In Memoriam Br. Siprianus Supriyadi CSA dari Paroki Wedi: Sosok Peduli Sesama

0
516 views
In Memoriam Br. Siprianus Supriyadi CSA dari Paroki Wedi. (Dok. CSA)

“Dikenal sebagai pribadi yang ramah dan peduli pada orang kecil. Selama hidupnya, ia terlibat aktif dengan relawan Merapi, mencarikan beasiswa bagi anak yang membutuhkan.”

TEPAT tanggal 31 Januari 2022 pukul 21.30 WIB, Br. Siprianus Supriyadi CSA (57) menghembuskan nafas terakhir di RS Karyadi Semarang. Setelah melewati masa kritis beberapa lama.

Br. Siprianus meninggal dunia pada usia 57 tahun.

Bruder kelahiran Wedi, Klaten

Almarhum Br. Siprianus CSA lahir di Wedi, Klaten, tanggal 27 Februari 1965. Ia merupakan anak kedelapan dari 12 bersaudara – anak Pak Prapto – guru legendaris kelas satu di SD Kanisius Murukan I.

Almarhum bergabung masuk Kongregasi Bruder CSA sebagai Postulan tahun 1985 dan menerima profesi pertama pada bulan Juli tahun 1988.

Misa requiem untuk almarhum Bruder Siprianus Supriyadi CSA bersama Romo Florentinus Hartosubono Pr dari Paroki Banyumanik, Semarang. (Dok. CSA)

Tugas pertama di Turi

Selanjutnya, ia menerima tugas pengutusan pertama di Komunitas Turi dengan tugas utama mengurus kebutuhan rumahtangga komunitas.

Pada tahun 1990 pindah tugas ke komunitas Boawae, Flores dengan tugas utama mengelola asrama.

Setelah dua tahun di Flores, almarhum Br. Sipri SCA mendapat tugas baru yakni belajar beternak dan bertani di KPPT Salatiga, Semarang.

Setelah tujuh tahun menjalani Masa Yuniorat, pada tahun 1995 Br. Sipri CSA mengikrarkan kaul definitif di Komunitas Madiun.

Tahun 2001 sampai tahun 2013, Br. Sipri kembali mendapat tugas di Komunitas Turi, Sleman, DI Yogyakarta dengan tugas utama mengurus rumahtangga komunitas.

Sejak tahun 2013 hingga 2020, Br. Sipri pindah ke Biara Induk Kongregasi CSA di Semarang dengan tugas membantu bidang liturgi bagian paramenta di Wisma Lansia Harapan Asri.

Kemudian tahun 2020 hingga 2022 pindah Komunitas Tusam untuk memulihkan kesehatannya.

Br. Sipri CSA sempat menjalani operasi pengangkatan limpa.

Tanggal 5 Januari 2022 mulai opname di RS Karyadi Semarang dan pada tanggal 26 januari yang lalu menerima Sakramen Minyak Suci.

Setelah berjuang melawan penyakitnya, akhirnya tepat tanggal 31 Januari 2022 pukul 21.30 WIB, Br. Sipri menghembuskan nafas terakhir di RS yang sama.

RIP Br. Siprianus Supriyadi CSA, Anak Guru SD Kanisius Murukan Wedi. (CSA)
Pemberkatan jenazah Bruder Siprianus Supriyadi CSA oleh Romo Florentinus Hartosubono dari Paroki Banyumanik, Semarang. (Dok. CSA)
Terakhir kalinya melihat Bruder Siprianus Supriyadi CSA.

Misa requiem

Sebagai bekal rohani perjalanan menuju Rumah Bapa di Surga, diadakan Ekaristi kudus yang dipersembahkan oleh Romo Florentinus Hartosubono Pr (Pastor Paroki Banyumanik) bertempat di aula Wisma Lansia Harapan Asri Tusam, Banyumanik, Semarang, dengan tetap menaati protokol kesehatan.

Dalam homili singkat, Romo Hartosubono Pr memberi gambaran hidup ini seperti judul lagu Hitam Manis Pandang tak Jemu jadi tak jemu-jemu dipandang, karena ada sesuatu yang indah, sesuatu yang menarik.

Bagi rohaniwan bruder CSA seperti almarhum Br. Siprianus, pemandangan yang paling indah adalah mengagumi karya-karya Tuhan.

Semua yang dikagumi telah tersedia oleh Tuhan sendiri. Memandang karya Allah tentu yang indah dan nyaman, dicecap.

Bagi Br. Sipri secara rohani barangkali ketahanannya dalam menderita sakit, karena kekuatannya bukan fokus pada penderitaannya, tetapi fokus pada kekaguman akan kemuliaan Allah.

