BANYAKÂ cara dapat dilakukan untuk mengembangkan devosi dan menimba spiritualitas Bunda Maria di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks kaum muda, Seminari Menengah St. Paulus Palembang menerapkan satu pola olah rohani bagi para seminaris untuk semakin dekat dengan Bunda Maria melalui kegiatan long march atau berjalan kaki menuju satu tempat sebagai titik akhir perjalanan.
Selaku Direktur Spiritual, Romo Petrus Haryanto SCJ mengutarakan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan dengan variasi rute yang ditempuh.
Untuk tahun ini, long march diadakan pada 26 Oktober 2018 dan mengambil rute dari seminari menuju Gua Maria Rosa Mystica, Podomoro. Jaraknya sekitar 18 KM.
Bukan sekadar jalan jauh sampai lelah
Bercermin dari pelaksanaan long march sebelumnya yang dimulai malam hari, untuk tahun ini perjalanan dimulai subuh (pkl. 04.20). Laskar Bintang menjadi tema yang diusung selama perjalanan. Diharapkan dengan berjalan bersama di dalam kelompok (10-12 orang) para seminaris mampu meneladan hidup Bunda Maria Sang Bintang Timur.
Dalam kebersamaan di sepanjang jalan tersebut, para Laskar Bintang berusaha menemukan makna bahwa meskipun bukan pribadi yang hebat, namun mereka tetap mampu membawa terang bagi dunia.
Dengan semangat mudanya, mereka juga berjuang untuk menanamkan nasionalisme serta menyadari panggilan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, long march ini sekaligus mengambil bagian dalam peringatan Sumpah Pemuda dan diwujudkan dengan mengikrarkan kembali Sumpah Pemuda tersebut.
Lima Pos Persinggahan
Peserta yang terbagi dalam 9 kelompok sudah memulai proses longmarch sejak pukul 04.00 yang diawali dengan sarapan. Pola Long march dibuat dengan 5 pos perhentian yang harus disinggahi oleh setiap kelompok.
Pos-pos tersebut menjadi sarana refleksi melalui peristiwa Gembira Rosario yang di dalamnya tampak jelas keutamaan-keutamaan Bunda Maria.
Setiap pos mempunyai tema keutamaan-keutamaan yang hendak digali dalam diri Bunda Maria, antara lain:
Pos 1: Sikap Pasrah dan Menyerah
Peserta diberikan âbekalâ minuman, air brotowali (berkhasiat untuk menambah stamina selama perjalanan). Setelah itu mereka diberi kabar untuk berjalan menuju Gua Maria di Podomoro.
Pos 2: Persaudaraan
Nilai persaudaraan antar anggota kelompok ditantang dengan menjalankan tugas sebagai tukang sapu di kompleks Rumah Retret Giri Nugraha sebagai bagian kepedulian terhadap lingkungan dan sesama manusia.
Pos 3: Sukacita
Setelah hampir setengah perjalanan dilalui, peserta diberi kesempatan untuk istirahat dan makan cemilan yang disediakan. Sukacita dimunculkan melalui permainan bersama di dalam kelompok.
Pos 4: Kerelaan
Suasana lebih santai terjalin di pos ini. Para peserta diminta berbagi pengalaman tentang motivasi dan kerelaan diri mereka sebagai seminaris. Tujuannya agar terwujud solidaritas dan saling mendukung di dalam merintis panggilan.
Pos 5: Syukur
Setiap peserta wajib menuliskan ungkapan syukurnya terutama dalam perjalanan hidup panggilan. Ungkapan syukur itu dituliskan pada kertas yang kemudian disimpan di dalam botol untuk dibawa pulang ke seminari sebagai kenangan perjalanan rohani. Seluruh rangkaian long march diakhiri dengan perayaan ekaristi di sekitar Gua Maria Rosa Mystica.
LDK dan Latihan Survival, Cara Seminaris Palembang Napak Tilas Peziarahan Abraham