PEKAN lalu telah dipaparkan dua macam kegiatan sederhana, praktis, irit biaya, namun mampu menyegarkan pikiran dan fisik sekaligus menghalau galau akan rindu tanahair dan keluarga nun jauh di sana.
Kali ini, cerita dilanjutkan dengan beberapa kegiatan lain yang juga mujarab menyembuhkan sakit rindu kampung halaman selama bergelut dengan studi di kesepian lingkungan kampus National Dong Hwa University (NDHU).
Danau buatan
Ketiga, saat cuaca cerah dan tidak didera hujan yang bisa tiba-tiba menitik, kita bisa memanfaatkan waktu luang untuk menikmati pemandangan sekitar danau buatan yang ada di depan gedung pusat administrasi (administration building) NDHU dan berseberangan dengan kantin mahasiswa Lakeside yang asri.
Pengalaman Studi di Taiwan, di Kala Kangen Tanahair dan Mengusir Kebosanan (2)
Hamparan air danau yang bening dan tenang, di dalamnya hidup ratusan ikan air tawar, dikelilingi pepohonan rindang, pastilah menyehatkan mata yang memandangnya. Sambil menikmati cemilan ringan di tepian danau, tentu merupakan kenikmatan tersendiri sekaligus menghibur batin.
Sayangnya, kantin Lakeside hanya buka saat hari kerja Senin-Jumat dan tutup saat akhir pekan serta hari libur nasional.
Asupan makanan ringan mesti kita siapkan bila kita bersantai di akhir pekan.
Bila di hari kerja, kita bisa membeli makanan di kantin tepi danau yang murah dan bergizi. Aneka makanan tersaji, mulai dari menu vegetarian hingga yang berdaging. Semua menu diambil sendiri, kita antri menuju kasir, lalu ditimbang dan tidak ada tarif khusus. Semua ditentukan oleh seberapa banyak lauk-pauk dan sayuran yang kita ambil.
Angka yang muncul di timbangan elektrik itulah yang kemudian menentukan harga yang harus kita bayar. Suatu metode yang tidak lazim kita temui selama ini, ternyata semua makanan di sini telah disubsidi oleh pihak kampus sehingga diberlakukan metode khusus untuk penentuan harga sebagaimana dijelaskan tadi.
Menarik bukan? Kelak, kita akan lakukan wawancara khusus dengan sang pemilik (disini sering disebut ‘laopan’) bagaimana asal-muasal bisa berjualan di kantin ini dengan cara yang unik.
Keempat, untuk melepas penat di malam hari, khususnya saat akhir pekan, kita bisa mengunjungi pasar malam (night market) di Hualien.
Berjarak kurang-lebih 25 kilometer dari kampus NDHU, kita bisa menempuh perjalanan dengan bis umum yang tersedia hampir tiap jam setiap hari hingga jadwal terakhir sekitar pukul 22.00 dari Hualien dan sebaliknya.
Menikmati pasar malam Hualien
Kota Hualien adalah kota besar terdekat dari kampus, bisa pula dijangkau dengan rangkaian kereta yang hampir tiap jam juga tersedia. Ada diskon khusus untuk pelajar yang lumayan menghemat biaya perjalanan. Lebih lagi bila kita mengendarai sepeda motor, cukup ditempuh 20 menit sudah sampailah kita di lokasi pasar malam Hualien.
Sebenarnya pasar malam ini tak jauh beda dengan yang sering kita jumpai di Indonesia, bedanya adalah soal keamanan dan kenyamanan lingkungan. Di sini hampir dipastikan tak ada yang namanya copet, walau berdesakan kita tetap aman.
Keberadaan kamera pengawas (CCTV) hampir di tiap sudut jelas memberi keamanan yang melegakan, belum lagi soal penegakan hukum yang tak pandang bulu.
Dengan demikian, tiap orang yang berniat jahat akan berpikir ulang untuk menjalankan aksinya.
Soal kenyamanan dan kebersihan lingkungan juga tergolong mumpuni. Ketaatan membuang sampah pada tempatnya, termasuk bagi para tenants (penjual atau pembuka lapak di pasar malam) serta para pengunjung tentunya.
Ada pertunjukan music (live music) maupun tari-tarian setempat, belum lagi aneka game dan permainan untuk anak-anak maupun orang dewasa. Beragam jajanan juga dijual secara menarik, termasuk aneka gorengan.
Berpusat di alun-alun pusat kota Hualien, acara pasar malam baru dibuka menjelang pukul 19.00 waktu setempat hingga jelang tengah malam, semua pengunjung tidak dipungut biaya apa pun, gratis. Termasuk untuk parkir kendaraan, semua aman dan gratis pula.
Jadi, pasar malam mini adalah pilihan tepat untuk membunuh kejenuhan secara murah-meriah.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya yang semoga makin menari, ringan mengalir, namum memberikan inspirasi bagi kehidupan keseharian kita, semoga.
Shoufeng, Hualien, 29 April 2018
Kredit foto: Gregorius Teguh Santosa