Lectio Divina 11.10.2024 – Dengan Tangan Allah

0
21 views
Tangan Allah, fresko dari Sant Climent de Taüll, Catalonia

Jumat. Minggu Biasa XXVII, Hari Biasa (H)

  • Gal. 3:7-14
  • Mzm. 111:1-2.3-4.5-6
  • Luk. 11:15-26

Lectio

15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” 16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.

17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh.

18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. 19 Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya?

Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. 20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

21 Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. 22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya.

23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” 24 “Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu.

25 Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. 26 Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.”

Meditatio-Exegese

Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan

Tak kunjung putus Yesus dicobai. Kata πειραζοντες, peirazontes, dari kata dasar πειραζω, peirazo, mencobai digunakan dalam bentuk pasif untuk melukiskan pencobaan Yesus di gurun Yudea (Luk. 4:2).

Ia dicobai dengan mempertanyakan kuasa-Nya mengusir setan dan tuntutan membuat tanda heran lain (Luk. 11:15-16). Kata mereka, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.”

Tetapi, di balik semua itu, ke mana para sahabat-Nya mencari perlindungan ketika bahaya memburu? Yakinkan Yesus datang membebaskan dari segala bahaya – daya kuasa kejahatan – yang mengancam dan membuat tiap pribadi budak dosa dan setan (Yoh. 8:34)?  

Setan berkeliling seperti singa yang mengaum dan mencari mangsa untuk ditelan (1Ptr. 5:8-9). Kitab Suci mengidentifikasi setan dengan banyak nama dan wajah, misalnya: setan, si penipu, si ular, Beelzebul, Lusifer. Setan juga membungkam setiap suara kebenaran, mulai dulu sampai detik ini.

Yesus menyatakan bahwa Ia telah mengalahkan penguasa dunia dan seluruh kekuasaan-Nya (Yoh. 12:31). Berulang kali Ia mengusir setan yang hendak menghambat karya-Nya. Dan secara pribadi, Ia, yang dibimbing Roh Kudus, telah bertemu wajah kejahatan dan mengalahkannya di padang gurun sebelum memumulai karya pelayanan (Mat. 4:1; Luk. 4:1).

Sang Penebus mengalahkan setan melalui jalan ketaatan melaksanakan kehendak Bapa, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yoh. 4:34).

Di samping Yesus, ada juga banyak pengusir setan, termasuk para murid orang Farisi, yang mencobai-Nya. Maka, Ia balik bertanya, “Dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya?” (Luk. 11:19). Murid-murid mereka akan menjadi saksi dengan kuasa siapa mereka mengusir setan.

Dan Yesus mengingatkan (Luk. 11:20), “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”, Porro si in digito Dei eicio daemonia, profecto pervenit in vos regnum Dei.

In digito Dei

Yesus menyingkapkan kuasa mengusir setan untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah sudah datang. Terjemahan Indonesia (TB) kehilangan nuansa sarat makna ini ‘dengan tangan Allah’,  in digito Dei. Ia merujuk pada ‘digitus Dei’, tangan Allah, yang medukung Musa berhadapan dengan Firaun dan penyihir-penyihirnya sebagai lambang kerajaan kegelapan (lih. Kel. 8:19).

Tangan Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Dan dengan kuasa-Nya sendiri Yesus membuktikan Kerajaan Allah telah hadir dan setan telah dikalahkan-Nya.  

Para Bapa Konsili Vatikan II mengajarkan, “Misteri Gereja Kudus itu diperlihatkan ketika didirikan. Sebab Tuhan Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab: “Waktunya telah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat.” (Mrk. 1:15; lih. Mat. 4:17).

Kerajaan itu menampakkan diri kepada orang-orang dalam sabda, karya dan kehadiran Kristus. […] Mukjizat-mukjizat Yesus pun menguatkan, bahwa Kerajaan itu sudah tiba di dunia, “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk. 11:20; lih Mat. 12:28).

Tetapi terutama Kerajaan itu tampil dalam Pribadi Kristus sendiri, Putera Allah dan Putera manusia, yang datang “untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mrk. 10:45).” (Konstitusi Dogmatik tentang Gereja, Lumen Gentium, 5).

Tiap orang hidup sebagai anak Allah apabila ‘rumah’ atau hatinya menjadi tempat Yesus tinggal. Di situlah Ia bertahta sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu.” (Yak. 4:7).

Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mzm. 91:9-11)

Katekese

Yesus telah mengalahkan setan. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444:

“Yesus telah mengalahkan penguasa dunia. Dikisahkan, setelah menghancurkan dan melucuti kuasa yang dipunyainya, Ia menyerahkan setan sebagai mangsa bagi pengikutnya. Sabda-Nya, “Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya.

Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya.”

Dengan jelas, Ia menyingkapkan dan mencontohkan berdasarkan apa yang sebenarnya dialami manusia. Sebelum kedatangan Sang Juruselamat, setan memiliki kuasa yang besar, karena mampu mengusir dan membungkam kawanannya sendiri, yang sebenarnya bukan milik dan di bawah kuasanya.

Mereka sebenarnya milik Allah. Setan mirip dengan perampok yang ganas dan licik. Karena Sang Sabda yang mengatasi segala, Pemegang segala kuasa dan Tuhan atas semesta telah mengalahkan setan.

Setelah Ia menjelma menjadi manusia, seluruh perlengkapan perangnya telah dilucuti dan seluruh sisa kekuasaan iblis telah dipecah belah. Mereka yang sejak jaman kuno dijerat dalam cara hidup setani dan penuh kesalahan telah dipanggil oleh para rasul untuk mengakui kebenaran dan dihantar mendekat pada Allah Bapa melalui iman pada Anak-Nya.” (Commentary On Luke, Homily 81).

Oratio-Missio

Tuhan, jadilah engkau Penguasa hatiku dan Tuan di rumahku. Semoga tidak ada satupun  dalam hidupku yang tidak ada dalam genggaman bimbingan-Mu. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan agar setia mengikuti jari Allah, digitus Dei?

Porro si in digito Dei eicio daemonia, profecto pervenit in vos regnum Dei – Lucam 11:20   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here