatan Sarjana Katolik) Kota Palembang memaparkan hasil penelitian atau survei tentang sekolah Katolik menegaskan bahwa sekolah-sekolah Katolik di kota Palembang masih unggul meskipun beberapa hal perlu dibenahi. Pada sesi ini, para peserta sangat antusias yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan dan rasa ingin tahu peserta kepada narasumber.

Meningkatkan daya saing

Wakil Rektor 1 Universitas Katolik Musi Charitas sekaligus ketua ISKA, Dr Heri Setiawan menyampaikan materi tentang peran humas dan promosi dalam pengembangan lembaga pendidikan Katolik atau sekolah Katolik.

Kompleksitas masalah Lembaga Pendidikan Katolik atau Sekolah Katolik yang ada saat ini harus segera diberi solusi kongkrit dengan membentuk konsorsium sinergi antara Komdik KWI, Keuskupan, MPK, PGK (Paguyuban Guru-Karyawan Katolik), untuk melakukan action plan (Take Action, Take Learning) dalam meningkatkan daya saing.

Skala prioritas masalah penyelenggaraan pendidikan diarahkan pada pengembangan institusi melalui komunikasi, humas, promosi, pemasaran (School Branding) baik internal maupun eksternal dengan membentuk tim, humas dan promosi yang memahami konsep sekolah unggul atau efektif sebagai material atau bahan kehumasan dan promosi yang professional dan profetis.

Keprofesionalan peran humas dan promosi LPK/ Sekolah Katolik terlihat dari updated, responsif terhadap perubahan, open-minded terhadap saran internal dan eksternal sekolah, serta memilki leadership and logical thinking yang SMART (Spesific, Measureble, Attainable, Realistic, Timeble) dengan target atau indikator progres capaian yang jelas dan terukur kongkrit, papar Dr Heri Setiawan.

Acara program hari studi.

 

 

Melejitkan potensi siswa

Dr. Heri menyebutkan bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang bisa melejitkan potensi peserta didiknya, dengan ciri-ciri:

  • Masuk sekolah tanpa seleksi.
  • Menerima semua siswa dengan berbagai karakter.
  • Sekolah yang mendahulukan nilai-nilai akhlak (karakter).
  • Sekolah yang memiliki agenda rutin untuk pelatihan gurunya.
  • Sekolah yang mampu mensejahterakan gurunya.
  • Sekolah yang memiliki hubungan baik antara orang tua murid, guru, dan pihak pengelola.
  • Sekolah yang memiliki budaya unggul (kebiasaan-kebiasaan baik).
  • Sekolah yang menjadikan membaca dan menulis adalah agenda wajib bagi guru-gurunya.
  • Sekolah yang mementingkan kebersihan dan kesehatan sekolah (sekolah hijau).
  • Sekolah yang mau berbagai kesuksesan dengan sekolah lainnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here