Pelita Hati: 12.02.2023 – Tak Meniadakan Hukum Taurat Tetapi Menggenapinya

0
722 views

Sahabat pelita hati, 

HARI ini Yesus mengajarkan tentang  penghayatan Hukum Taurat yang benar. Ada beberapa butir permenungan yang dapat kita renungkan: Pertama,  “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (ay. 17). Tuhan menegaskan bahwa Ia tidak ingin meniadakan ajaran  dalam Taurat, tetapi menggenapinya. Yang harus digenapi adalah cara menghayati aturan dan tuntutan dalam hidup beragama. Yesus tidak ingin murid-murid-Nya menjalani hidup keagamaan hanya demi formalitas belaka atau demi aturan tetapi harus bersumber pada hati dan diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Maka kita harus belajar beriman secara benar alias menghayati iman  dengan setia sekaligus mewujudnyatakannya dalam perhatian kepada sesama terutama yang menderita. Jika demikian kita pun telah menggenapi ajaran iman itu dengan ragam macam tindakan kebaikan. Kedua, Tuhan juga mewartakan bahwa sikap batin atau disposisi hati merupakan faktor utama dalam relasi manusia dengan Tuhan. Yang dibutuhkan adalah kebersihan hati bukan kemewahan duniawi. Kalau dalam hati kita masih tersimpan rasa dendam, dan permusuhan sudah barang tentu akan menjadi penghalang relasi kita dengan Tuhan. Orang yang berkenan di hati Tuhan adalah yang rajin menjalankan hidup ibadah tetapi sekaligus peduli terhadap derita sesama. 

Ketiga, Tuhan menyampaikan pengajaran dengan kata-kata yang keras  “Mencungkil mata” dan “memenggal tangan”, apa maksudnya? Pesan utama dari  sadda ini adalah agar kita berhati-hati dalam menggunakan mata dan tangan karena dosa bisa bermula dari tangan dan mata. Lebih dari itu sejatinya Tuhan ingin mengajarkan perlunya mengadakan perubahan hati karena segala tindakan kita sejatinya bersumber dari hati. Bila hati kita baik maka akan menimbulkan perbuatan baik, sebaliknya bila hati jahat maka kejahatanlah yang akan nampak dalam perbuatan.  Jadi, sebenarnya “memotong tangan” atau “mencungkil mata” tidak akan dapat mengubah tabiat berdosa seseorang apabila hatinya belum berubah. Dengan demikian Tuhan tidak memerintahkan untuk mencungkil mata atau memenggal tangan secara hurufiah namun  mengajak kita untuk menjaga tingkah laku  sehingga terhindar dari perbuatan dosa. 

Sahabat terkasih,

Semoga pelita sabda hari ini menjadikan kita makin beriman dan  dapat mewujudkannya  dalam hidup sehari-hari. Selamat hari Minggu dan berkah Dalem.

Cinta sejati bukanlah cinta bersyarat,
melainkan memberi diri seutuhnya.
Tuhan tak ingin meniadakan hukum Taurat,
melainkan menggenapinya.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

——————–

Bacaan:

Sirakh 15:15-20

1 Korintus 2:6-10

Matius 5:17-37

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (Matius 5:17-37)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here