Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Jendela Alkitab Makna dalam Perumpamaan Seorang Penabur (3)

Makna dalam Perumpamaan Seorang Penabur (3)

1
27,091 views

[media-credit name=”christiancliparts” align=”alignleft” width=”300″][/media-credit]BERIKUT poin penting yang bisa dipetik dari ayat 18-23 dalam perumpamaan seorang penabur dalam kehidupan iman para pengikut Yesus:
1. Kita diimbau agar menjadi tanah yang subur yang memungkinkan benih tumbuh dan berbuah berlipat ganda. Juga diajarkan bagaimana menjaga agar sabda yang telah ditaburkan tidak hilang atau terhimpit.

2. Bila disadari bahwa benih sabda terancam si jahat (ay. 19), maka orang perlu berjaga-jaga agar benih itu tidak gampang terampas. Secara tak langsung diajarkan agar siapa saja yang mau menjadi murid berani mengusahakan agar semakin banyak benih menemukan tanah yang baik dan tidak membiarkannya tinggal di tanah kersang atau lahan yang beronak duri dan berkeras kepala mengharapkan tanah seperti itu akan bisa membaiki.

3. Tanah kersang dijelaskan sebagai penganiayaan dan intimidasi yang sering dialami kaum beriman. Apa yang bisa diperbuat? Pendengar diminta berpikir. Bisa jadi sikap paling bijaksana ialah secara proaktif mencegah terjadinya keadaan itu. Bila toh terjadi, keadaan sulit tak selalu perlu dihadapi secara frontal. Ada kalanya lebih baik menghindarinya. Beriman tidak identik dengan jadi pahlawan atau martir. Kita dihimbau agar menemukan kebijaksanaan dalam beriman. Dengan demikian kita akan pandai-pandai menghadapi “kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan” yang menghimpit benih sabda (ay. 22).

Berbuah berlipat ganda
Penjelasan Yesus berakhir dengan pernyataan bahwa tanah yang baik itu ialah orang yang “mendengar sabda dan mengerti” dan karena itu dapat berbuah berlipat ganda (ay. 23). Bagi mereka yang mengusahakan diri menjadi murid dan pengikutnya, ikhtiar yang sesuai kiranya terletak dalam usaha membuat tanah yang telah ditaburi benih betul-betul menjadi lahan subur. Bila perlu mencari tanah yang lebih baik. Mengerti juga berarti mengusahakan agar tokoh yang mereka ikuti, yakni benih yang tersemai dalam diri mereka, semakin menjadi bagian dalam kehidupan.

Perumpamaan dalam Injil kali ini disampaikan kepada banyak orang. Mereka diajak mendengarkan dan menarik kebijaksanaan daripadanya. Tetapi hanya kepada murid-murid Yesus sajalah arti perumpamaan yang khusus dijelaskan. Mereka ini, seperti dikatakan ay. 11, mendapat karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga.

Ayat yang sama juga menegaskan, pada orang banyak karunia itu tidak diberikan. Apa maksudnya? Tentunya untuk membuat para murid semakin merasa bertanggung jawab mengusahakan agar orang banyak menjadi “tanah yang subur” bagi Kerajaan Surga. Mereka diajak agar ikut menjadikan Sabda Ilahi benar-benar terlaksana dan benar-benar menampilkan kekuatannya. (selesai)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here