Rekoleksi di Kebun PSE Keuskupan Malang, Minyak Jelantah untuk Biodiesel

0
94 views
Wilayah X Paroki Katedral Malang: Peserta rekoleksi di Kebun PSE Malang. (Wilayah X)

“JADWAL rekoleksi di Rumah Bersama Kebun PSE Keuskupan Malang sudah mulai ada yang menindaklanjuti. utamanya dengan bahan APP Tahun 2024. Bahkan ada pula yang sudah pesan tempat untuk rekoleksi pada masa Paskah bulan April 2024. dengan materi rekoleksi yang lain, demikian disampaikan tenaga teknis Kebun PSE Philipus Sapto Waluyo.

Minggu, 3 Maret 2024, hadir rombongan dari Wilayah X Paroki Katedral Malang dengan 43 peserta. mereka mengikuti rekoleksi dengan nara sumber Manager HPS Keuskupan Malang: Romo Agustinus Galuh Wicaksono.

Materi yang disampaikan Romo Galuh sekitar bahan APP 2024 Keuskupan Malang. dengan tema: “Menciptakan Tata Ekonomi Baru” untuk kelompok dewasa. yang menekankan pada mencintai bumi; merawat dan menjaga kelestariannya. Tuhan Allah menganugerahkan alam semesta kepada umat manusia sebelum manusia diciptakan.

Iklan dari Kebun Komisi PSE Keuskupan Malang. (Wilayah X)
Romo Galuh Or menjadi fasilitator rekoleksi warga Wilayah X Paroki Katedral Malang. (Wilayah X)

Ekonomi yang mengejar keuntungan melalui proses produksi dan perdagangan penting, tapi menjaga ekosistem lingkungan hidup juga penting dan tidak dapat diabaikan atau ditinggalkan. 

Tugas kita untuk merawat dan menjaga lingkungan hidup agar lestari. Serta tidak mengotorinya dengan aneka sampah; termasuk yang mengakibatkan polusi udara.

Sampah bisa berasal dari rumahtangga keluarga kita masing-masing. Juga dari sekitar lingkungan kita, perilaku hidup kita di jalan. Bahkan dari pabrik-pabrik yang sudah mengantongi amdal.

Beberapa video pencemaran lingkungan di pantai ditunjukkan kepada peserta dan akibat dari pencemaran yang diakibatkan oleh ulah manusia sangat mengganggu hidup manusia serta mengorbankan sumberdaya pariwisata. 

Ensiklik Laudato Si‘ Paus Fransiskus yang disiarkan tahun 2015 dan Seruan Apostolik Laudate Deum disinggung dan disampaikan kepada para peserta rekoleksi. 

Mendengarkan paparan tTnaga Teknis PSE Keuskupan Malang dalam sesi rekoleksi di Kebun PSE. (Wilayah X)

Laku tobat

Pada sesi kedua, tenaga teknis Rumah Bersama Kebun PSE lebih banyak mengajak peserta rekoleksi untuk laku tobat dengan memilah-milah sampah dari rumah tangga masing-masing. Sampah organik dikumpulkan di tempat sendiri untuk dijadikan kompos tanaman, sampah non-organik di tempat sendiri untuk disampaikan ke pengepul.

Perilaku berbelanja di pasar tradisional juga mendapat penekanan: agar membawa keranjang atau tempat sendiri dari rumah. Ini karena mengingat banyak pedagang di pasar tradisional justru membungkus barang belanjaan dengan kantong plastik.

Padahal di pasar modern, penggunaan tas-tas plastik sudah berkurang. Atau setidaknya penjual bertanya lebih dahulu kepada pembeli, apakah perlu bungkus atau tidak. Kalau pembeli menjawab dengan tidak, maka tidak ada bungkus plastik.

Para peserta rekoleksi dari Wilayah X Paroki Katedral Malang di Kebun Komisi PSE Malang di kawasan Lawang. (Wilayah X)
Umat Katolik Wilayah X Paroki Katedral Malang menikamti sesi rekoleksi bertema merawat bumi, mencintai alam di Kebun Komisi PSE Keuskupan Malang di wilayah Lawang. (Wilayah X)

Minyak jelantah untuk bahan membuat biodiesel

Juga disampaikan bagaimana cara mengatasi limbah minyak jelantah dari dapur rumahtangga masing-masing.

Kalau minyak jelantah ini langsung dibuang dari dapur lewat wastafel atau saluran air kotor, maka hal itu akan dapat mencemari lingkungan sekitar sendiri: saluran air bisa macet, menimbulkan bau menyengat tidak enak di sekitar tempat tinggal, serta pencemaran air tanah di lingkungan sekitar.

Padahal residu penggorengan masih dapat diolah menjadi biodesel di tangan ahlinya. Maka peserta diimbau mengumpulkan jelantah rumah tangga kepada salah satu peserta yang bersedia untuk kemudian dikirim ke pengepul lainnya dan bisa mendapatkan reward berupa gula, minyak goreng atau beras dengan takaran tertentu.

Selanjutnya peserta rekoleksi diajak ke kebun untuk praktik menanam, bahan tanam sudah disiapkan berupa: tanah subur, sekam padi, pupuk organik cair dan bibit cabe serta seledri dalam pot-pot kecil. Salah satu tenaga teknis mengajari bagaimana menanam mulai dari mengambil tanah, mengambil bibit tanaman, menaruhnya serta menimbun dengan tanah dan sekam padi serta menyiram air.

Sambil berkelakar, seorang tenaga teknis menyampaikan, “Ke depan tidak perlu takut lagi dengan harga cabe yang mahal, kalau di rumah masing-masing berkenan menanam cabe,” Disampaikan kepada ibu-ibu peserta rekoleksi yang antusias menanam cabe.

Pada bagian penutup rekoleksi, Ketua Rombongan Wilayah X Francisca Mega menyampaikan demikian. Untuk menindaklanjuti sikap ‘tobat’ kita dan untuk menciptakan tata ekonomi baru sesuai tema APP dan rekoleksi kita, maka dianjurkan semua umat wilayah X mengumpulkan minyakjelantah di botol bekas. Pengumpulannya akan dibantu u Susi dan Bu Popi.

Semoga wilayah X bisa memulai aksi nyata dalam pengembangan dan kelestarian ekologis kita sebagai wujud cinta kita pada Allah.

Foto: Dokumentasi wilayah X.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here