Renungan Harian 25 Oktober 2020: Kasih

0
544 views
Paus mencium kaki para pemimpin Sudan. (Bangkok Post)


Hari Minggu Biasa XXX
Bacaan I:Kel. 22: 21-27
Bacaan II: 1Tes 1: 5c-10
Injil: Mat. 22: 34-40
 
BEBERAPA waktu lalu, dalam sebuah perjumpaan dengan para pemimpin Sudan, Sri Paus Fransiskus, mencium kaki para pemimpin Sudan tersebut.

Sebagaimana diketahui bahwa Sudan dilanda perang saudara yang tidak berkesudahan. Sri Paus meminta agar pemimpin ke dua kubu untuk menghentikan perang saudara dan berdamai.

Permintaan Sri Paus itu diikuti dengan tindakan mencium kaki para pemimpin Sudan tersebut.
 
Tindakan Sri Paus itu menjadi berita yang luar biasa. Seorang pemimpin umat katolik dunia mencium kaki para pemimpin politik dari sebuah negara.

Sebuah tindakan yang tidak dipikirkan oleh para pemimpin dunia mana pun.
 
Tindakan Sri Paus adalah sebuah tindakan simbolik yang mau menyatakan bahwa konflik hanya bisa diselesaikan dengan saling merendahkan diri.

Di dalam perendahan diri itulah ada kasih yang mendalam. Dengan perendahan diri tidak ada lagi saling menyalahkan dan saling merasa lebih berhak.
 
Di samping hal itu dengan tindak simbolik itu Sri Paus menyatakan permintaan yang tulus untuk alasan cinta dan kemanusiaan.

Perang telah menjadikan martabat manusia dihilangkan karena dalam perang tidak ada lagi cinta yang ada adalah kebencian.

Dengan itu Sri Paus menegaskan bahwa perhatian utama beliau adalah kasih.

Beliau mau menyatakan bahwa setiap manusia berhak mendapatkan kasih, dan mengajak semua orang untuk memberikan kasih itu.
 
Dengan tindakan itu Sri Paus dengan tegas menyatakan bahwa Gereja (agama) tidak melibatkan diri dalam politik praktis tetapi Gereja (agama) mengutamakan dan mengusahakan kasih.

Sebuah sistem dan atau struktur apapun harus berlandaskan dan bertujuan pada kasih.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan Matius: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
 
Aku yang mengaku sebagai orang beragama dan bertuhan, adakah dalam hidupku selalu memancarkan kasih?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here