Puncta 22.11.20: Raja yang Merakyat

0
466 views
Ilustrasi: Buku Tahta untuk Rakyat Sri Sultan HB IX - Ist


HR. Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Allam
Matius 25:31-46

RAKYAT Ngayogyakarta Hadiningrat sangat bersyukur mempunyai raja yang dapat menjadi suri tauladan. Beliau adalah almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

HB IX adalah raja yang merakyat, sangat mengayomi rakyatnya dan hidup dekat dengan rakyat. Beliau sangat dicintai oleh rakyat Yogyakarta khususnya dan kita semua.

Beliau memiliki hobi nyetir mobil sendiri. Jarak Jakarta–Jogja ditempuh sendiri, waktu itu belum ada jalan tol. Walau ada sopir pribadi, tetapi kemana-mana lebih suka nyetir sendiri.

Beliau tidak segan-segan menolong orang yang numpang di mobilnya. Raja yang sangat bersahaja dan merakyat.

Bahkan karena itu pernah beliau kena tilang di daerah Pekalongan.

Buku Tahta Untuk Rakyat menggambarkan bagaimana kepribadian Sultan sebagai raja yang bijaksana dan membawa ketenteraman bagi rakyat.

Ketika Indonesia masih sangat muda dan anggaran negara habis untuk biaya perang dengan Belanda, Rakyat Yogyakarta melalui Sultan menyumbangkan dana sebesar 5 juta gulden.

Dengan murah hati Sultan berdiri di belakang NKRI. Seorang raja yang tidak berpikir demi kepentingan pribadi, tetapi demi kemakmuran Rakyat Indonesia.

Hari ini kita merayakan Tuhan Yesus Kristus Raja semesta alam. Kewibawaan Kristus sebagai raja justru menjelma dalam diri orang-orang kecil, miskin dan sederhana.

Yesus bukan raja yang membawa pedang untuk mengancam dan menakut-nakuti. Kristus tidak membawa pasukan perang dengan kekuatan senjata.

Yesus adalah raja yang dekat dan ada di tengah-tengah rakyat miskin, menderita, haus, lapar, tak punya tumpangan, telanjang, sakit dan tertindas.

Ketika raja itu mengadili orang, Ia seperti orang yang memisahkan domba dengan kambing.

Raja itu berkata, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”

Barang siapa menolong mereka yang lapar, haus, telanjang, orang asing dan di penjara, itu berarti menolong Sang Raja, Yesus sendiri. Mencintai orang miskin dan tertindas berarti mencintai Yesus.

Yesus berkata, “Segala sesuatu yang engkau lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Kita tidak perlu mencari jauh-jauh untuk menyembah raja. Mengasihi mereka yang miskin dan hina itu berarti juga mengasihi Yesus Sang Raja.

Marilah kita wujudkan sekarang dan di tempat kita masing-masing.

Senja meredup di malam temaram.
Bulan bersinar di balik mega-mega.
Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Hadir dalam diri saudara yang lemah papa.

Cawas, semangat dan optimis….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here