TEPAT 245 hari setelah memulai renovasi pada 30 Juni 2023, Kapel St. Albertus Magnus diberkati oleh Uskup KAJ Ignatius Kardinal Suharyo – juga Ketua Pembina Yayasan Atma Jaya.
Acara pemberkatan ditandai dengan pemercikan air suci, pengusapan minyak dan pendupaan di kapel yang terletak di lantai 13 Gedung Karol Wotyla, Kampus Semanggi Unika Atma Jaya, Jakarta.
Misa dipimpin oleh Kardinal Suharyo dengan didampingi Vikjen Keuskupan Agung Jakarta Romo Samuel Pangestu Pr dan Kepala Campus Ministry Unika Atma Jaya Romo Stevanus Harry Yudanto Pr.
Inspirasi iman
Kardinal Suharyo memulai homilinya dengan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian proses renovasi kapel yang berjalan sekitar dua per tiga tahun ini.
“Kehadiran kapel ini diharapkan menjadi inspirasi iman yang mendorong kita terlibat pelayanan ini dengan semboyan untuk Tuhan dan tanahair, “ papar Kardinal Suharyo – profesor ahli Kitab Suci alumnus Universitas Urbaniana tahun 1981.
Kardinal Suharyo juga berharap keindahan kapel baru ini membantu orang mengalami kehadiran dan kebaikan Tuhan.
Ritus istimewa pemberkatan katedral
Ritus yang digunakan dalam misa pemberkatan kapel Unika Atma Jaya merupakan rumusan untuk Santo Albertus Agung. Semakin istimewa, karena menggunakan rumusan pemberkatan katedral.
Sambil tersenyum kecil, Kardinal berseloroh bahwa kapel tersebut merupakan katedralnya komunitas Atma Jaya.
Kebijaksanaan di Kitab Sirakh
Alasan yang mendasari pemberkatan kapel ini jelas supaya dengan iman kita sampai pada kebijaksanaan, jelas Kardinal Suharyo.
Menurut Kardinal -guru besar teologi biblis Universitas Sanata Dharma ini- komunitas atau orang yang bijak adalah komunitas atau pribadi yang berdasarkan iman menemukan jalan baru, kehendak Tuhan di dalam situasi yang terus berubah.
Hal ini merujuk pada Kitab Sirakh. Kardinal Suharyo dengan piawai menjelaskan bagian dari Kitab Sirakh tersebut.
Orang mendapat kegembiraan dan puncak sukacita, serta kemasyuran abadi diberikan kepadanya; Itulah pribadi bijaksana yang tidak terbawa arus budaya baru tetapi juga tidak tertutup terhadap budaya.
Munculnya Ajaran Sosial Gereja
Selain itu, alasan lainnya adalah ajaran beriman selalu membuka diri tapi tidak terbawa arus.
Ditemukan mesin uap oleh James Watt pada abad ke-18 yang membawa Revolusi Industri memberi lompatan teknologi bagi dunia. Tetapi juga memunculkan masalah sosial yang pelik seperti eksploitasi pekerja anak, relasi buruh dan majikan yang buruk, anak-anak yang terlantar ditinggalkan ayah yang mencari kerja di kota.
Permasalahan tersebut memunculkan gerakan-gerakan karitatif di masyarakat.
Waktu itu, Gereja belum masuk perkotaan, masih fokus di pedesaan. Akhirnya tahun 1801 muncul Ajaran Sosial Gereja (ASG) pertama yang disebut Rerum Novarum – dikeluarkan oleh Paus Leo XIII.
Di Indonesia ASG cukup cepat diterima. Pada tahun 1920 telah ada pemilik pabrik gula bernama Schmoetzer yang menjalankan ASG dalam bisnisnya. Para pekerjanya diberi jaminan sosial dan bahkan mendapatkan saham perusahaan.
Untuk Tuhan dan Tanahair
Kardinal mengajak para civitas academica Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya untuk menjadi komunitas yang bijaksana, bersama menemukan jalan baru mewujudkan semboyan untuk Tuhan dan tanahair.
Untuk itulah kapel ini direnovasi, agar menjadi lambang mewujudkan kebijaksanaan.