Membongkar Talang

0
281 views
Ilustrasi: Membongkar Talang. (Ist)

Renungan Harian
Kamis, 25 Agustus 2022
Bacaan I: 1Kor. 1: 1-9
Injil: Mat. 24: 42-51

KETIKA hujan lebat turun, maka rumah kami bocor sana-sini sehingga setiap kali hujan lebat turun maka kami harus menyediakan ember untuk menadah air supaya air tidak membasahi lantai rumah. Ternyata kebocoran bukan hanya karena genting rumah, tetapi talang yang dipasang dipenghubung rumah depan dan belakang juga bocor.

Saya mengusulkan ke bapak agar mengundang tukang untuk memperbaiki genting yang bocor dan talang yang bocor. Akan tetapi bapak mengatakan nanti.

Padahal menurut saya ketika musim hujan, kami tahu d imana letak kebocorannya. Akan tetapi menurut bapak susah kalau musim hujan memperbaiki genting dan bocor.
 
Ketika musim kemarau tiba, saya berpikir bahwa bapak akan mengundang tukang untuk memperbaiki genteng dan talang yang bocor sehingga nanti pada saat musim hujan rumah kami tidak bocor lagi dan kami tidak harus sibuk menyediakan ember untuk menadah air.

Kira-kira bulan Agustus, ada tukang datang ke rumah kami untuk memperbaiki genteng dan talang. Tukang memeriksa genteng-genteng di atap rumah kami. Menurut tukang tidak ada genteng yang rusak,tetapi beberapa genteng melorot sehingga menyebabkan bocor.

Tukang juga memeriksa talang dan ternyata talang harus diganti. Ada banyak bagian yang sudah karatan dan berlubang sehingga menyebabkan banyak kebocoran. Di samping itu juga ada sampah-sampah yang menyumbat.
 
Akhir bulan Agustus, tukang datang lagi. Saya tidak tahu kenapa tukang harus datang lagi. Ternyata tukang memeriksa kembali genteng-genteng rumah kami apakah tidak ada yang melorot lagi. Selain itu tukang juga memeriksa talang apakah ada kotoran yang bisa menyumbat talang.
 
Selang beberapa hari hujan lebat turun, seperti air yang ditumpahkan dari langit. Syukur pada Allah, rumah kami tidak lagi bocor sehingga kami tidak harus sibuk menyiapkan ember untuk menadah air. Kami merasa damai dan senang.

Sejak saat itu setiap musim kemarau bapak selalu mengundang tukang untuk memeriksa genting dan talang. Meski rumah kami sudah tidak pernah bocor lagi, tetapi menurut bapak memeriksa genting dan talang itu amat penting agar rumah tidak bocor lagi.

Bapak mengatakan bahwa tiap tahun memeriksa genting dan talang itu sebuah keharusan untuk berjaga-jaga bila musim hujan datang rumah aman dari kebocoran.
 
Pengalaman itu membantu saya memahami sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius. Berjaga-jaga berarti mempersiapkan diri sedemikian agar bila saat tiba tidak mengalami kerugian. 

Berjaga-jaga agar rumah tidak bocor lebih mudah karena musim hujan bisa diprediksi. Namun berjaga-jaga untuk yang datang tidak bisa diprediksi lebih sulit karena mengandaikan selalu  berjaga dan tidak boleh lengah.

Butuh kesetiaan dan ketekunan untuk menjalankannya. “Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here