Rebutan Warisan

0
238 views
Pandawa dan Kurawa dalam Perang Bharatayuda by Ist.

Puncta 05.06.23
PW. St. Bonifasius, Uskup dan Martir
Markus 12: 1-12

SEBENARNYA Destarastra dan anak-anaknya hanya dititipi Kerajaan Astina. Ketika Pandu hampir mati, dia menitipkan kerajaan dan anak-anaknya kepada Destarastra, kakaknya. Pewaris kerajaan Astina yang sesungguhnya adalah para Pandawa.

Tetapi karena Pandawa masih kecil, saat ditinggal mati oleh ayahnya, maka diasuh oleh Destarastra.

Kerajaan juga dititipkan kepada Destarastra. Pandu berpesan ketika Pandawa sudah dewasa nanti, Kerajaan bisa diserahkan kepada mereka.

Tetapi Destarastra termakan oleh hasutan Sengkuni dan anak-anaknya sendiri. Sengkuni tidak ingin kerajaan diserahkan kepada Pandawa.

Maka dia mencari sejuta cara bagaimana menghabisi Pandawa, agar warisan kerajaan jatuh ke tangan Kurawa.

Berbagai macam tipu muslihat dipakai untuk membunuh Pandawa. Mereka membuat balai agung untuk pesta bagi para Pandawa. Ketika mereka tertidur lelap, “Bale Golo-golo” dibakar sampai ludes.

Durna juga membuat cara untuk menghancurkan Pandawa. Dia menyuruh Bima terjun ke dasar samudera untuk mencari “banyu suci perwita sari.”

Alih-alih Bima mati, malah dia bertemu dengan Sang Hyang Murbeng Rat.

Sengkuni mengajak Pandawa bermain dadu. Pandawa kalah total. Mereka dibuang ke hutan selama duabelas tahun. Kurawa berharap mereka mati dimakan binatang buas.

Aneka tipu daya dibuat untuk membunuh keturunan Pandu. Namun mereka tidak berhasil.

Dalam Injil, Yesus menceritakan perumpamaan tentang tuan pemilik kebun anggur dan para penggarap.

Ketika tiba musim panen, tuan itu menyuruh hamba-hambanya untuk menerima hasil kebun anggur.

Tetapi para hamba itu justru ditangkap, disiksa, dipukuli dan dibunuh. Akhirnya tuan itu mengutus putranya sendiri.

“Puteraku pasti akan mereka segani,” katanya.

Tetapi para penggarap itu malah berkata, “Dia itulah ahli waris. Mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.”

Mereka menangkap dan membunuh dia, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.

Yesus menyindir para imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua bangsa Yahudi yang menolak, menangkap, menyiksa dan membunuh ahli waris yang sesungguhnya. Yesus adalah Anak dari Pemilik kebun anggur yaitu Bapa.

Sikap iri hati para penggarap adalah akar masalahnya. Iri adalah dosa paling dalam karena berasal dari hati.

Dari sikap iri muncul kejahatan-kejahatan lainnya. Hati-hatilah jika kita menyimpan sikap iri hati.

Iri hati hanya punya satu tujuan; orang lain gagal, jatuh, terpuruk, menderita dan kita tertawa diatas penderitaannya.

Keliling kota Kendari dengan bersepeda,
Orang iri senang jika temanmu menderita.

Cawas, jangan pernah iri hati…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here