Renungan Harian 10 November 2020: Panutan

0
482 views

DALAM pertemuan dengan para orang tua calon komuni pertama, saya mengajak para orang tua untuk sharing tentang pendampingan anak. Sharing menjadi ajang curhat bagi para ibu-ibu tentang kesulitan mereka mendampingi anak-anak mereka.
 
Ada satu ibu yang sharing tentang perilaku anaknya yang mengejutkan dirinya. Ibu itu bercerita, suatu ketika ia menjemput anaknya yang waktu itu kelas 2 SD. Ketika dijemput ternyata anak itu masih di kelas karena dia belum selesai mencatat tugas. 

Ketika ibu itu sampai di pintu kelas, anak itu teriak: “nDuk, (panggilan untuk anak perempuan jawa) tunggu ya, aku belum selesai.” Ibu itu terkejut anaknya memanggil seperti itu, demikian juga dengan ibu gurunya. “Nak, itu mama, gak boleh panggil begitu, harus panggil mama ya,” kata ibu guru kepada anak itu.
 
“Ibu, mama itu kalau dipanggil mama gak akan dengar tetapi kalau dipanggil nduk, pasti dengar,” jawab anak itu. “Masak mama seperti itu, mungkin sayang kurang keras panggil mamanya,” ibu guru itu menasehati. “Ibu, kalau saya minta minum, saya sudah teriak panggil mama, tetapi mama tidak dengar. Kalau papa panggil mama, nduk, pelan aja, mama pasti dengar. Jadi kalau panggil mama itu lebih mudah dengan panggilan nduk,” anak itu menjelaskan.
 
Dari pengalaman di atas menunjukkan betapa anak-anak mudah meniru apa yang orang tua perbuat. Oleh karena itu perilaku orang tua harus bisa menjadi teladan bagi anak-anak. Sebagaimana pesan st. Paulus kepada Titus: ” Nasihatilah mereka, supaya menguasai diri dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.”
 
Bagaimana dengan aku? Adakah aku selalu bisa menjadi teladan bagi orang muda?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here