Sering Salah Paham

0
232 views
Ilustrasi: Konflik antara suami-isteri dalam keluarga muda. (Ist)

SALAH paham sering terjadi dalam kehidupan bersama. Suami-isteri yang sudah hidup bersama bertahun-tahun pun masih sering salah paham.

Salah paham itu bisa menjengkelkan. Kadang malah menyebabkan konflik. Namun, sering lucu juga.

Mengawali belajar bahasa asing sering diwarnai salah paham, lebih-lebih tatkala bahasa asing itu sangat sulit. Misalnya, bahasa Kanton yang kosa katanya mempunyai enam tonasi.

Beda tonasi berarti beda arti. Maksudnya mengatakan “Tuhan,” yang keluar dari mulut malah “babi.”

Bayangkan, betapa lucunya doa itu. Mosok memohon kepada babi? Atau memuji babi?

Khalayak pendengar Yesus pun terjangkit salah paham. Setelah mengalami mukjizat pergandaan roti dan ikan, mereka ingin mengangkat Yesus sebagai raja (bdk. Yoh 6: 15).

Mukjizat itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah roti hidup. Orang diajak percaya kepada-Nya, supaya memperoleh hidup yang kekal. Tidak perlu, mereka mengangkat-Nya sebagai raja, karena Dia adalah raja dari kekal sampai kekal.

Salah paham itu masih terjadi sampai kini. Misalnya, ada orang yang berdoa dan ingin supaya Tuhan menuruti keinginannya. Sebagian mogok berdoa atau menggereja, karena permintaannya tidak kunjung dikabulkan.

Berdoa itu pertama-tama ungkapan iman. Yang menjadi pusat adalah Tuhan; bukan manusia. Tuhan sepenuhnya mengerti manusia dan kebutuhannya.

Sayang, dalam doa-doanya, banyak orang sering salah paham.

Jumat, 29 April 2022
Peringatan Santa Katarina dari Siena

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here