“Sejauh yang saya tahu Br. Sipri sudah lama menderita sakit, oh Br. Sipri lagi liburan di komunitas, rumah aslinya di Rumah Sakit, saking kerapnya keluar masuk RS.”

Para pelayat yang menghadiri misa requiem dan prosesi pemakaman jenazah Bruder Siprianus Supriyadi CSA. (Dok. CSA)
Prosesi pemakaman jenazah Br. Siprianus Supriyadi CSA. (Dok. CSA)

Kasat mata

Penderitaan yang begitu panjang dan lama akhirnya setelah ditunggu-tunggu secara khasat mata ada dua.

Pertama, menunggu Br. Martin pulang kunjungan ke NTT dan tadi malam Br. Martin pulang, sementara Br. Sipri pergi.

Kedua, Br. Sipri menunggu Imlek. Kenapa tunggu Imlek to Der? Padahal sudah tidak bisa merasakan kue keranjang. Itulah secara khasat mata, tetapi secara rohani, saya kira Br. Sipri memang sudah disediakan tempat oleh Tuhan.

Supaya bersama-sama dengan Yesus penderitaanmu sudah cukup dalam melewati masa-masa yang berat dalam kehidupan berat, maka sekarang pulanglah bersama-sama dengan AKU untuk memandang kemuliaan Allah yang mencintai kita dan yang kita cintai pula.

Begitulah Br. Sipri sebagai seorang rohaniwan mengagumi kemuliaan Allah dan merasakan kasih-Nya.

30 tahun menjadi religius bruder CSA

Kesan-kesan tentang perjalanan hidup Br. Sipri disampaikan melalui sambutan-sambutan.

Sambutan pertama perwakilan keluarga, sambutan kedua oleh pemimpin umum bruder-bruder CSA Indonesia.

Sebagai keluarga, Bapak Antonius Jarot Nugroho menghaturkan syukur dan terimakasih kepada kongregasi bruder-bruder CSA karena telah menerima Br. Sipri sebagai anggota CSA selama kurang lebih 30 tahun.

“Kami menyadari bahwa saat ini Br. Siprianus telah lepas bebas dari penderitaannya dan menikmati kebahagiaan bersama para Kudus di Surga,” kata Jarot, Prodiakon Paroki Wedi mewakili keluarga almarhum dari Wedi.

Lebih lanjut, selaku pemimpin Kongregasi Bruder-bruder CSA, Br. Martin CSA pertama-tama menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran baik secara offline maupun online melalui kanal YouTube dalam mendukung dan mendoakan kepergian saudara kami Br. Siprianus CSA mendahului kita.

“Br. Sipri setelah sekian lama bergulat, bergumul, berjuang melawan sakitnya baik di komunitas maupun di RS akhirnya harus menyerahkan semua usaha manusiawinya kepada Tuhan yang memiliki kehidupannya.

Br. Sipri selama hidupnya pasti mengalami pengalaman dikasihi baik dari keluarga, kenalan maupun para bruder dan saat ini kasih itu menjadi penuh dan sempurna.

Ketika Tuhan Allah menggenapinya untuk memberi kesempatan Br. Sipri agar bisa lebih dekat dengan Allah di kediamannya abadi.

Br. Sipri selama bersama kami dalam keluarga besar Kongregasi Bruder Santo Aloisius, terlebih di saat-saat acara kebersamaan di dalam komunitas maupun di dalam tarekat. Almarhum kerap kali menghadirkan suasana yang membuat lebih gayeng, rileks, akrab, menyaudara dengan kekhasan dirinya itu.

Kesediaan diri menerima kunjungan para bruder menjadi kekuatannya dalam menghidupi persaudaraan dalam tarekat.

Suasana seperti itu tentu tidak akan kami miliki kembali.

Kesaksian dan sambutan dari pihak Kongregasi Bruder CSA diwakili oleh Bruder Martin CSA selaku pemimpin tarekat dan Bapak Jarot Nugroho dari Paroki Wedi mewakili pihak keluarga. (Dok. CSA)
Para pelayat yang menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada almarhum Bruder Supriyadi CSA. (Dok. CSA)

Ketaatan Br. Sipri Ketika diutus berkarya di tempat di komunitas mana pun layak kami hargai. Ia selalu mengatakan siap dan berusaha semampunya mengemban tugas pengutusan tersebut. Juga perhatiannya kepada saudara-saudara yang berkesusahan.

Entah karena jadi kurban bencaba alam maupun keadaan ekonomi dan lain sebagainya.

Semua itu telah memotivasi almarhum Br. Sipri hingga mampu memberi perhatian lebih di antara kami.

Selamat jalan menuju tempat keabadian tanah surgawi berjumpa dengan saudara-saudara kita, dengan para bruder kita di Rumah Bapa,” ungkap Bruder Martin CSA.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here