Perluni Unika Atma Jaya: Kemuliaan Tuhan Dinyatakan dalam Misi Kemanusiaan Korban Gempa Cianjur

0
139 views
Segenap tenaga relawan dari sejumlah elemen organisasi di lingkungan Unika Atma Jaya Jakarta saat mengemban misi kemanusiaan untuk para korban gempa Cianjur mulai 21 November sampai 12 Desember 2022. (Perluni UAJ)

KOMUNITAS Atma Jaya Jakarta telah rampung menyelesaikan program misi kemanusiaan. Dengan mengampu berbagai kegiatan untuk aksi pertolongan pertama terhadap para korban gempa Cianjur.

Proses pengiriman tenaga relawan peduli korban gempa Cianjur terjadi sejak hari pertama gempa, tanggal 21 November 2022. Masih berlangsung sampai selesainya program.

Ini sudah sesuai waktu yang telah disepakati dalam rangka berkolaborasi dengan para relawan di Pos Layanan Kemanusiaan Gereja St. Petrus Paroki Cianjur, Keuskupan Bogor, Jabar, 12 Desember 2022.

Keberlanjutan misi kemanusiaan untuk korban di Cianjur nantinya akan diwujudkan dalam beberapa aktivitas pengabdian masyarakat. Ini akan diselaraskan dengan program pengabdian masyarakat Unika Atma Jaya.

Data teranyar: jumlah korban meninggal 600 jiwa

Penderitaan korban gempa tidak selesai sampai pertolongan pertama. Bupati Kabupaten Cianjur Herman Suherman’menyampaikan data terbaru tentang jumlah korban.

“Banyak keluarga korban tidak melaporkan daftar anggota keluarganya yang meninggal   terkena dampak gempa. Setelah dilakukan pendataan ulang, jumlah korban meninggal dunia mencapai 600 orang. Itu tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Pacet, Cugenang, Cianjur, dan Warungkondang,” kata bupati di Cianjur, Senin (12/12).

Per tanggal itu, jumlah rumah rusak terkena dampak gempa Cianjur mencapai 56.480 unit terdiri:

  • 13.633 rumah rusak berat.
  • 16.059 rumah rusak sedang.
  • 26.856 rumah rusak ringan.

Perluni Atma Jaya

Tim relawan Komunitas Atma Jaya dipimpin oleh alumni yang dikoordinir oleh Perkumpulan Alumni Atma Jaya (Perluni UAJ). Tim ini menjadi kolaborasi sinergis dari alumni, mahasiswa, dosen, dan karyawan.

Kuncinya adalah kesediaan untuk melayani dalam gerakan berbelarasa kepada sesama. Ini dihayati oleh segenap tenaga relawan Unika Atma Jaya di Jakarta saat berkiprah membantu korban gempa Cianjur, Jabar. (Perluni Atma Jaya Jakarta)

Perluni UAJ menggandeng Unika Atma Jaya, Yayasan Atma Jaya, RS Atma Jaya, Klinik Atma Jaya, Organisasi Alumni Fakultas dan Organisasi Mahasiswa untuk tugas pengutusan atas nama Komunitas Atma Jaya Jakarta.

Selanjutnya, Komunitas Atma Jaya Jakarta bergabung dalam Pos Layanan Kemanusiaan Gereja St. Petrus Paroki Cianjur. Dikerjakan dalam format kerjasama dengan RS Carolus, Pemuda Katolik, Orang Muda Katolik (OMK), Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), WKRI, Perdhaki Jawa Barat, Kongregasi Suster SFS Sukabumi, Yayasan Kasih Bangsa, LDD-KAJ, Caritas Indonesia, OSIS SMA Mardi Yuana Cianjur, Seminari Tinggi St. Petrus Paulus, ORARI, Kongregasi Serikat Suster Puteri Kasih (PK), Palang Merah Indonesia (PMI), dan’ Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Lima kloter pengiriman tenaga relawan

Perluni UAJ memimpin lima kloter keberangkatan relawan dari Komunitas Atma Jaya Jakarta untuk belarasa terhadap korban gempa Cianjur.

Kelimanya yaitu:

  • Kloter 1: 23-27 November.
  • Kloter 2: 27 November–1 Desember.
  • Kloter 3: 1-4 Desember.
  • Kloter 4: 4-8 Desember.
  • Kloter 5: 8-12 Desember.

Relawan itu bergabung dengan Posko Layanan Kemanusiaan Gereja St. Petrus Paroki Cianjur yang diampu oleh Romo Bonefasius Budiman OFM dan Romo Gabriel Maing OFM.

Gereja Katolik St. Petrus Paroki Cianjur dibangun tahun 1931; beralamat di Jalan Siliwangi No  66  ianjur. 

Fokus tim adalah korban dari warga Paroki Cianjur, masyarakat sekitar gereja, korban yang   belum mendapat tenda pengungsian dan korban yang terdampak berat.

Ketua Perluni UAJ Michell Suharli melepas Kloter 1 dari Kampus Semanggi tanggal 22 November 2022.

