Perjumpaan dengan Yesus

0
91 views
Ia berjalan bersama dua murid ke Emaus, by Rembrandt

YESUS yang bangkit menjumpai para murid. Santo Lukas menyajikan perjumpaan Yesus dengan para murid secara khas (Lukas 24:13-35). Kisah itu menyampaikan banyak pesan penting dan relevan.

Pertama, Yesus menjumpai dua murid yang dalam perjalanan pulang ke Emaus. Mereka sedih dan kecewa (Lukas 24:20-24). Yesus yang bangkit menyertai para murid-Nya dalam perjalanan imannya yang diwarnai rasa putus asa.

Kedua, Yesus bercakap-cakap dengan mereka (Lukas 24:15). Mula-mula Yesus bertanya, kemudian mendengarkan mereka bercerita (Lukas 24:17-19). Tuhan Yesus mendengarkan kisah dan keluhan para murid-Nya dengan seksama

Ketiga, Yesus menjelaskan kisah yang benar tentang Diri-Nya. Dengan tegas Dia mengatakan hal itu kepada mereka .”Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi. Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” (Lukas 24:25-27).

Setelah itu, Yesus menyatakan Diri-Nya di depan mereka dalam perjamuan makan. Dia mengambil roti dan mengucap berkat, memecahkannya, lalu membagikannya kepada mereka hingga mereka mengenal Dia (Lukas 24:31-32). Yesus tidak hanya mendengarkan para murid-Nya, melainkan juga memberikan Diri-Nya. Dia mendengarkan dan menyatukan Diri-Nya dengan para murid-Nya.

Setiap hari, kita ingin berjumpa dan bercakap-cakap dengan Tuhan. Kita melakukannya dalam doa-doa, misalnya. Percakapan itu tampak dalam berbicara dan mendengarkan. Di sini, mendengarkan berarti juga taat dan percaya. Dua murid dari Emaus itu bicara tanpa sungguh mendengarkan (Lukas 24:32). Hatinya berkobar-kobar, tetapi tidak membuat mereka membuka mata dan telinga.

Banyak doa yang berisi permintaan dan keluhan tanpa disertai iman dan sikap mendengarkan Tuhan. Orang kerap tenggelam dalam pengharapan dan pandangan yang keliru tentang Tuhan. Mereka baru percaya ketika Tuhan melakukan tindakan konkret di depannya.

Bagaimana selama ini kita berdoa? Apakah kita memberi kesempatan kepada Tuhan menjawab, baik dalam sabda maupun perbuatan-Nya? Apakah kita berjumpa dengan Tuhan atau hanya dengan diri sendiri dan permasalahannya?

Rabu, 3 April 2024
Albherwanta O.Carm

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here