MUSIM kemarau belumlah 100 % tiba, namun kesulitan air telah melanda sebagian masyarakat. Salah satunya warga Perum Satria Mandalatama, Purwokerto.
Kiriman air PDAM tersendat. Untuk memenuhi air warga, maka dikirimlah mobil tangki air.
Perum Mandalatama adalah perumahan terbesar dan terluas di Purwokerto. Dihuni kurang lebih 1.500 KK, sehingga kebutuhan air cukup besar.
Perumahan golongan menengah ke bawah dari berbagai profesi dan pekerjaan, sehingga bantuan air Pemda tak merata menyentuh warga.
Banyak warga mulai berinisiatif membuat sumur.
Sumur Uskup Narka
Salah satu warga seorang guru Sekolah Bruderan mengundang memberi air dengan menimba di sumur dalam rumahnya. Semua warga diundang tanpa membedakan.
Inilah sumur Uskup Narka dengan bangga menunjukkan.
Memang banyak orang tahu bahwa Uskup Narka memiliki talenta untuk mencari sumber air. Banyak warga meminta bantuannya.
Tak hanya perseorangan, perusahaan, dan pondok pasantren memohon bantuannya pula. Jasanya dalam keserderhanaan, grapyak sumanah, tulus iklas terpatri membekas di hati.
Mataair merupakan sumber kehidupan hajat banyak orang. Uskup Narka sepertinya berkeinginan menjadi sumber hidup yang menginspirasi dan menyemangati.
Hidupnya biar ditimba diteladani.
Keserderhananya, misalnya diwujudkan pada salah satu alat transpornya mobil minibus. Padahal sedan mewah dan nyaman dikerudung di garasi. Pergi ke Jakarta hanya naik kereta ekonomi.
Dalam setiap kunjungan, tak bersedia dijamu, meskipun hanya sekedar minuman. Keteladanan ojo dumeh.
Keuskupan Purwokerto telah mendapat warisan hidup dalam kesederhanaan nyata, terlihat tersentuh.
Semoga benih kesederhanaan Uskup Narka tumbuh subur di bumi Keuskupan Purwokerto.
Semoga.