Selanjutnya, Michell  bersama Pastor Atma Jaya Romo Stevanus Harry Yudanto Pr, Wakil   Ketua Umum Tarsisius Tukijan dan Bendahara Umum Irene Sinurat menandai berakhirnya misi Kloter 5 dengan pemasangan tenda belarasa di Pondok Pesantren Al-Mutamainah, Kampung Sarampad, Cianjur, tanggal 11 Desember 2022.

Kloter 5 pamit dari Paroki Cianjur, Gereja St. Petrus tanggal 12 Desember 2022.

Misi kemanusiaan hadirkan belarasa

Michell memaknai kegiatan kemanusiaan ini sebagai kesempatan bagi Komunitas Atma Jaya Jakarta menjadi berkat bagi sesama.

Kesiapsiagaan dan komitmen merupakan kunci keberhasilan kolaborasi sinergis; baik sesama unsur di dalam internal Atma Jaya maupun eksternal dengan berbagai elemen masyarakat.

Misi kemanusiaan adalah bagian dari tugas pengutusan kita untuk mengkonversi bencana alam menjadi peristiwa iman; untuk menyatakan kemuliaan Tuhan.

“Pendirian tenda belarasa menjadi simbol persaudaraan kita dalam kemanusiaan. Tenda, penyaluran donasi barang lain dan layanan kemanusiaan kepada sesama korban gempa di   Cianjur adalah cara kita menghadirkan Tuhan di tengah penderitaan manusia.

Bencana alam di luar kendali manusia. Bukan salah siapa dan tidak tahu terjadi kapan. Saya   yakin bahwa kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam misi kemanusiaan korban gempa di Cianjur,” kata Michell Suharli.

Dia katakan ini, sesaat setelah tenda belarasa berdiri di area persawahan milik Haji Dede pemimpin Pondok Pesantren Al-Mutamainah (11/12).

Melayani sesama dengan semangat belarasa penuh sukacita karena di sinilah Perluni UAJ bisa menghadirkan wajah Allah yang berbelas kasih. Dikerjakan dalam format kerjasama yang sinergis dengan tenaga sukarelawan lainnya. (Perluni Unika Atma Jaya)

Sangat berterimakasih

Haji Dede, pemilik Pondok Pesantren Al-Muthmainnah, Kampung Sarampad, Cugenang di Cianjur memuji kesiapsiagaan para relawan.

Ia mengucap syukur dan berterimakasih kepada relawan dari Gereja Santo Petrus.

“Karena sejak hari pertama gempa, tim medis sudah hadir menolong warga di sini. Korban tertua usia 95 tahun, beliau mendapat banyak jahitan dari tim medis yang dipimpin dr. Juanli dan bisa diselamatkan,” ungkapnya.

Haji Dede menerima langsung tambahan empat tenda besar berkapasitas 60-80 orang  dari Komunitas Atma Jaya Jakarta yang akan dipergunakan untuk para santri mengaji dan belajar  kembali.

Komunitas  Atma Jaya juga menyalurkan tujuh tenda ukuran sama ke berbagai daerah   terdampak bencana lain. 

Di samping itu, juga diserahkan ratusan ember, lampu darurat, terpal, matras, obat-obatan, makanan, minuman dan berbagai keperluan korban di tenda pengungsian.

Apreasiasi tinggi

Sementara, Wakil Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prajaka menyampaikan apresiasinya atas peran alumni sebagai motor tim belarasa peduli korban gempa Cianjur.

“Perluni UAJ semakin menunjukkan perannya sebagai alumni yang relevan dan berdampak;   dalam kesiapsiagaannya merespon bencana gempa di Cianjur,” kata Prajaka.

Tak lupa terimakasih atas sinergi yang sangat  kolaboratif antara sejumlah biro dan unit pendukung internal Atma Jaya: BKAK, BPPS, BAK, Biro Marketing. Serta koordinasi BEM KM UAJ dengan para ormawa di level Universitas dan fakultas: Medisar, KSR, Menwa, UPM, dan ormawa lain.

Sejak hari pertama gempa, Bendahara Umum Perluni UAJ Irene Sinurat sudah langsung  berada di Gereja Santo Petrus Cianjur.

Selanjutnya, ia menjalani fungsinya sebagai sekretaris umum yang bertugas berhubungan dengan BNPB dan  instansi pemerintah lain agar aktivitas di posko selalu diperbaharui dan terkordinasi. 

Puja-puji dari BNPB

Koordinasi ini menjadi vital untuk kelancaran penyaluran donasi dan kegiatan membantu korban gempa. BNPB menyampaikan apresiasi bagi relawan yang terlibat dalam penanganan Gempa Cianjur.

Direktur Kesigapan BNPB Pangarso Suryotomo menjelaskan, hadirnya para relawan dari   Cianjur maupun luar Cianjur sangat membantu dalam penanganan bencana.

“BNPB mendata hingga kini sudah terdata sekitar 10 ribu relawan yang telah berkontribusi dalam penanganan Cianjur. Setiap harinya yang bergerak sekitar empat ribuan dengan berbagai klaster sesuai kemampuan relawan masing-masing,” kata Pangarso di Pendopo  Kabupaten Cianjur. 

Pangarso menilai kolaborasi baik terjadi antara relawan Cianjur dan relawan luar Cianjur.   Terutama pemahaman lokasi dan adat kebiasaan masyarakat setempat, sehingga mengurangi kesalahpahaman dengan warga lokal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here